Suara.com - Pasukan TNI disebut menguasai Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua dan menghalangi akses masuk ke wilayah tersebut. Informasi itu lantas dibantah Kepala Penerangan Kogabwilhan III Kolonel CZI IGN Suriastawa.
Suriastawa menyebut pihak TNI sama sekali tidak melarang siapapun masuk ke Distrik Hitadipa. Justru dia mengklaim TNI mengizinkan siapapun untuk melihat kondisi di sana.
"Tidak ada yang melarang, malah justru diharapkannya ikut ke sana biar melihat faktanya," kata Suriastawa saat dihubungi Suara.com, Selasa (3/11/2020).
Sebelumnya, pasukan TNI disebut menguasai Distrik Hitadipa, Intan Jaya pasca warga setempat memilih mengungsi karena ketakutan melihat Pendeta Yeremias Sanambani dibunuh pada September 2020. Akses untuk masuk ke wilayah tersebut pun menjadi sulit bahkan bupati setempat pun dikabarkan mengalami penekanan.
Anggota Tim Kemanusiaan untuk Papua, Ambrosius Mulait menjelaskan pasukan TNI mulai menduduki Distrik Hitadipa pasca meninggalnya Pendeta Yeremias di kandang babi. Pendeta itu diduga dibunuh oleh oknum anggota TNI.
Karena ketakutan melihat kondisi Pendeta Yeremias, warga Distrik Hitadipa pun banyak yang mengungsi ke berbagai tempat termasuk ke hutan. Para warga yang mengungsi itu belum dapat didata guna diberikan bantuan lantaran akses untuk masuk pun sulit.
"Jadi kondisi kampung Hitadipa ini dikuasai oleh aparat militer sehingga akses masuknya agak sulit bahkan bupati juga ditekan," kata Ambrosius di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Senin (2/11/2020).
"Akses bantuannya sulit karena pihak bupati Intan Jaya juga ditekan," tambahnya.
Ambrosius menduga kalau penguasaan TNI di distrik Hitadipa itu ada hubungannya dengan pembangunan perusahaan tambang. Pasalnya, pola yang terjadi di Hitadipa itu serupa dengan yang terjadi di Timika dan Kampung Banti.
Baca Juga: Tim Kemanusiaan Papua: TNI Kuasai Hitadipa Demi Amankan Perusahaan Tambang
Di sana juga, warga setempat digusur dengan cara dihadapkan oleh aparat keamanan yang melakukan kontak senjata.
Hal serupa juga dirasakan ketika ada perusahaan tambang yang hendak masuk ke Intan Jaya.
"Hal yang sama terjadi di Intan Jaya dan basis yang mau bangun salah perushaaan besar itu ada perusajaan tambang wilayahnya itu termasuk di Intan Jaya," ungkapnya.
"Jadi proses penembakan ini tidak terlepas dari kepentingan salah satu perusahaan yang mau masuk di wilayah itu juga."
Berita Terkait
-
Aktivis Papua Sebut Massa Penggeruduk Kantor ICW dkk Kelompok Binaan: Ada Intel Juga Sering Gabung
-
'Mereka yang Dilumpuhkan', Kesaksian Aktivis Papua Dijerat UU ITE dan Pasal Makar
-
PUSAKA Ungkap 26 Dugaan Pelanggaran HAM Terjadi di Papua Selama Tahun 2022 Terkait Aksi Penolakan DOB
-
Ratusan Mahasiswa Geruduk DPR RI, Tolak Otsus dan Pemekaran Papua
-
Minta Pemekaran Papua Jadi 7 Provinsi, Gubernur Lukas Enembe Dicap Pengkhianat
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Mafindo Ungkap Potensi Tantangan Pemilu 2029, dari AI hingga Isu SARA
-
Bilateral di Istana Merdeka, Prabowo dan Raja Abdullah II Kenang Masa Persahabatan di Yordania
-
August Curhat Kena Serangan Personal Imbas Keputusan KPU soal Dokumen Persyaratan yang Dikecualikan
-
Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Kutuk Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Sebut Serangan Mengerikan
-
Usai Disanksi DKPP, Anggota KPU Curhat Soal Beredarnya Gambar AI Lagi Naik Private Jet
-
Dua Resep Kunci Masa Depan Media Lokal dari BMS 2025: Inovasi Bisnis dan Relevansi Konten
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
Mensos Ungkap Alasan Rencana Digitalisasi Bansos: Kurangi Interaksi Manusia Agar Bantuan Tak Disunat