Suara.com - Perayaan hari raya Nyepi di Bali identik dengan pawai Ogoh-Ogoh. Warga akan membuat Ogoh-Ogoh berukuran raksasa dan diarak keliling desa. Lalu apa itu Ogoh-Ogoh?
Untuk anda yang belum tahu arti apa itu Ogoh-Ogoh yang sering muncul dalam perayaan Hari Raya Nyepi, simak penjelasannya pada artikel berikut ini.
Hari raya Nyepi tahun ini jatuh pada tanggal 3 Maret 2022 mendatang. Berdasarkan pedoman dalam Surat Edaran MDA Provinsi Bali Nomor 009/SE/MDA-Prov Bali/XII/2021 yang berisikan tentang penagarkan Ogoh-Ogoh. Aparat Negara bersama Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Bali melakukan koordinasi yang menetapkan pawai Ogoh-Ogoh tahun ini boleh dilaksanakan.
Pawai Ogoh-Ogoh dapat dilakukan di desa masing-masing dengan menerapkan protokol kesehatan. Peserta pawai pun dibatasi dengan maksimal 50 orang. Mengingat saat ini Indonesia masih terpapar virus Covid-19. Pawai diadakan untuk melengkapi prosesi hari raya Nyepi dan mengobati rasa rindu masyarakat karena sudah 2 tahun ditiadakan.
Ogoh-Ogoh merupakan gambaran Butha Kala yang menciptakan energi negatif dalam diri manusia. Ogoh-Ogoh sendiri berasal dari kata ogah-ogah dalam bahasa Bali yang artinya sesuatu yang digoyangkan. Ogoh-Ogoh dibuat dengan wujud yang menyeramkan dan berukuran besar.
Masyarakat Bali mulai membuat patung raksasa ini dari tahun 1983. Pada saat itu pemerintah Indonesia resmi menetapkan hari raya Nyepi sebagai hari libur nasional.
Sehingga masyarakat membuat perwujudan rasa gembiranya dalam bentuk onggokan atau kini dikenal dengan sebutan Ogoh-Ogoh. Kesenian khas Bali ini mulai dikenal masyarakat luas hingga mancanegara saat diikutkan dalam Pesta Kesenian Bali ke XII.
Makna Filosofi Ogoh-Ogoh
Baca Juga: Pelabuhan Gilimanuk Dan Ketapang Ditutup Saat Nyepi Mulai Pukul 00.00 WIB
Makna Ogoh-Ogoh menurut masyarakat Bali tidak hanya sekedar patung raksasa yang diarak keliling desa kemudian dibakar begitu saja. Akan tetapi Ogoh-Ogoh merupakan gambaran sifat buruk manusia yang harus dimusnahkan.
Gambaran sifat buruk manusia itu diperumpamakan dalam wujud Bhuta Kala. Berdasarkan ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tidak terhitung dan tidak dapat dibantah.
Tak hanya Bhuta Kala saja, dalam perkembangannya Ogoh-Ogoh juga dibuat dalam bentuk makhluk-makhluk yang ada di neraka seperti Widyadari, naga, gajah, dan lain sebagainya. Bahkan saat ini masyarakat juga membuat Ogoh-Ogoh menyerupai pemimpin dunia, artis dan penjahat yang dianggap kejam dan serakah.
Ogoh-Ogoh yang dibuat selanjutnya akan diarak keliling desa dengan diiringi oleh gamelan Bali yang disebut Bleganjur. Warga akan bergantian memikul Ogoh-Ogoh dan menggoyangkannya hingga anggota badannya terlepas. Saat berhasil lepas warga akan bergembira dengan menyorakinya.
Selanjutnya mereka akan berkumpul disatu titik untuk membakar patung raksasa itu. Pembakaran Ogoh-Ogoh dalam konteks hari raya Nyepi, mengandung makna untuk melebur dan membuang segala sifat negatif dalam diri manusia. Sehingga ia bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi.
Demikian ulasan mengenai apa itu Ogoh-Ogoh? Yang mengandung arti dan makna filosofis bagi masyarakat Bali. Semoga pawai Ogoh-Ogoh tahun ini berjalan lancar!
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta
-
Wamen Dzulfikar: Polisi Aktif di KP2MI Strategis Perangi Mafia TPPO
-
Anggota DPR Ini Ingatkan Bahaya Pinjol: Banyak yang Ngira Itu Bisa Selesaikan Masalah, Padahal...
-
Gibran Wakili Prabowo di Forum KTT G20, DPR: Jangan Cuma Hadir, Tapi Ikut Dialog
-
Mahfud MD Sebut Prabowo Marah di Rapat, Bilang Bintang Jenderal Tak Berguna Jika Tidak Bantu Rakyat
-
RUU PPRT 21 Tahun Mandek, Aktivis Sindir DPR: UU Lain Kilat, Nasib PRT Dianaktirikan
-
KSPI Desak RUU PPRT Disahkan: Pekerja yang Menopang Ekonomi Justru Paling Diabaikan
-
Cegat Truk di Tol Cikampek, Polda Metro Bongkar Penyelundupan Pakaian Bekas Impor Rp 4,2 Miliar
-
Detik-detik Mencekam Pesawat Oleng Lalu Jatuh di Karawang, Begini Kondisi Seluruh Awaknya