Suara.com - Trump dan Biden telah mengamankan suara dari beberapa negara bagian AS. Negara bagian kunci seperti Ohio dan Florida dimenangkan Donald Trump, sementara suara dari Pennsylvania masih belum keluar.
Sekitar 100 juta warga AS telah memberikan suara lebih awal melalui surat atau secara langsung dalam Pemilu AS 2020.
Donald Trump, kandidat dari Partai Republik telah memenangkan negara bagian Florida, Texas, Ohio, Kentucky, Kansas, Louisiana, Indiana, Wyoming, Virginia Barat, Carolina Selatan, Idaho, Alabama, Mississipi, Tennessee, Oklahoma, Arkansas, Dakota Selatan, Dakota Utara, Missouri, Nebraska, Iowa dan Montana.
Sementara Joe Biden telah menyegel kemenangan di negara bagian Hawaii, Minnesota, Colorado, New Mexico, California, New Hampshire, Oregon, Vermont, Virginia, Washington, Rhode Island, New York, New Jersey, Massachusetts, Maryland, Illinois, Delaware dan Connecticut, serta District of Columbia.
Jajak pendapat menunjukkan dengan jelas ke kubu mana 38 suara dari 50 negara bagian akan berlabuh. Yang paling dinanti adalah “negara bagian kunci” yang diperebutkan secara ketat seperti Pennsylvania, Michigan, dan Arizona.
Pilpres paling berpengaruh?
Pemilu kali ini banyak disebut sebagai pemilihan presiden paling berpengaruh, karena dibayangi oleh wabah virus corona, kelesuan ekonomi, ketegangan rasial dan perasaan bahwa masa depan demokrasi tengah dipertaruhkan.
Warga AS yang berhak memberikan suara mereka sebelumnya telah berbondong-bondong mendatangi tempat pemungutan suara di seluruh negeri.
Mereka telah mengantre bahkan sebelum matahari terbit untuk memberikan suara mereka pada hari pemilu. Para pemilih ini mengantre dan berbaris sambil menjaga jarak aman, di sekitar sekolah, stadion, dan gereja.
Baca Juga: Ayatollah Ali Khamenei Mengolok-olok Pemilihan Presiden Amerika Serikat
Beberapa dari mereka bahkan ada yang rela berkendara selama 5 jam untuk bisa memberikan suaranya.
Berdasarkan lembaga survei AP VoteCast, para pemilih kemungkinan menyebut krisis kesehatan masyarakat sebagai masalah bangsa yang paling penting, diikuti oleh masalah ekonomi.
Ada lebih sedikit pemilih yang menyebutkan keprihatinan akan masalah perawatan kesehatan, rasisme, penegakan hukum, imigrasi, atau perubahan iklim.
Twitter dan Facebook tangguhkan akun berita "penyebar disinformasi' Twitter Inc dan Facebook Inc pada Selasa (03/11) menangguhkan beberapa akun-akun berita baru yang mengunggah informasi seputar pemungutan suara dalam Pemilu AS.
Akun-akun berita yang kebanyakan condong ke sayap kanan itu dinilai melanggar kebijakan dua perusahaan teknologi besar tersebut.
Twitter mengatakan akun-akun itu telah ditangguhkan karena melanggar kebijakan terkait “koordinasi” dengan mengunggah konten yang identik, padahal tampil sebagai akun independen, atau terlibat dengan perilaku otomatis akun lain secara diam-diam.
Tag
Berita Terkait
-
Rupiah Makin Ganas, Dolar AS Keok Imbas Penutupan Pemerintahan Trump?
-
Shutdown AS Terjadi Lagi! Inilah 7 Fakta Penting yang Harus Anda Tahu
-
Foto Prabowo Jadi Alat Propaganda Israel di Papan Reklame, Dukung Rencana Trump di Gaza
-
Kekayaan Tony Blair yang Ditunjuk Jadi Pemimpin Sementara Gaza
-
Erdogan Klaim Pertemuan dengan Trump Hasilkan Kemajuan, Apa Saja yang Dibahas?
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Ini Alasan Kejagung Periksa Petinggi GoTo dalam Perkara Dugaan Korupsi Pengadaan Chromebook
-
FSGI Kecam Rencana Perbaikan Ponpes Al Khoziny Pakai Dana APBN: Lukai Rasa Keadilan Korban!
-
Krisis Politik di Madagaskar Memanas, Presiden Rajoelina Sebut Ada Upaya Kudeta Bersenjata
-
Kasus Korupsi Digitalisasi Pendidikan: Para Petinggi BUMN Ini Mulai Diselidiki Kejagung
-
18 Profesor Hukum Bela Hasto, Minta MK Rombak Pasal Kunci Pemberantasan Korupsi
-
GIPI Soroti Pungutan Wisman dalam Revisi UU Kepariwisataan: Industri Wisata Bisa Terdampak
-
Momen Tepuk Sakinah Wali Kota Tegal Bikin Jokowi Ngakak, Nikahi Gadis Solo dengan Saksi Presiden
-
Mendorong Pertumbuhan Industri Halal yang Inklusif dan Berdaya Saing di ISEF 2025
-
Driver Ojol Ditemukan Tewas di Rumahnya, Warga Cium Bau Tak Sedap dari Dalam Kamar
-
Truk Tangki Pertamina Meledak di Kemanggisan, Warga Panik dan Kocar-Kacir Tengah Malam