Suara.com - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Viryan Azis mengatakan dalam pemutakhiran data pemilih lapas dan rutan, pihaknya bekerja sama dengan Kemenkumham.
Sehingga diharapkan terjadi sinkronisasi data pemilih di lapas/rutan dengan Sistem Informasi Data Pemilih (Sidalih).
"Pendataan pemilih di lapas dan rutan dilakukan sejak tahapan coklit (pencocokan dan penelitian) sedang berkoordinasi dengan Kemenkumham yang diharapkan adanya sinkronisasi data pemilih di lapas rutan dengan Sidalih," ujar Viryan dalam Uji publik Rancangan Peraturan KPU (PKPU) tentang Pemutakhiran Data Pemilih dan Penyusunan Daftar Pemilih Pemilu 2024 secara virtual, Rabu (6/4/2022).
Viryan mengatakan, pengalaman di lapangan, bahwa pemutakhiran data pemilih warga lapas menemui kesulitan. Sehingga data pemilih sulit didapatkan secara utuh.
"Pengalaman lapangan yang selama ini terjadi adalah penghuni lapas dan rutan itu datanya sulit kita dapatkan secara utuh," ucap dia.
Namun kata Viryan, satu instrumen yang dapat digunakan untuk mendapatkan kelengkapan data pemilih warga binaan di rutan atau lapas. Yaitu dengan menggunakan teknologi face recognition.
Viryan menyebut, umumnya para penghuni lapas akan menghilangkan identitas diri. Sehingga kata dia petugas KPU di lapangan alami kesulitan untuk mengkonfirmasi pemilih tersebut.
"Biasanya penghuni lapas dan rutan itu menghilangkan identitas dirinya, sehingga kadangkala kita sulit mengetahui yang bersangkutan siapa, kadang sudah punya dokumen kependudukan, ada juga yang belum dalam proses pengalaman kami di lapangan," katanya.
Selain itu, Viryan menuturkan teknologi face recognition dapat dilakukan. Pasalnya data geometrik KPU sudah ada di sistem Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil). Namun kata dia kendalanya yakni soal ketersediaan waktu.
Baca Juga: PKPU Akan Adopsi Prinsip Pelindungan Data Pribadi
Karenanya, ia menyerahkan kepada jajaran KPU periode 2022-2027 untuk memutuskan apakah cukup menggunakan cara seperti yang tertuang dalam Pasal 18 PKPU Pemutakhiran Data Pemilih atau menggunakan teknologi face recognition.
"Nanti ini kebijakan KPU RI berikutnya apakah dengan cara cukup seperti ini, atau kalau mau lebih baik lagi dengan face recognition," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
-
Telkom Siapkan Anak Usaha Terbarunya infraNexia, Targetkan Selesai pada 2026
Terkini
-
Siapa Pria Misterius di Samping Ratu Narkoba Dewi Astutik Saat Digerebek di Kamboja?
-
Update Korban Jiwa di Aceh: 249 Orang Meninggal, 660 Ribu Warga Mengungsi
-
Tata Ruang Amburadul Biang Banjir Sumatra, KLH Siap 'Obrak-abrik' Aturan
-
Pemerintah Ungkap Arah Kebijakan 2026, Sektor MICE dan Hilirisasi Jadi Fokus Baru
-
Kang Dedi Siapkan Kereta Kilat Pajajaran, Whoosh Bakal Ditinggalkan?
-
Banjir Sumatra Bawa Kayu Gelondongan, Ketua MPR Muzani: Sepertinya Hasil Tebangan Itu
-
4.000 Siswa Sekolah Rakyat Mau Kuliah, Kemensos Gandeng Diktisaintek Minta Bimbingan
-
Terungkap, Sosok 'Penjahat' di Balik Tema Besar Reuni 212
-
Jalan Buntu Paulus Tannos: Praperadilan Ditolak, KPK Kebut Proses Ekstradisi
-
Jurus Baru Bahlil, Golkar Siap 'Perang Digital' Rebut Hati 73 Persen Pemilih Muda 2029