Suara.com - Jejak bahan kimia beracun dari sarung tangan vinil telah ditemukan di makanan cepat saji di AS. Para peneliti mengatakan kelompok yang terpinggirkan memiliki risiko lebih tinggi daripada yang lain.
Sarung tangan karet telah menjadi sebuah kewajiban di mana-mana, sama halnya seperti masker wajah. Dua tahun lalu, para penata rambut atau pengelola kafe melayani Anda dengan kulit telanjang.
Namun, sejak pandemi global semua itu berubah. Kondisi yang sama terjadi di dapur restoran. Baik itu salad, hamburger, maupun kentang goreng, staf dapur kemungkinan besar memakai sarung tangan karet akhir-akhir ini.
Sarung tangan tersebut mungkin bisa melindungi diri dari infeksi virus, tetapi juga berpotensi mencemarkan makanan dengan bahan kimia beracun, sebuah temuan dasar dari studi baru yang diterbitkan dalam Journal of Exposure Science and Environmental Epidemiology.
Tidak ada yang namanya tidak beracun
Studi sebelumnya telah menyelidiki bagaimana mikroplastik dalam pasta gigi berakhir di lautan dan ikan yang kita makan. Kemasan plastik yang digunakan produsen makanan dan supermarket juga mengandung bahaya.
Namun, penulis studi terbaru ini mengatakan beberapa penelitian telah menemukan transfer bahan kimia dari sarung tangan karet (juga dikenal sebagai vinil) ke makanan yang disiapkan di restoran.
Masalah dengan senyawa ftalat Dalam sebuah studi kecil "pendahuluan", para peneliti mengatakan mereka ingin mencatat tingkat ortho-phthalate dan plasticizer pengganti dalam makanan dan sarung tangan penanganan makanan dari restoran cepat saji di Amerika Serikat.
Phthalates (ftalat) dan plasticizer pengganti adalah bahan kimia yang ditambahkan ke sebuah bahan, seperti karet dalam sarung tangan vinil, untuk membuatnya lebih lentur atau lebih lembut saat disentuh.
Baca Juga: Hits: Bahan Kimia pada Makanan Cepat Saji, Aktor Will Smith Berpikir untuk Bunuh Diri
Para peneliti menemukan jejak signifikan bahan kimia tersebut dalam hamburger, nugget ayam, burrito, dan makanan cepat saji lainnya.
Satu ftalat yang dikenal sebagai DBP (juga DnBP) telah digunakan dalam pelapis lantai PVC, perekat, dan bahkan tinta cetak. Namun, sudah dilarang digunakan dalam produk perawatan anak, mainan, dan kosmetik karena dianggap karsinogenik.
"Kami mendeteksi ortho-phthalates atau plasticizer pengganti di semua sampel makanan," tulis penulis penelitian.
"DnBP adalah orto-ftalat yang paling sering terdeteksi dalam makanan sebesar 81%."
Mereka juga mendeteksi DEHT, plasticizer yang telah diperkenalkan untuk menggantikan bahan kimia yang lebih beracun, baik di sarung tangan maupun makanan yang mereka pelajari.
DEHT digunakan dalam tutup botol, ban berjalan, bahan lantai, dan pakaian tahan air.
Berita Terkait
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Review The Great Flood: Film Bencana atau Sci-Fi? Cerita Ambisius yang Kehilangan Arah
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!