Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjawab kritikan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas soal Indeks Gini Ekonomi yang turun sejak kepemimpinannnya. Jokowi mengaku memikirkan soal Indeks Gini Ekonomi yang mulanya 0,4 persen turun menjadi 0,39 persen.
"Ya saya juga dipikir saya enggak kepikiran gini rasio, waktu saya masuk (awal pemerintahan) 0,41 (persen) lebih. kepikiran Bapak Ibu sekalian, gap seperti itu kepikiran, jangan dipikir saya enggak kepikir, kepikiran," ucap Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut dirinya pernah merasakan menjadi orang susah dan menjadi orang yang tidak susah. Sehingga membuat Jokowi memikirkan hal tersebut.
"Karena saya merasakan jadi orang susah itu, saya merasakan betul dan enak menjadi orang tidak susah, memang," tutur Jokowi.
Jokowi pun memaparkan program pemerintah soal usaha mikro dan ultra mikro yang tidak banyak diketahui masyarakat.
Ia pun mengajak MUI untuk melihat langsung program yang telah dibuat pemerintah seperti program PNM Mekaar (Permodalan Nasional Madani- Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera).
"Nanti bulan Januari-Februari kalau boleh saya ajak dari MUI dipimpin oleh Buya Anwar Abbas, enggak apa-apa, entah lima orang 10 orang akan kita ajak apa yang sudah kita bangun Mekaar, PNM itu 2015 kita hanya bisa mengumpulkan 500 ribu usaha mikro, usaha ultra mikro yang pinjamannya Rp 3-5 juta," ucap Jokowi.
Kata Jokowi nasabah PNM Mekaar awalnya berjumlah 500 ribu usaha mikro dan ultra mikro pada 2015 silam. Namun saat ini nasabah PNM Mekaar sudah mencapai 9,8 juta. Bahkan kata Jokowi nasabah PNM Mekaar lebih tinggi dari Grameen Bank.
"Sekarang sudah nasabahnya sudah mencapai 9,8 juta. Grameen Bank, totalnya itu hanya 6,5 juta dia mendapatkan nobel, ini kita sudah mendapatkan 9,8 tapi tidak mendapatkan nobel, akan kita tunjukan PNM, Mekaar ini bekerja," tutur dia
Baca Juga: Waketum MUI Sebut Indeks Gini Ekonomi Turun Ketika Kepemimpinan Diambil Alih Jokowi
Jokowi mengharapkan PNM Mekaar terus berkembang. Adapun target nasabah PNM Mekaar kata Jokowi dapat tercapai 20 juta di tahun 2024.
"Yang kecil-kecil ini dikelompokkan, digandeng renteng, kalau satu nggak bisa mengangsur siapa yang membantu, sistem ini sudah berkembang Insyaallah sampai 2024 target bisa mencapai 20 juta, tapi memang masih banyak usaha mikro kecil, usaha ultra mikro ada 64 juta," kata Jokowi.
Dalam kesempatan itu, Jokowi menyebut topangan ekonomi informal di Indonesia memang sangat besar. Namun ia sedih pinjaman bank kepada UMKM hanya 20 persen.
"Saya juga sedih melihat porsi pinjaman bank kita juga usaha UMKM hanya diberi 20 persen, sisanya yang tengah yang gede," imbuh dia.
Jokowi mengungkapkan bahwa dirinya tak bisa memaksa pihak bank memberikan pinjaman lebih kepada UMKM. Sebab kata Jokowi bank bekerja berdasarkan kalkulasi.
"Kita maksa pun enggak bisa, karena, "pak kami bekerja berdasarkan kalkulasi dan visibility study yang semuanya terkalkulasi, enggak bisa bapak mendorong-dorong kami". Saya minta 30 persen tapi naik dari 20, ini pun masih tarik ulur tapi dipaksa nggak bisa. Bank kita itu nggak bisa, "Pak kita ini bekerja dengan kehati-hatian tinggi, nggak bisa bapak memaksa kami dengan target-target seperti itu," katanya.
Berita Terkait
-
Waketum MUI Sebut Indeks Gini Bidang Pertanahan Memprihatinkan, Begini Jawaban Jokowi
-
Pelanggaran HAM Masa Lalu Tak Kunjung Tuntas, KontraS: Bentuk Lip Service Jokowi
-
Waketum MUI Sebut Indeks Gini Ekonomi Turun Ketika Kepemimpinan Diambil Alih Jokowi
-
Kecewa Polemik TWK Tak Disinggung saat Harkodia, ICW: Jokowi Harus Tegur Pimpinan KPK
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Sekolah di Tiga Provinsi Sumatra Kembali Normal Mulai 5 Januari, Siswa Boleh Tidak Pakai Seragam
-
Makna Bendera Bulan Bintang Aceh dan Sejarahnya
-
Antara Kesehatan Publik dan Ekonomi Kreatif: Adakah Jalan Tengah Perda KTR Jakarta?
-
Fahri Hamzah Sebut Pilkada Melalui DPRD Masih Dibahas di Koalisi
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa