- Kasus trombosis di otak yang berakibat fatal, memicu dihentikannya penggunaan vaksin AstraZeneca di beberapa negara. Tapi apa sebenarnya trombosis ini? Apakah penghentian vaksinasi sudah tepat?
Suara.com - Semua negara yang menghentikan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca mengajukan argumen yang sama, yakni antisipasti dan tindakan berhati-hati.
Sejauh ini sudah ditemukan 7 kasus langka trombosis pada pembuluh darah sinus di otak dari penyuntikan 1,6 dosis vaksin AstraZeneca di Eropa.
Tiga kasus berakhir dengan kematian pasien. Namun lembaga pengawas obat-obatan Eropa (EMA) sudah menegaskan, sejauh ini belum ada bukti kaitan langsung antara pemberian vaksin AstraZeneca dengan kasus trombosis, berdasar data yang dimiliki lembaga ini.
Berbasis pernyataan EMA ini, Jerman dan beberapa negara Eropa lainnya akan melanjutkan vaksinasi.
Juga rumah sakit Greifswald di utara Jerman mengumumkan sudah berhasil menemukan penyebab trombosis di otak akibat vaksinasi, dan sudah mengembangkan terapinya. Informasi ini juga sudah dibagikan ke seluruh rumah sakit di Eropa.
Fakta apa yang sudah diketahui?
Pada kasus orang yang mengalami cerebral venous sinus thrombosis (CVST) juga diketahui terjadinya defisiensi trombosit dalam darah, yang bisa mempengaruhi terjadinya penggumpalan darah.
Pada kasus CVST, penggumpalan darah menyumbat vena pada otak, yang fungsinya menyalurkan darah yang kandungan oksigennya rendah ke jantung.
Jika aliran darah tidak lancar, tekanan pada otak akan meningkat dan di kawasan itu bisa terjadi pendarahan.
Baca Juga: Mengenal CVST, Pembekuan Darah Langka pada 5 Orang Inggris Usai Vaksin!
Pada kasus terburuk CVST bisa memicu stroke yang berakibat fatal. Walau begitu, trombosis tipe ini tergolong langka.
Angka insidennya antara dua sampai lima kasus per satu juta orang per tahun. Namun riset terbaru dari Australia menunjukkan jumlah kasus yang lebih tinggi, rata-rata 15,7 kasus per satu juta orang per tahun.
"Berarti estimasi insiden aktual jauh lebih rendah antara empat kali hingga delapan kali lipatnya", ujar Paul Hunter, profesor kedokteran dari University of East Anglia.
Apakah semua trombosis sama?
Sejak sejumlah negara menghentikan sementara vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca, tema trombosis menjadi topik hangat yang dibahas dimana-mana.
Terutama di media sosial muncul reaksi marah dan mempertanyakan: mengapa kasus trombosis yang lebih tinggi pada konsumsi pil anti hamil, dengan insiden 1.100 kasus per satu juta orang per tahun tidak dipermasalahkan?
Berita Terkait
-
Bikin Heboh Vaksin AstraZeneca Akui Timbulkan Efek Samping Langka
-
Penerima Vaksin AstraZeneca Alami Cedera Otak Permanen, Menkes: Benefit Lebih Besar dari Risiko
-
Mengenal Thrombosis with Thrombocytopenia Syndrome, Efek Samping Vaksin Covid-19 AstraZeneca yang Heboh di Inggris
-
Heboh Vaksin AstraZeneca Beri Efek Samping Pembekuan Darah, Menkes Budi Gunadi Sadikin Buka Suara
-
Terpopuler Kesehatan: Vaksin Astrazeneca Cegah Kematian Covid-19, Skrining Cacar Monyet dengan Orientasi Seksual?
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
PAD Naik Drastis, Gubernur Pramono Pamer Surplus APBD DKI Tembus Rp14 Triliun
-
Pramono Sebut Pengangguran Jakarta Turun 6 Persen, Beberkan Sektor Penyelamat Ibu Kota
-
Selidiki Kasus BPKH, KPK Ungkap Fasilitas Jemaah Haji Tak Sesuai dengan Biayanya
-
Ada Terdakwa Perkara Tata Kelola Minyak Mentah Pertamina Tersandung Kasus Petral, Ada Riza Chalid?
-
Skandal Korupsi Ekspor POME: Kejagung Periksa 40 Saksi, Pejabat dan Swasta Dibidik
-
Polisi Ungkap Alasan Roy Suryo Cs Dicekal: Bukan karena Risiko Kabur, Tapi...
-
Misteri Diare Massal Hostel Canggu: 6 Turis Asing Tumbang, 1 Tewas Mengenaskan
-
Lapor ke Mana Pun Tak Direspons, Kisah Wanita Korban Eksibisionisme yang Ditolong Damkar Benhil
-
Brasil Minta Duit Miliaran Dolar Buat Jaga Hutan, tapi Izin Tambang Jalan Terus
-
Korupsi Tax Amnesty: Kejagung Sebut Periksa Sejumlah Nama Sebelum Pencekalan, Termasuk Bos Djarum?