Suara.com - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah, menilai memang elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berada di urutan teratas saat ini. Hanya saja, trennya alami stagnansi dan bisa saja pada 2024 nanti disalip oleh tokoh lain.
Hal itu disampaikan Dedi menanggapi Lembaga riset Survei dan Polling Indonesia (SPIN) yang menunjukkan nama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto paling banyak dipilih responden sebagai sosok calon presiden yang pantas melanjutkan pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Dalam survei itu, Prabowo mengungguli nama-nama besar lainnya seperti Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, hingga Ridwan Kamil.
"Untuk saat ini, memang tidak dapat dihindari elektabilitas Prabowo masih berada di jajaran teratas, hanya saja stagnasinya juga cukup kuat, sementara tokoh lain masih dinamis, situasi ini memungkinkan jika di tahun 2024 bisa saja Prabowo terungguli tokoh lain yang masin bergeliat," kata Dedi saat dihubungi, Selasa (15/2/2022).
Apalagi, kata Dedi, dominasi Prabowo dalam polling juga tidak signifikan, dibayangi rivalitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Dedi mengungkapkan, IPO memiliki catatan yang menunjukkan adanya kelompok-kelompok yang anti terhadap Prabowo. Hal itu dianggap juga bisa berpengaruh terhadap elektabilitas Prabowo.
"Secara khusus, IPO mencatat ada 14 hingga 17 persen publik anti-Prabowo, ini juga persoalan karena bisa menjadi penggerak propaganda untuk tidak memilihnya," tuturnya.
Lebih lanjut, Dedi pun menyampaikan sejumlah nama tokoh yang bisa saja berpotensi menyalip Prabowo pada Pilpres 2024 nanti. Ia menyebut nama Anies, Ganjar bahkan kader Gerindra sendiri yakni Sandiaga Uno.
"Tokoh yang berpeluang mengungguli Prabowo adalah Anies dan Ganjar, tetapi tidak menutup kemungkinan sesama kader Gerindra, yakni Sandiaga Uno juga mampu mengurangi dominasi Prabowo," tandasnya.
Tag
Berita Terkait
-
Anies, Ganjar, hingga RK Keok Suara Survei Capres, Prabowo Dianggap Paling Pantas Lanjutkan Pemerintahan Jokowi
-
Usung Prabowo di Pilpres 2024, Gerindra Disebut Penganut Demokrasi Minimalis
-
Gerindra Yakin Usung Prabowo jadi Capres, Ketum PA 212: Cukup Menjadi Negarawan Saja
-
Megawati Disebut Tak Restui Duet Prabowo Subianto-Puan Maharani di Pilpres 2024: Ogah Kader PDI P Jadi Cawapres
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo