Suara.com - Akun Twitter Bravo Bea Cukai yang merupakan partner dari Kemenkeu dan Bea Cukai RI kedapatan berkata kasar kepada warganet.
Kata-kata kasar yang dimaksud adalah gblk (gobl*k) yang terungkap setelah foto tangkapan layar cuitan tersebut diunggah oleh akun @txtdrpemerintah.
"Baca sendiri sono pasal 4 secara utuh gblk," tulis Bravo Bea Cukai di akun Twitternya @bravobeacukai, Jumat (27/11/2020).
Setelah kicauan itu tertangkap basah dan viral gara-gara diunggah akun @txtdrpemerintah, pengelola akun Bravo Bea Cukai akhirnya meminta maaf.
"Kami dari Bravo Bea Cukai menyampaikan permohonan maaf atas kekeliruan yang telah agent kami lakukan. Hal tersebut tidak kami benarkan dan tidak mencerminkan layanan Bravo Bea Cukai secara keseluruhan," terang Bravo Bea Cukai.
Sontak, permintaan maaf tersebut menjadi bahan tertawaan warganet yang membanjiri kolom komentar akun @txtdrpemerintah.
"Tidur min, senin dipanggil atasan," kelakar salah seorang warganet kepada Bravo Bea Cukai.
Sementara akun @leinbow*** malah numpang menyampaikan uneg-uneg perihal kinerja Bea Cukai.
"Mau sekalian tanya, saya order barang2 dr korea, tp ketika sampai di rumah hampir semua produk di buka plastik warp nya. Padahal itu milik customer saya. Bea cukai periksanya gimana? Apa gabisa buka satu saja terus pakaikan ulang plastiknya yg rapi. Bikin saya rugi," kata dia.
Baca Juga: Profil dr. Reza Gladys Prettyani Sari Terlengkap
Ditelusuri Suara.com, pengelola akun Bravo Bea Cukai melemparkan kata-kata kasar tersebut saat membahas tentang barang yang dilarang untuk diimpor. Barang yang dimaksud lebih spesifiknya adalah alat bantu seksual.
Bravo Bea Cukai dengan tegas mengatakan bahwa atat tersebut mengandung unsur pornografi yang dilarang untuk diimpor.
"Berdasarkan Pasal 4 ayat (1) UU No 44 tahun 2008 tentang Pornografi bahwa barang yang mengandung unsur pornografi/melanggar kesusilaan DILARANG UNTUK DIIMPOR," tulis akun Bravo Bea Cukai.
Atas unggahan itu, Bravo Bea Cukai beradu argumen dengan warganet sehingga terlemparlah kata-kata kasar itu.
Berita Terkait
-
Skandal Terlupakan? Sepatu Kets asal Banten Terpapar Radioaktif Jauh Sebelum Kasus Udang Mencuat
-
Nessie Judge Minta Maaf soal Junko Furuta, Netizen Jepang Ingatkan Hal Ini
-
Viral Ustaz Yusuf Mansur Mau Beli YouTube dan Ganti jadi YouSufe, Dinar Candy: Halo BNN
-
Nama Indy Barends Trending di X Karena RM BTS, Begini Reaksi Manajer
-
Cerita Personel Elephant Kind Dapat Ancaman Pembunuhan di London
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Zahaby Gholy Starter! Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
Terkini
-
DPR Dukung BGN Tutup Dapur SPPG Penyebab Keracunan MBG: Keselamatan Anak-anak Prioritas Utama
-
BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem Selama Seminggu, Jakarta Hujan Lebat dan Angin Kencang
-
Setelah Gelar Pahlawan, Kisah Soeharto, Gus Dur, hingga Marsinah akan Dibukukan Pemerintah
-
Dari Kelapa Gading ke Senayan: Ledakan SMA 72 Jakarta Picu Perdebatan Pemblokiran Game Kekerasan
-
Terungkap! Terduga Pelaku Bom SMA 72 Jakarta Bertindak Sendiri, Polisi Dalami Latar Belakang
-
Skandal Terlupakan? Sepatu Kets asal Banten Terpapar Radioaktif Jauh Sebelum Kasus Udang Mencuat
-
GeoDipa Dorong Budaya Transformasi Berkelanjutan: Perubahan Harus Dimulai dari Mindset
-
Usai Soeharto dan Gus Dur, Giliran BJ Habibie Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan Nasional
-
PN Jaksel Tolak Praperadilan PT Sanitarindo, KPK Lanjutkan Proses Sidang Korupsi JTTS
-
Dimotori Armand Maulana dan Ariel Noah, VISI Audiensi dengan Fraksi PDIP Soal Royalti Musik