Suara.com - Memahami cara kerja trik sulap dapat membantu melindungi banyak orang dari manipulasi oleh politikus dan pemasaran, kata dua peneliti dari Goldsmiths, University of London, Inggris.
Menurut penelitian mereka, trik psikologi yang digunakan oleh pesulap untuk mengecoh penonton juga dapat digunakan untuk memengaruhi pilihan konsumen.
Trik sulap menggunakan "perangkat [psikologi] yang kuat" untuk mengendalikan perilaku, kata para peneliti.
Para psikolog mengamati bagaimana trik sulap menciptakan "ilusi pilihan", ketika penonton sebenarnya tidak benar-benar memegang kendali.
Penelitian ini - Mind control trick: magicians' forcing and free will (Trik mengendalikan pikiran: teknik pemaksaan pesulap dan kehendak bebas) oleh psikolog Alice Pailhes dan Gustav Kuhn - meneliti bagaimana para pesulap mengendalikan keputusan penontonnya - dan bagaimana taktik ini dapat diterapkan ke area lain.
Baca juga:
- Trik psikologis di balik desain berbagai bandar udara dunia
- Trik desain yang bisa mendorong dan mengurangi kreativitas
- Trik untuk memangkas kerugian Anda
Memegang kendali?
"Banyak prinsip-prinsip sulap ini menunjukkan bahwa Anda dapat dengan mudah memanipulasi dan memengaruhi keputusan yang dibuat orang lain - dan meskipun mereka merasa bebas membuat keputusan tersebut, si pesulaplah yang [sebenarnya] memegang kendali penuh," kata Dr. Kuhn.
Ia menjelaskan, sebagaimana seseorang dapat diarahkan untuk memilik kartu yang "tepat" dalam pertunjukan sulap, kita juga dapat "didorong" untuk membeli produk tertentu di pasar swalayan.
Studi tersebut, diterbitkan dalam jurnal ilmiah Trends in Cognitive Science, mengidentifikasi berbagai perangkat psikologi yang digunakan oleh pesulap.
Baca Juga: Sidang Perdana Gugatan Jhoni Allen ke AHY Digelar 17 Maret di PN Jakpus
Trik yang paling sederhana ialah memahami bahwa orang-orang cenderung berperilaku dengan cara yang sama - jadi para peneliti mengatakan jika banyak orang diminta untuk memilih satu dari empat kartu di hadapan mereka, 60% orang yang tidak kidal akan memilih kartu ketiga dari kiri.
"Pemaksaan posisi" ini dapat digunakan untuk mendorong pelanggan untuk memilih produk tertentu, tergantung lokasi mereka ditempatkan.
"Persiapan mental" menggunakan serangkaian petunjuk visual dan verbal untuk mengarahkan penonton dalam suatu trik, dan para peneliti menemukan bahwa banyak orang tidak bisa menjelaskan mengapa mereka selalu memilih kartu atau nomor yang sama secara "acak".
'Ilusi pilihan'
Ada juga trik sulap yang disebut "equivoke" atau keambiguan - ketika penonton percaya bahwa mereka membuat keputusan independen dalam suatu trik, padahal sebenarnya apapun keputusan mereka "tidak berpengaruh pada hasil akhirnya".
"Terlepas dari pilihan penonton, sekuens berakhir dengan hasil yang sama. Keambiguan itu sangat efektif untuk menghadirkan ilusi perasaan bahwa kita memegang kendali," kata studi tersebut.
Contohnya adalah trik kartu di mana seseorang diminta untuk membagi setumpuk kartu, dengan beberapa tahapan membagi dan menempatkan kartu kembali ke atas dek - "mayoritas orang" tidak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan berdampak pada kartu targetnya.
Dr. Kuhn mengatakan bahwa "ilusi pilihan" yang diciptakan oleh sang pesulap, memanfaatkan keinginan untuk memegang kendali, dapat diterapkan di bidang lain - pada keputusan konsumen, hiburan, atau debat politik.
