Imbas sepinya pesanan karangan bunga, aktivitas Wanto tidak sebanyak seperti tahun-tahun sebelumnya. Terkadang, dia hanya berada di lapak miliknya sembari menunggu ponsel genggamnya berdering.
"Kadang saya lebih banyak diemnya. Tidak ada aktivitas lah istilahnya.
Karangan bunga yang dijual Wanto harganya bervariasi. Untuk ukuran kecil, yakni 1 X 1,5 meter dijual dengan harga Rp 750 ribu. Jika ingin hiasannya lebih bervariasi, Wanto akan mematok harga Rp 800 ribu.
Tak hanya itu, dia juga menjual karangan bunga dengan ukuran yang lebih besar, yakni 2 X 2 meter. Harganya pun beragam, mulai dari Rp. 2 juta hingga Rp. 2,5 juta tergantung kerumitan permintaan konsumen.
Disebutkan Wanto, harga yang ia patok sudah termasuk servis antar pesanan ke lokasi tujuan. Biasanya, dia akan mengantar pesanan bunga menggunakan mobil pikap.
"Kalau ukuran kecil kisaran harga Rp.750 ribu. Paling besar Rp.2 sampai 2,5 jutaan. Itu ukuran 2 meter x 2 meter. Itu sudah sama ongkir kami antar ke lokasi tujuan," papar dia.
Kondisi Sebelum PPKM Darurat
Sebelum aturan PPKM Darurat diterapkan, beberapa kegiatan yang melibatkan banyak orang masih diperbolehkan. Salah satunya adalah resepsi pernikahan, dengan catatan ada batas maksimal tamu undangan.
Wanto mengakui, pada masa-masa seperti itu pesanan bunga yang datang jumlahnya relatif masih banyak. Dalam sehari, dia bisa mengirim emam hingga sembilan karangan bunga. Tidak hanya itu, pesanan karangan bunga juga datang dari beberapa perusahaan yang ingin mengucapkan selamat pada orang yang baru saja mendapat promosi jabatan.
Baca Juga: PPKM Darurat Level 4, Ini Daftar Jalan di Kota Solo yang Masih Ditutup
"(Pesanan paling banyak) Kemarinan lah, ketika acara resepsi pernikahan mas8h dibolehin. Kalau tidak, ucapan selamat kalau ada pejabat naik promosi jabatan," ujar dia.
Berharap PPKM Darurat Cepat Berlalu
Wanto sudah satu tahun berjualan di Kios Bunga Rawajati. Sebelumnya, dia berjualan di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Tidak sendiri, Wanto dibantu sang anak dalam melakukan pekerjaannya.
"Saya di sini setahun sebelumbya si tebet. Terus pindah ke sini. Di sana kondisi juga sepi, makanya saya pindah ke sini," ucap dia.
Imbas dari sepinya karangan bunga, Wanto cuma khawatir pada satu hal. Dia risau kalau dapurnya tidak lagi mengebul. Untuk keperluan sehari-hari saja, lanjut Wanto begitu berat terpenuhi dengan penghasilan saat ini.
"Ya gitu lah (sambil tersenyum sinis -- entah bahagia atau tidak). Kalau di rumah doang tidak makan, kan kita perlu makan juga. Kalau perut kosong, siapa yang mau kasih?," ujar Wanto balik bertanya.
Berita Terkait
-
Ganti Istilah Lagi jadi PPKM Level 4, Sri Mulyani: Covid-19 Terus Bermutasi
-
PPKM Darurat Level 4, Ini Daftar Jalan di Kota Solo yang Masih Ditutup
-
Pengayuh Becak Terharu Saat Dirlantas Polda Jateng Terjun Bagi-bagi Sembako di Kota Lama
-
Evaluasi PPKM Darurat di Kota Solo: ASN Masih Bandel, Beri Contoh yang Tak Baik
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Rakor Kemendagri Bersama Pemda: Pengendalian Inflasi sampai Imbauan Evaluasi Kenaikan Harga
-
Cegah Pencatutan Nama Buat Korupsi, Kemenkum Wajibkan Verifikasi Pemilik Asli Perusahaan via Notaris
-
Siap Rekonsiliasi dengan Kubu Agus, Mardiono Sebut Akan Difasilitasi 'Orang-orang Baik', Siapa?
-
Demo di Tengah Reses DPR: Mahasiswa Gelar 'Piknik Protes' Sambil Baca Buku, Cara Unik untuk Melawan
-
IETD 2025: Energi Bersih Bisa Jadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Bagaimana Caranya?
-
Berkaca dari Kasus Al-Khoziny, DPR Usulkan Pemerintah Beri Subsidi IMB untuk Pondok Pesantren
-
Susul Viral Tepuk Sakinah, Kini Heboh Tepuk Pajak dari Pegawai DJP
-
Di Depan Perwakilan Keluarga, Polisi Akui Belum Temukan HP Pribadi Arya Daru
-
Demo di DPR, Koalisi Sipil hingga Mahasiswa Desak Hentikan Represi dan Bebaskan Tahanan Politik
-
HUT ke-80 TNI di Monas Hasilkan 126,65 Ton Sampah!