Suara.com - Gunung sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat terus meninggi dari tahun ke tahunnya. Namun siapa sangka di balik itu semua terdapat harta karun atau barang berharga yang ditemukan oleh para pemulung.
Para pemulung di Bantar Gebang mengaku kerap menemukan lembaran uang hingga emas dari tumpukan sampah yang menggunung tersebut.
"Ya untuk nemu begitu ya jarang sih. Cuman ada aja sih kadang uang," kata Dede salah satu pemulung ditemui Suara.com di Bantar Gebang, Bekasi, Rabu (21/7/2021).
Dede mengaku, uang pecahan Rp5 ribu hingga Rp10 ribu kerap ia temukan ketika memungut sampah. Uang tersebut digunakan untuk sekedar membeli camilan atau air mineral di sela-sela dirinya bekerja.
"Kadang uang kadang 5 ribu 10 ribu kita lumayan kan untuk beli-beli air di lapangan," ungkapnya.
Tak jarang pula ia bersama rekan-rekannya yang lain menemukan sebuah emas dalam berbagai bentuk. Dede pun mengaku pernah memungutnya dari sampah-sampah yang mayoritas datang dari DKI Jakarta tersebut.
"Ada juga emas teman kadang nemu. Saya juga dulu pernah sekali nemu. Lumayan buat tambah-tambahan aja," tuturnya.
Kendati begitu, tak setiap hari para pemulung bisa menemukan barang-barang tersebut. Dede sendiri menjadi hal itu sebagai bonus dalam usahanya mencari nafkah.
Ia sendiri mengatakan, tak begitu ngotot untuk mencari barang-barang berharga tersebut. Baginya, asal keluarga bisa makan semua sudah cukup.
Baca Juga: Bikin Terharu, Seorang Pemulung Beli Hewan Kurban Pakai Uang Rp 2 Ribuan
"Nggak tahu juga sih dari mana apa jatuh atau ke buang nggak tahu juga," ungkapnya.
"Kadang kan orang berharap nemu ini nemu ini kalau kita sih enggak. Kita jalanin aja kalau kita berjuang aja. Kalau nemu ya bonus kalau saya mah mikirinya begitu," tandasnya.
Waswas Kena Covid Meski Hidung Kebal Sampah
Bau sampah yang menyengat di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi sudah menjadi sarapan setiap hari oleh Dede. Namun, pemuda itu kini eksta hati-hati saat memilah-milah barang bekas di tengah gunungan sampah setelah banyak korban yang terpapar virus Covid-19.
"Khawatir jelas, namanya juga kerja kami sehari-hari ketemunya sampah," kata dia.
Dede mengaku pekerjaan yang digelutinya sejak umur 20 tahun ini harus terus dikerjakan untuk menyambung hidup. Terlebih, kondisi masyarakat kini sedang sulit mencari nafkah setelah PPKM Darurat kembali diperpanjang oleh pemerintah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
Terkini
-
Si Jago Merah Ngamuk di Grogol Petamburan, 100 Petugas Damkar Berjibaku Padamkan Api
-
Modus 'Orang Dalam' Korupsi BPJS, Komisi 25 Persen dari 340 Pasien Hantu
-
WFA Akhir Tahun, Jurus Sakti Urai Macet atau Kebijakan Salah Sasaran?
-
Kejati Jakarta Tetapkan 2 Pegawai BPJS Ketenagakerjaan Jadi Tersangka Tindak Pidana Klaim Fiktif JKK
-
Sempat Kabur dan Nyaris Celakai Petugas KPK, Kasi Datun HSU Kini Pakai Rompi Oranye
-
Jadi Pemasok MBG, Perajin Tempe di Madiun Raup Omzet Jutaan Rupiah per Hari
-
PAN Setuju Pilkada Lewat DPRD, Tapi Ada Syaratnya
-
Mendagri Serukan Percepatan Pembersihan Sisa Banjir dan Pembangunan Hunian Tetap di Aceh Tamiang
-
Pakar: PP Terbit Perkuat Perpol 10/2025, Jamin Kepastian Hukum
-
Jadi Pemasok MBG, Omzet Petani Hidroponik di Madiun Naik 100 Persen