Suara.com - Para pemilih dengan tegas menolak rencana menjadikan Swiss negara pertama yang melarang eksperimen pada hewan. Menurut hasil voting, 79 persen pemilih tidak mendukung larangan tersebut.
Para pemilih pada Minggu (13/02) menolak wacana yang bertujuan menjadikan Swiss negara pertama yang melarang eksperimen pada hewan.
Hasilnya, 21 persen pemilih mendukung larangan pengujian hewan dan 79 persen menentang tindakan tersebut.
Pemungutan suara dibuka selama dua jam pada Minggu (13/02) pagi, di mana sebagian besar pemilih sudah memberikan suara lewat pos.
Jajak pendapat ini bagian dari sistem demokrasi langsung negara itu.
"Kami senang dengan penolakan yang jelas atas inisiatif berbahaya ini,” kata CEO grup lobi Interpharma Rene Buholzer.
"Ini menunjukkan bahwa penduduk Swiss mengakui peran sentral penelitian untuk kesehatan masyarakat dan kemakmuran di Swiss,” tambahnya.
Selain itu, pada hari yang sama para pemilih juga diminta untuk memutuskan apakah akan meningkatkan dukungan keuangan untuk media lokal dan memperketat pembatasan tembakau.
Hasil referendum bisa berdampak signifikan pada dua industri utama negara itu - sektor farmasi dan raksasa tembakau yang berkantor pusat di Swiss.
Baca Juga: Eksperimen Neuralink Elon Musk pada Monyet, Diduga Ekstrem
Apa larangan pengujian hewan?
Para pemilih diminta untuk mempertimbangkan "larangan eksperimen pada hewan dan manusia,” yang jika disahkan akan menjadikan Swiss negara pertama di dunia yang memperkenalkan tindakan tersebut.
Juru kampanye kesejahteraan hewan mengumpulkan banyak tanda tangan untuk mengajukan pertanyaan di surat suara.
Pendukung larangan tersebut mengatakan bahwa praktik itu tidak perlu dan secara etis salah, di mana praktik tersebut "tidak dapat dimaafkan”.
Mereka berpendapat para peneliti mampu menciptakan metode baru untuk menguji obat-obatan dan bahan kimia tanpa melibatkan hewan.
Penentang larangan tersebut, termasuk parlemen Swiss, mengatakan akan berdampak luas pada pengembangan dan produksi obat-obatan baru, vaksin, terapi, dan bahan kimia.
Berita Terkait
-
My Chemical Romance Batal Manggung di Hammersonic 2026, Promotor Kasih Opsi Pengembalian Dana
-
Anugerah Diktisaintek 2025: Apresiasi untuk Kontributor Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
-
Reaksi Yuni Shara Akunnya Ditandai Maia Estianty Terkait Gosip dengan Irwan Mussry
-
Zulkifli Zaini Jadi Komisaris Bank Mandiri, Ini Susunan Pengurus Baru
-
Kapan Pengumuman John Herdman Resmi Pelatih Timnas Indonesia?
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Mendagri: Pemerintah Mendengar, Memahami, dan Menindaklanjuti Kritik Soal Bencana
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK