Suara.com - Penyebab keluarnya Jakarta dari jajaran 10 kota termacet di dunia tidak hanya kebijakan perbaikan transportasi dari Gubernur Anies Baswedan semata. Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung sampai sekarang juga menjadi salah satu penyebabnya.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo menjelaskan, selama masa pandemi, diberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat demi mencegah penularan Covid-19. Mulai dari pembatasan kapasitas angkutan umum hingga jam kerja perkantoran.
"Di hulu pengaturan jam kerja, ada WFH, di sisi hilir ada Pembatasan jam operasional angkutan, pembatasan kapasitas angkutan," ujar Syafrin kepada wartawan, Kamis (21/1/2021).
Syafrin Jakarta cukup berhasil melakukan pembatasan kegiatan masyarakat ini. Sebab, kebijakan yang dibuat berkesinambungan dan berbarengan diterapkannya.
"Kebijakan berjalan seiring sekalian sehingga efektif," jelasnya.
Tak hanya masa pandemi yang membuat mobilitas masyarakat berkurang, Syafrin menyebut kebijakan integrasi transportasi massal juga membuat kemacetan berkurang. Masyarakat menjadi beralih menggunakan kendaraan umum ketimbang pribadi.
"Selain itu juga fokus pada integrasi angkutan umum melalui program JakLingko dan Penataan Kawasan Stasiun serta mengedepankan prinsip kolaborasi dengan Masyarakat langsung dalam setiap kegiatan," pungkasnya.
Diketahui, DKI Jakarta dinyatakan telah keluar dari kota termacet di dunia versi tom tom traffic index. Dari 416 kota, ibu kota kini menempati peringkat ke 31 dengan tingkat kemacetan mencapai 36 persen.
Berdasarkan laman tom tom, Jakarta sudah masuk 10 besar kota termacet sejak tahun 2017. Dari peringkat empat, lama kelamaan angkanya membaik jadi urutan tujuh di 2018, 10 saat 2019 dan terakhir tahun 2020 keluar jadi 31.
Baca Juga: Wagub DKI Puji Anies Setelah Jakarta Keluar dari Kota Termacet di Dunia
Berita Terkait
-
Pemprov DKI Sulit Penuhi Subsidi Transjakarta Setelah DBH Dipangkas Pusat, Kini Tarifnya Bakal Naik
-
Dampak Demo Buruh: Belasan Rute Transjakarta Dialihkan, Simak Daftar Lengkap Pengalihan Jalur
-
Solusi Macet TB Simatupang Buntu? Trotoar Batal Dipangkas, Warga Diminta Cari Jalan Lain!
-
Atasi Macet Horor Jalan TB Simatupang, Exit Tol Cipete-Pondok Labu Akan Ditutup saat Jam Sibuk
-
Dishub DKI Bakal Rekrut Jukir Liar Jadi Petugas Resmi, Kerja Pakai Sistem Digital
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
-
Profil Victor Hartono: Pewaris Djarum, Dicekal Negara Diduga Kasus Pajak
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
Terkini
-
Dissenting Opinion, Hakim Ketua Sebut Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Harusnya Divonis Lepas
-
Komisi III 'Spill' Revisi UU Polri yang Bakal Dibahas: Akan Atur Perpanjangan Batas Usia Pensiun
-
Jadi Pondasi Ekonomi Daerah, Pemprov Jateng Beri Perhatian Penuh pada UMKM
-
Buntut Demo Agustus Ricuh, 21 Aktivis Didakwa Hina Presiden dan Lawan Aparat
-
Demi Yakinkan Pensiunan, KPK Rela Pinjam Uang Tunai Rp300 Miliar untuk Dipamerkan
-
Drama Pohon Tumbang Usai, MRT Jakarta Kembali Normal Jelang Jam Pulang Kantor
-
Divonis 4,5 Tahun Penjara, Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi 'Mengadu' ke Prabowo: Mohon Perlindungan
-
Tidak Diumumkan Besok? Menaker Bocorkan Kenaikan Upah Minimum 2026 Tidak Satu Angka, Ini Alasannya
-
KPK Jelaskan Alasan Pamer Duit Rp300 Miliar yang Diserahkan ke PT Taspen
-
Dicekal ke Luar Negeri, Roy Suryo Cs Wajib Lapor Seminggu Sekali