Suara.com - Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, menilai ada dua faktor yang membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka peluang untuk revisi Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
Selain karena banyak tokoh yang menyampaikan aspirasi, merosotnya kebebasan demokrasi Indonesia pun dianggapnya menjadi pertimbangan Jokowi.
Usman menyebutkan bahwa sudah ada beberapa tokoh seperti mantan Menteri Koordinator Ekonomi Kwik Kian Gie hingga Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla yang menyuarakan sulitnya menyampaikan kritik karena bakal berujung pelaporan ke kepolisian.
"Itu selaras dengan berbagai pandangan akademisi yang melakukan studi tentang Indonesia dan menyimpulkan turunnya kualitas demokrasi di Indonesia," kata Usman dalam sebuah diskusi daring yang disiarkan melalui YouTube, Jumat (19/2/2021).
Selain itu, menurutnya kualitas kebebasan sipil di Indonesia menjadi faktor mengapa Jokowi ingin merevisi UU ITE. Banyaknya sejumlah pandangan dari para akademisi, kajian lembaga ataupun pernyataan dari pejabat pemerintah itu menunjukkan penurunan kebebasan berpendapat di Indonesia adalah masalah serius.
Dari sejumlah faktor tersebut, menurutnya Jokowi mendapatkan bisikan dari dewan pertimbangan presiden untuk membuka peluang revisi UU ITE.
"Dan permintaam presiden pada kepolisian untuk teliti, menelaah kasus-kasus yang masuk berkaitan dengan pencemaran nama baik, penghinaan, atau bahkan penodaan di dalam UU ITE."
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Pede Tingkat Dewa atau Cuma Sesumbar? Gaya Kepemimpinan Menkeu Baru Bikin Netizen Penasaran
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
Terkini
-
Siapa Charlie Kirk: Loyalis Donald Trump yang Tewas Ditembak saat Acara Kampus
-
Waspada Cuaca Kamis Ini! BMKG: Hujan Petir Mengintai Jakarta, Mayoritas Kota Besar Basah
-
Kompolnas di Kasus Affan Dikritisi, Alih Lakukan Pengawasan, Malah jadi Jubir dan Pengacara Polisi!
-
IPA Pesanggarahan Resmi Beroperasi, Sambungkan Layanan Air Bersih ke 45 Ribu Pelanggan Baru
-
17+8 Tuntutan Rakyat Jadi Sorotan ISI : Kekecewaaan Masyarakat Memuncak!
-
BNPB Ungkap Dampak Banjir Bali: 9 Meninggal, 2 Hilang, Ratusan Mengungsi
-
Usai Dicopot Prabowo, Benarkah Sri Mulyani Adalah Menteri Keuangan Terlama?
-
Inikah Ucapan yang Bikin Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari Senayan?
-
Suciwati: Penangkapan Delpedro Bagian dari Pengalihan Isu dan Bukti Rezim Takut Kritik
-
Viral Pagar Beton di Cilincing Halangi Nelayan, Pemprov DKI: Itu Izin Pemerintah Pusat