"Ia berurusan dengan salah satu konsep paling fundamental dalam kemanusiaan - apakah kita sebenarnya memiliki kehendak bebas?
"Kita percaya kita membutuhkannya, namun pengalaman tentang kehendak bebas ini bisa jadi merupakan ilusi - dan inilah ilusi yang kerap dimanfaatkan oleh para pesulap," kata sang psikolog.
'Pengalihan isu' politik
Dr Kuhn, bagian dari tim riset Magic Lab, mengatakan semakin banyak yang berminat untuk memahami bagaimana "teknik pemaksaan" pesulap dapat digunakan untuk memengaruhi perilaku.
Ia melihat politikus semakin tertarik pada taktik "pengalihan" (misdirection), yaitu ketika pesulap mengarahkan perhatian penonton ke satu arah, dengan sesuatu yang berisik atau spektakular, sementara trik sebenarnya dilakukan di arah lain.
"Bahkan jika Anda tahu bahwa Anda sedang dialihkan, masalahnya adalah prinsip ini sangat efektif dan tetap ada efeknya," kata Dr. Kuhn.
Menggunakan teknik dari sulap untuk "memodifikasi perilaku" dapat memberi manfaat positif, kata psikolog lainnya yang terlibat dalam penelitian ini Alice Pailhes.
"Mereka dapat memberikan cara baru untuk mendorong keputusan yang lebih baik dalam hal kesehatan dan kesejahteraan," ujarnya, misal mendorong orang-orang untuk memilih makanan yang lebih sehat.
"Namun kendali tersembunyi dan modifikasi pikiran orang juga memunculkan masalah etika serius."
Dan ia memperingatkan akan "pengaruh yang tidak diinginkan, misalnya propaganda politik".
"Kami percaya bahwa pemahaman tentang teknik paksaan para pesulap adalah alat yang berharga untuk meningkatkan kesadaran mengenai seberapa mudah pilihan kita dimanipulasi," kata sang psikolog.
Berita Terkait
-
Skandal Sawit Rp45,9 Triliun: DJP Ungkap Kecurangan Ekspor
-
KPK Periksa Politikus NasDem Rajiv, Disorot soal Hubungan dengan Tersangka Korupsi CSR
-
Ahmad Sahroni Lulus S3 dari Kampus Apa? Judul Disertasinya Viral Bikin Salfok
-
Baper Maksimal, Tapi Jangan Sampai Ketipu Love Bombing!
-
15 Mobilnya Disita KPK, Satori Berdalih untuk Showroom dan Dibeli Sebelum Jadi Anggota DPR
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
Gus Yahya Bantah Mundur dari PBNU, Sebut Syuriyah Tidak Punya Kewenangan
-
Negosiasi Panas Krisis Iklim Kandas Gegara Kebakaran di Dapur COP30, Apa Penyebabnya?
-
KPK Tancap Gas Sidik Korupsi Bansos, Meski Rudi Tanoe Terus Ajukan Praperadilan
-
Malam Penganugerahan Pegadaian Media Awards 2025 Sukses Digelar, Ini Daftar Para Jawaranya
-
Sekjen PBNU Minta Pengurus Tenang di Tengah Isu Pelengseran Gus Yahya dari Kursi Ketua Umum
-
Kader Muda PDIP Ditantang Teladani Pahlawan: Berjuang Tanpa Tanya Jabatan
-
Kementerian PU Tingkatkan Kapasitas Petugas Pelayanan Publik
-
Bukan Cuma Guru Ngaji, Ketua Kelompok Pengajian di Jember Kini Dapat Uang Insentif
-
Siswa Mengadu soal Perundungan di Sekolah, Wagub Rano Karno Janji Usut Tuntas
-
Mendagri Harap Karang Taruna Jadi Motor Penggerak Perubahan Desa