Suara.com - Penutupan sekolah di wilayah Jabodetabek masih terus berlangsung hingga saat ini. Tanda-tanda diberlakukannya kembali pembelajaran tatap muka jauh dari harapan. Terlebih melihat angka kasus Covid-19 yang meningkat sejak Juni lalu.
Hal itu otomatis semakin membuat para pengelola kantin di sekolah-sekolah gigit jarit. Terhitung, sejak awal 2020, saat Covid-19 masuk ke Tanah Air, mereka sudah tidak lagi menjalankan usahanya.
Norma adalah salah satu pemilik kantin di sekolah dasar di Bekasi, Jawa Barat. Ibu dari dua orang anak ini harus merelakan pendapatan sekitar Rp500 ribu – Rp700 ribu perhari, hilang begitu saja.
Kekinian untuk membiayai kebutuhan keluarganya sehari-hari, hanya bergantung dari penghasilan suaminya yang bekerja sebagai karyawan swasta.
Karena sumber pemasukan keluarga hanya dari suaminya saja, Norma mau tidak mau harus bijak mengelola keuangan.
“Jadi harus pintar-pintarnya saya juga, cukup enggak cukup harus cukup,” kata Norma saat dihubungi Suara.com, Jumat (23/7/2021).
Norma sempat mencari alternatif lain, dia berdagang makanan secara online, namun hal itu tidak bertahan lama mengingat daya beli masyarakat yang menurutnya juga mengalami penurunan karena dampak Covid-19.
“Jadi enggak nutup dari penjualan ke modal, jadi mau enggak mau mati (berhenti),” ujarnya.
Pasrah Pendapatan Lenyap
Baca Juga: Kemendikbudristek Luncurkan Program Guru Belajar dan Berbagi Seri Panduan Pembelajaran
Norma mengungkapkan, sempat merasa senang, saat pemerintah berencana membuka sekolah kembali. Namun, apa daya kenyataan berkata lain, dia harus kembali mengelus dada.
“Sempat ada secerah harapan itu. Eh ternyata diundur lagi. Ya sudah sekarang sudah pasrah,” ujar Norma.
Sementara itu, Supriatna pengelola kantin di SD Negeri di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan juga bernasib sama.
Pendapatannya kurang lebih Rp200 ribu setiap harinya juga hilang begitu saja bersamaan dengan ditiadakannya pembelajaran tatap muka di sekolah.
Kekinian untuk bertahan hidup dan membiayai ketiga anaknya, Supriatna hanya mengandalkan gajinya setiap bulan sebagai penjaga sekolah.
“Ya sudah itu saja (sumber pemasukan). Cukup enggak cukup. Ya dihemat-hemat saja,” ujarnya pasrah.
Bahkan demi bertahan hidup, Supriatna harus menjual lemari es yang menjadi modal utamanya berjualan.
“Ya saya jual, buat apa? Sekolah juga tidak buka, mending dijual duitnya bisa dipakai,” kata Supriatna.
Namun dengan adanya program bantuan langsung tunai (BLT) dari pemerintah, Supriatna mengaku sangat terbantu.
“Lumayan dapat Rp300 ribu setiap bulan, bisa buat menutupi yang lain-lain,” ujarnya.
Saat ini, baik Norma atau Supriatna hanya bisa berharap pandemi Covid-19 segera berakhir, sehingga sekolah dapat melangsungkan pembelajaran tatap muka kembali. Dengan begitu aktivitas ekonomi mereka yang terhenti selama satu tahun lebih dapat berjalan kembali.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Menteri Hukum Ultimatum PPP: Selesaikan Masalah Internal atau AD/ART Jadi Penentu
-
Satu Bulan Tragedi Affan Kurniawan: Lilin Menyala, Tuntutan Menggema di Benhil!
-
Polemik Relokasi Pedagang Pasar Burung Barito, DPRD DKI Surati Gubernur Pramono Anung
-
Siapa Ketum PPP yang Sah? Pemerintah akan Tentukan Pemenangnya
-
KPAI Minta Polri Terapkan Keadilan Restoratif untuk 13 Anak Tersangka Demonstrasi
-
Program Magang Fresh Graduate Berbayar Dibuka 15 Oktober, Bagaimana Cara Mendaftarnya?
-
DPR RI Kajian Mendalam Putusan MK soal Tapera, Kepesertaan Buruh Kini Sukarela
-
Setelah Kasih Nilai Merah, ICW Tagih Aksi Nyata dari Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun