Suara.com - Seorang ilmuwan militer China dilaporkan telah mengajukan hak paten vaksin Covid-19 sebelum pandemi diumumkan. Tragisnya, ia tewas misterius beberapa minggu kemudian.
Menyadur The Sun Selasa (08/06), Yusen Zhou yang bekerja untuk Tentara Pembebasan Rakyat mengajukan dokumen atas nama partai politik China pada 24 Februari tahun lalu, menurut laporan.
Anehnya, kala itu WHO belum menyatakan virus corona sebagai pandemi dunia. Status ini baru dikeluarkan pada 11 Maret 2020 dengan kasus pertama yang dilaporkan di Wuhan pada Desember 2019.
Itu berarti paten vaksin diajukan tidak lama setelah China mengakui penularan pertama virus corona dari manusia ke manusia atau dua minggu sebelum pandemi diumumkan secara resmi.
"Ini adalah sesuatu yang belum pernah kita lihat dicapai sebelumnya, menimbulkan pertanyaan apakah pekerjaan ini mungkin telah dimulai jauh lebih awal," ujar Profesor Nikolai Petrovsky dari Universitas Flinders pada The Australian.
Menurut laporan, Zhou bekerja erat dengan ilmuwan Institut Virologi Wuhan, termasuk Shi Zhengli yang dijuluki "wanita kelelawar" karena pekerjaannya yang meneliti virus corona pada kelelawar.
Sayangnya, Zhou tewas misterius kurang dari tiga bulan setelah dia mengajukan paten untuk vaksin tersebut.
Dan menurut The New York Post, kematian Zhou pada Mei tahun lalu hanya dilaporkan dalam satu laporan media China, meskipun dia adalah salah satu ilmuwan terkemuka di negara itu.
Sebelum bekerja untuk PLA, Zhou pernah melakukan penelitian pascadoktoral di Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburgh, Amerika Serikat.
Baca Juga: Kemenkes: Covid-19 Varian Wuhan Mulai Turun Tapi Kasus Mutasinya Naik
Hubungan kerja yang erat antara kedua negara mendukung data intelijen AS yang dirilis pada Januari yang mengatakan laboratorium Wuhan sedang melakukan aktivitas militer rahasia, lapor The Australian.
"Meskipun WIV menampilkan dirinya sebagai lembaga sipil, Amerika menetapkan WIV berkolaborasi dalam publikasi dan proyek rahasia dengan militer China," kata intelijen tersebut, menurut New York Post.
Kematian misterius Zhou kini sedang didalami oleh penyelidikan baru Presiden AS Joe Biden tentang asal-usul pandemi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- 5 Fakta SUV Baru Mitsubishi: Xforce Versi Futuristik, Tenaga di Atas Pajero Sport
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
- Diundang Dolce & Gabbana, Penampilan Anggun Mayang Banjir Pujian: Netizen Bandingkan dengan Fuji
Pilihan
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
Terkini
-
Viral SPBU Dijaga Ketat Polisi: Kendaraan Mati Pajak Dilarang Isi BBM!
-
Senggol Terus Ijazah Jokowi dan Gibran, Apa Latar Belakang Pendidikan Roy Suryo?
-
Titiek Soeharto Angkat Bicara Soal Jokowi Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode: Ada Apa?
-
Aksi Hari Tani Bubar: DPR Kabulkan Tuntutan, Lembaga Agraria Langsung di Bawah Presiden?
-
Ratusan Siswa Cipongkor Tumbang Keracunan MBG, Gejala Mual, Sesak Napas, Hingga Kejang-kejang
-
Ditemui Utusan Istana, Serikat Petani Indonesia Sampaikan 6 Tuntutan Reforma Agraria
-
'Turunkan Menteri, Bukan Aparat' KPA Desak Perubahan Total Penanganan Konflik Agraria di DPR
-
Muncul Desakan KPK Segera Tetapkan Tersangka Kasus Kuota Haji, Begini Reaksi Cak Imin
-
Beda Kasus Ijazah Jokowi vs Gibran: Bapak-Anak Terus Disentil Geng Roy Suryo dan Dokter Tifa
-
Baru Terserap 22 Persen, FSGI Desak Anggaran MBG Dialihkan untuk Kesejahteraan Guru