Suara.com - Peneliti Senior Network for Democracy and Electoral Integrity (Netgrit), Hadar Nafis Gumay, menilai bahwa jika ada elite-elite politik yang ingin memperpanjang masa jabatan presiden tanpa adanya mandat dari rakyat, maka hal itu dianggap sebagai kekeliruan besar.
Hadar mengatakan, pemilu aspek utamanya harus digelar secara lima tahunan sekali. Pemilu harus digelar lantaran dianggap telah menjadi ruang utama penyaluran dari kedaulatan sebagai warga negara.
"Kalau kemudian elite politik dan pemerintahan, ingin memperpanjang masa jabatannya, tanpa kemudian mendapatkan mandat, ini sesuatu yang keliru besar," kata Hadar dalam diskusi daring yang disiarkan di Youtube Public Virtue, Rabu (17/3/2022).
Mantan Komisioner KPU tersebut menyampaikan, para elite politik tidak menganggap dan tidak ingin mendengarkan suara rakyat.
"Nggak perlu mandat mereka kita panjangin saja masa jabatan kita itu sebetulnya yang keliatannya diusung-usung sejumlah elite pemerintahan kita," tuturnya.
Untuk itu, Hadar mengajak masyarakat untuk sadar diri dan berani bersuara. Menurutnya, jika publik hanya cuek oligarki malah semakin berkuasa.
"Karena kalau kita diam saja kemudian cuek saja bahwa suara kita walau cuma satu, di dalam setiap pemilihan, nggak papa lah, di sini lah sebetulnya kekuatan-kekuatan yang disebutkan oligarki di sektiarnya atau pada dirinya akan bebas saja, membawa atau merusak negeri kita ini," tuturnya.
Sebelumnya, Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sekaligus Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengusulkan Pemilu 2024 diundur selama satu atau dua tahun. Momentum perbaikan ekonomi dianggap tak boleh terganggu dengan adanya Pemilu.
"Saya mengusulkan pemilu 2024 ditunda satu atau dua tahun," kata Cak Imin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (23/2/2022).
Baca Juga: Muncul Spanduk Luhut Capres 2026, Pengamat: Itu Sindiran untuk Luhut
Menurutnya, momentum perbaikan ekonomi yang sudah mulai berjalan pasca dua tahun dihajar pandemi covid tidak boleh menjadi terhenti atau membeku.
Berita Terkait
-
3 Tafsir soal Spanduk Luhut Capres 2026 Menurut Pengamat
-
Muncul Spanduk Luhut Capres 2026, Pengamat: Itu Sindiran untuk Luhut
-
Luhut Ogah Buka Big Data, Langsung Disamber Pengamat: Pejabat Gak Boleh Sesumbar
-
Copot Spanduk Luhut Capres 2026 di Rawamangun, Kasatpol PP Jaktim: Tidak Berizin
-
Muncul Baliho Bertuliskan Luhut Nyapres 2026, Politisi PKS: Bentuk Keisengan Politik, Ada Oknum Perkeruh Suasana
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Otak Pembobol Rekening Dormant Rp204 M Ternyata Orang Dalam, Berkas Tersangka Sudah di Meja Kejagung
-
Janji Kapolri Sigit Serap Suara Sipil Soal Kerusuhan, Siap Jaga Ruang Demokrasi
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Terpuruk Pasca-Muktamar, Mampukah PPP Buktikan Janji Politiknya? Pengamat Beberkan Strateginya
-
Hapus BPHTB dan PBG, Jurus Jitu Prabowo Wujudkan Target 3 Juta Rumah
-
Buntut Bobby Nasution Razia Truk Aceh, Senator Haji Uma Surati Mendagri: Ini Melanggar Aturan!
-
Bongkar 7 Cacat Fatal: Ini Alasan Kubu Nadiem Makarim Yakin Menang Praperadilan
-
MK Hindari 'Sudden Death', Tapera Dibatalkan tapi Diberi Waktu Transisi Dua Tahun
-
Romo Magnis Ajak Berpikir Ulang: Jika Soekarno Turuti Soeharto, Apakah Tragedi '65 Bisa Dicegah?
-
Bye-bye Kehujanan di Dukuh Atas! MRT Jadi Otak Integrasi 4 Moda Transportasi Jakarta