Suara.com - Indonesia Corruption Watch (ICW) menyebut upaya pemolisian yang dilakukan pejabat terhadap kritik masyarakat dapat menimbulkan self censorship. Kondisi tersebut dinilai berbahaya bagi iklim demokrasi di Indonesia.
Koordinator ICW Adnan Topan Husodo mengatakan upaya pemolisian terhadap pengkritik ini sebenernya tidak perlu dilakukan oleh pejabat atas nama penegakan hukum.
"Nah ini yang berbahaya dalam iklim demokrasi ketika masyarakat punya satu mekanisme baru self censorship untuk menyampaikan sesuatu. Karena nanti bahasa yang akan disampaikan karena rasa takut itu menjadi tidak jelas," kata Adnan dalam diskusi bertajuk 'Masa Depan Demokrasi Indonesia: Menyoal Pembungkaman Suara Kritis Masyarakat' yang disiarkan lewat akun YouTube Sahabat ICW, pada Minggu (30/1/2022).
Menurut Adnan, ketakutan yang timbul di tengah masyarakat tidak sekadar terhadap ancaman 'pemolisian'. Melainkan juga ancaman doxing hingga hacking.
"Sebenarnya mereka mau menyampaikan apa, tapi khawatir karena nanti ditangkap, khawatir nanti diproses secara hukum atau bahkan bukan hanya itu ya, dalam kasus terakhir kita itu kan soal doxing, hacking, itu terjadi," bebernya.
"Dan ini mengancam siapapun yang kemudian merasa bahwa mereka punya hak untuk memberikan kritisisme kepada negara," katanya.
Adnan menyebut, pembungkaman terhadap kritik masyarakat tidak hanya mengancam iklim demokrasi di Indonesia. Melainkan juga mengancam terhadap pemberantasan korupsi.
"Bukan hanya demokrasi tapi juga upaya pemberantasan korupsi. Ketika kritik masyarakat itu harus dihadapkan dengan pemolisian, maka sebenernya kita juga akan berhadapan dengan satu hal yang secara umum sudah dikenal luas. Dimana kekuasaan itu adalah sesuatu yang cenderung korup," ungkapnya.
Kekinian, lanjut Adnan, Indonesia juga tengah dihadapi oleh permasalahan serius terkait korupsi politik. Ancaman ini timbul seiring dengan semakin berkuasanya kalangan elit.
Baca Juga: Tim Advokasi Minta Rekomendasi Ke Kejati Agar Kasus Fatia dan Haris Azhar Disetop
"Itu terjadi seiring dengan semkain berkuasanya para elit yang dengan itu mereka kemudian bisa melakukan upaya-upaya tertentu untuk mebungkam kritisisme publik," kata dia.
"Bahkan jika pun kemudian kritik itu disertai dengan data, karena kemudian diasumsikan data itu salah, data itu keliru, dalam sisi para pejabat publiknya sehingga tetap upaya itu bisa dilakukan. Ini saya kira adalah satu hal berbahaya," katanya.
Berita Terkait
-
Tim Advokasi Minta Rekomendasi Ke Kejati Agar Kasus Fatia dan Haris Azhar Disetop
-
Disebut Kriminalisasi Aktivis, Luhut Mestinya Balas Haris Azhar dan Fatia KontraS Lewat Riset, Bukan ke Polisi
-
Anggap Tak Ada Indikasi Pidana, Pengacara Haris-Fatia Minta Kejati DKI Keluarkan Surat ke Polisi Setop Laporan Luhut
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Polemik Selesai, TNI Resmi 'Luruskan Informasi' dengan Ferry Irwandi
-
Perang Interpretasi Janji Presiden Prabowo: Yusril Sebut 'Masuk Akal', Lukman Bilang 'Setuju'
-
ICJR Skakmat Yusril: Tawaran Restorative Justice untuk Demonstran Itu Konsep Gagal Paham
-
Pakar Bongkar Pencopotan Sri Mulyani dan Budi Gunawan, Manuver Prabowo Ambil Alih Penuh Kendali?
-
Kapolri Absen Jemput Presiden Prabowo di Bali di Tengah Isu Penggantian TB-1
-
Yusril Ungkap Fakta: Presiden Prabowo Belum Perintahkan Pembentukan Tim Investigasi
-
Dari Ancaman Laporan ke Permintaan Maaf, Ferry Irwandi Umumkan Kasusnya dengan TNI Berakhir Damai
-
'Percuma Ganti Orang, Sistemnya Bobrok', Kritik Keras YLBHI di Tengah Isu Ganti Kapolri
-
Tiga Pesawat Tempur Baru dari Prancis Diserahkan ke TNI AU Awal 2026
-
Istana Bantah Presiden Prabowo Kirim Surpres Penggantian Kapolri ke DPR, Mensesneg: Belum Ada