Suara.com - Keterlibatan masyarakat dalam Program Pamsimas dimulai dengan membentuk
Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) dari tingkat basis paling bawah, yaitu dusun.
Proses ini mencerminkan keterwakilan masyarakat, dengan melibatkan kaum
perempuan. Organisasi bentukan masyarakat seperti halnya KKM telah memiliki kekuatan hukum dan dapat merencanakan, melaksanakan dan memastikan pemeliharaan keberlanjutan.
Program dibicarakan dan dimusyawarahkan bersama dengan keterlibatan sebanyak mungkin warga. Program juga dilaksanakan secara bersama-sama oleh warga. Di beberapa desa, pembiayaan Program Pamsimas bahkan dimulai dari urunan warga.
Cara ini tak hanya memuculkan rasa memiliki dan rasa tanggung jawab di kalangan masyarakat terhadap program dan bangunan yang dibuat, namun juga membangun solidaritas dan kerjasama antar warga.
Pamsimas mampu merajut kembali semangat gotong royong ketika kecenderungan individualistik makin mengemuka.
Warga Banti, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan misalnya, bersama-sama menggali dan mengganti pipa air yang rusak atau bocor sepanjang kurang lebih 19 kilometer, yang membentang dari desa ke sumber air yang berada di kecamatan lain.
Kebersamaan juga menumbukan semangat untuk mempelajari hal-hal baru, termasuk ketrampilan manajerial dan kewirausahaan di desa.
Di Desa Ngadisari, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, yang berdekatan dengan Taman Nasional Gunung Bromo-Tengger-Semeru, warga membentuk badan usaha pengelolaan air dan sanitasi bernama “Tirta Sari Utama”. Ada inisiatif sejenis di banyak desa lain.
Di Desa Dalan Lidang, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, warga menggunakan aplikasi digital untuk melakukan seluruh pencatatan pengelolaan layanan air minum.
Baca Juga: Berkat Pamsimas, Sistem Air Adat Tengger Jadi Berkah bagi Warga dan Wisata Nasional
Semangat bekerjasama dan ketrampilan berorganisasi merupakan modal sosial penting yang tidak hanya berguna dalam membangun sarana air minum dan pengolelolaannya secara berkelanjutan, tapi juga untuk banyak program lain, baik program pemerintah nasional, lokal desa, maupun inisiatif masyarakat sendiri.
Tak berlebihan jika Program Pamsimas disebut memiliki andil dalam memperkuat demokrasi desa. Kesepakatan hasil musyawarah desa dalam Program Pamsimas, umumnya kemudian dikukuhkan Peraturan Desa (Perdes), baik dalam pemeliharan maupun operasional sarana air minum, termasuk tentang beban iuran warga.
Program Pamsimas dimulai dengan mengkaji secara bersama potensi dan masalah air minum dan sanitasi di tiap desa. Warga terlibat dalam perencanaan dan pembuatan peta desa.
Ini merupakan cara efektif, agar warga desa mengenali potensi desa mereka secara seksama, termasuk potensi sumber air serta kelestariannya. Ketrampilan seperti itu juga mendorong perencanaan tata ruang desa yang lebih partisipatif.
Komponen Program Pamsimas
Dalam rangka mewujudkan capaian target 100% Akses Air Minum dan Sanitasi 2024, dibutuhkan komitmen dan upaya dan koordinasi terpadu antar pemerintahan dan masyarakat, yang disertai dengan inovasi dalam perencanaan dan pengelolaan program.
Peran dan keterlibatan aktif pemerintah daerah, desa dan masyarakat menjadi penentu utama keberhasilan Program Pamsimas. Tata kelola Program Pamsimas melibatkan seluruh pemangkukepentingan dari semua unsur dan pihak pemerintah, termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pemerintah desa, masyarakat dan non pemerintahan termasuk pihak swasta, perbankan dan masyarakat madani, yang mana dengan perannya masing-masing diharapkan dapat bersinergi dalam percepatan pencapaian target 100% Akses Air Minum dan Sanitasi tahun 2024, yaitu pencapaian target 100% akses layanan air minum dan sanitasi bagi seluruh warga Indonesia.
Berita Terkait
-
Tim PUPR Ambil Contoh Tanah di Lokasi Terputusnya Jembatan Perak Lumajang
-
Berjalan 6 Tahun, Kementerian PUPR Yakin Program Sejuta Rumah Capai Target Tahun 2021
-
Waskita Karya Raih 3 Penghargaan dari Kementerian PUPR
-
Berkat Pamsimas, Sistem Air Adat Tengger Jadi Berkah bagi Warga dan Wisata Nasional
-
Kementerian PUPR Janji Percepat Perbaikan Infrastruktur Wilayah Terdampak Erupsi Semeru
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Pemain Keturunan Jerman-Surabaya Kasih Isyarat Soal Peluang Bela Timnas Indonesia
Terkini
-
Kisah Rahmah El Yunusiyyah: Pahlawan Nasional dan Syaikhah Pertama dari Universitas Al-Azhar
-
Panggil Dasco 'Don Si Kancil', Prabowo Ingatkan Kader: Manusia Mati Meninggalkan Nama
-
Rektor IPB Arif Satria Resmi Jadi Nakhoda Baru BRIN, Babak Baru Riset Nasional Dimulai
-
Dasco Ungkap Ultimatum Prabowo dari Hambalang: Sikat Habis Kader Korup!
-
Polisi Ringkus Dua Pelaku Curanmor yang Tembak Mati Hansip di Cakung
-
KPK Tahan 5 Pengusaha yang Diduga Suap Eks Bupati Situbondo Karna Suswandi, Ini Nama-namanya
-
Gempur Titik Rawan Banjir, Pemkot Surabaya Siapkan Drainase Maksimal Jelang Musim Hujan
-
JATAM: Warga Pro dan Kontra Tambang di Halmahera Sama-sama Korban Sistem yang Merusak
-
KPK 'Bedah' Prosedur Izin TKA, Mantan Sekjen Kemnaker Heri Sudarmanto Dicecar Soal Pungli
-
Diwawancara Pramono, Zidan Penyandang Disabilitas Diterima Kerja di Transjakarta