Suara.com - Indonesia Corruption Watch atau ICW menemukan sejumlah laporan warga di berbagai daerah yang mengungkapkan bahwa banyak kesalahan data penerima bantuan sosial selama pandemi Covid-19.
Divisi Pelayanan Publik dan Reformasi Birokrasi ICW, Dewi Anggraini mengatakan temuan itu didapatkan langsung dari warga yang dikumpulkan oleh 11 mitra ICW di berbagai daerah.
"Informasi yang kami temukan dalam pemantauan dengan 11 mitra ICW di daerah, nah hal yang paling sering ditemukan dan dikeluhkan langsung oleh warga adalah terkait data jadi mereka sudah mengecek bahwa mereka seharusnya menerima bansos tetapi tidak menerima," kata Dewi dalam Diskusi Publik: Menyelisik Anggaran Penanganan Covid-19 dan Upaya Pencegahan Korupsinya, Jumat (6/11/2020).
Dewi menyebut hal tersebut diakibatkan oleh banyaknya penerima bansos yang berhak namun tidak tercatat di dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial.
"Jadi hal seperti pendataan DTKS dan non-DTKS yang tidak muthakhir atau tidak update," jelasnya.
Selain itu, ICW juga menemukan adanya pungutan liar oleh oknum pengurus wilayah yang terjadi di Jakarta.
"Pungutan liar ini bahkan terjadi di Jakarta, ditemukan ada pelapor yang mengatakan RT/RW meminta uang Rp 10 ribu kalau penerima bansos ini menerima bansos dari pemerintah setengahnya, kalau mau diterima full penerima bansos harus membayar Rp 20 ribu," ungkap Dewi.
Oleh sebab itu, ICW meminta pemerintah baik pusat maupun daerah untuk transparan dengan anggaran yang digunakan baik untuk penanganan kesehatan maupun pemulihan ekonomi akibat Covid-19.
"Bagaimana publik mau membantu mengawasi anggaran sehingga tak terjadi penyelewengan kalau tidak diinformasikan dengan detail," pungkas Dewi.
Baca Juga: Monkey Forest Ubud Kembali Dibuka
Berita Terkait
-
Dituntut 11 Tahun Penjara, Nikita Mirzani Buka Data ICW Terkait Tuntutan Ringan ke Koruptor
-
ICW Sebut MBG 'Pintu Awal Korupsi', Sedot Anggaran Pendidikan dan Untungkan Korporasi
-
Suara Ibu Indonesia Tolak Militer Masuk Dapur MBG: Tugas Mereka Bukan Urusi Gizi Anak Sekolah!
-
Korupsi Menggila di Desa! ICW Ungkap Fakta Mencengangkan Sepanjang 2024
-
Tren Penindakan Korupsi 2024 Anjlok, Kerugian Negara Justru Meroket
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
Terkini
-
Melejit di Puncak Survei Cawapres, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tertarik Politik
-
Korupsi CPO: Pengacara 3 Raksasa Sawit Minta Dibebaskan, Gugat Dakwaan Jaksa
-
Kapolda Metro Jaya Perintahkan Propam Tindak Polisi Pelaku Catcalling di Kebayoran Baru
-
Hujan Deras Bikin Jakarta Macet Parah, Dirlantas Polda Metro Turun Langsung ke Pancoran
-
Pulangkan 26 WNI Korban Online Scam di Myanmar, Menteri P2MI: Jangan Tergiur Tawaran Kerja Ilegal
-
OC Kaligis Sebut Sidang Sengketa PT WKM dan PT Position Penuh Rekayasa, Ini Alasannya
-
Jerat Utang Whoosh: DPD Peringatkan PT KAI di Ambang Krisis, Kualitas Layanan Terancam Anjlok
-
Biaya Haji Tahun 2026 Ditetapkan Rp87 Juta, Wamenhaj: Harusnya Naik Rp2,7 Juta
-
Jejak Pemerasan Rp53 M di Kemnaker: KPK Geledah Rumah Eks Sekjen Heri Sudarmanto, 1 Mobil Disita
-
Presiden Prabowo Panggil Dasco Mendadak Tadi Pagi, Bahas Apa?