Suara.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah mengusulkan batasan usia memiliki akun media sosial yaitu 17 tahun.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, dalam diskusi virtual Rancangan Uncang-Undang Data Pribadi atau RUU PDP dengan tema “Melindungi Jejak Digital dan Mengamankan Data Pribadi”.
Rancangan Undang-Undang tersebut memberikan syarat dan mekanisme yang melibatkan orang tua ketika anak di bawah usia 17 tahun akan membuat akun media sosial. Jika mekanisme ini diterapkan, maka tentunya akan ada lebih banyak tahapan yang harus dilewati ketika anak di bawah batas usia tersebut saat membuka akun media sosial.
Batasan usia ini sebenarnya mengadopsi dari General Data Protection Regulation (GDPR), Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi di Uni Eropa.
GDPR menetapkan usia batasan yaitu usia 16 tahun anak dapat memberikan persetujuan, dan secara sah diakui, untuk masuk dunia digital. Di bawah usia tersebut, GDPR menetapkan harus ada persetujuan dari orang tua bagi anak untuk membuat akun media sosial.
Jadi, sebaiknya anak yang belum cukup usia memang tidak perlu dibuatkan akun media sosial karena di ruang digital, anak itu akan berinteraksi dengan orang-orang yang usianya terpaut jauh.
Dampak Buruk Penggunaan Media Sosial
Penggunaan media sosial, jika tidak digunakan dengan baik, maka tentunya akan memberikan dampak negatif sosmed untuk anak di bawah umur. Adapun dampak negatif secara umum lainnya adalah sebagai berikut:
- Anak dapat terpapar konten yang tidak pantas seperti foto atau video yang kejam, agresif, kasar, atau seksual dan provokatif;
- Memungkinkan anak untuk berbagi informasi pribadi dengan orang asing seperti nomor telepon, tanggal lahir, hingga alamat rumah;
- Terjadi perundungan siber;
- Terpapar terlalu banyak iklan dan pemasaran bertarget;
- Mengalami pelanggaran data seperti menjual data pribadi ke organisasi lain.
Jadi, kenapa usia pengguna medsos di RUU PDP dibatasi 17 tahun? Jawabannya adalah karena di bawah umur sangat membutuhkan dukungan dan pendidikan dalam mengembangkan keterampilan mengelola penggunaan media sosial.
Baca Juga: Cerita Para Guru soal Bantuan Kuota Internet : Sungguh Terasa Manfaatnya
Selain penetapan aturan batasan umur, sebenarnya ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk membantu anak di bawah umur belajar menggunakan situs media sosial secara bertanggung jawab.
Seperti berteman atau mengikuti akun media sosial anak dengan kesepakatan, menetapkan jadwal dan waktu untuk istirahat dari penggunaan media sosial dalam setiap hari, memastikan anak untuk mengaktifkan akun privasi demi adanya batasan akses ke informasi pribadi.
Serta menonaktifkan lokasi agar tidak disalahgunakan oleh pengguna lain yang bermaksud jahat. Dan jangan lupa sebagai orang tua, Anda harus mengawasi penggunaan aplikasi atau situs website oleh anak yang tidak seharusnya diakses.
Kontributor : Rishna Maulina Pratama
Berita Terkait
-
Viral Kuota Internet 50 GB Gratis Jelang Hari Kemerdekaan, Begini Penjelasan Resminya
-
Wamen Nezar Patria Sebut Pentingnya Digitalisasi buat Pengembangan Wilayah, Kenapa?
-
Tuntutan Berat untuk Eks Pegawai Kominfo: Denda Miliaran dan Penjara hingga 9 Tahun di Depan Mata
-
Diperiksa di Bui, Plate Lempar Tanggung Jawab Proyek PDNS ke Bawahan yang Jadi Tersangka
-
Masih Penasaran Video Andini Permata? Salah Klik, Data Pribadi Ludes Disikat Hacker
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu