Suara.com - Belasan ribu orang menantang Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan membuka data pendukung penundaan Pemilu 2024. Dukungan atas tantangan ini disuarakan masyarakat melalui laman change.org.
Petisi ini sebagai bentuk tantangan agar Luhut melakukan transparansi big data 110 juta orang Indonesia yang diklaimnya mendukung penundaan pemilu.
Pembuat petisi ini adalah Alumni Sekolah Antikorupsi atau disingkat SAKTI. SAKTI berpendapat bahwa Luhut harus melakukan transparansi karena menjadi bagian dari informasi publik yang diatur pasal 1 angka 2 UU Nomor 14 Tahun 2008 (UU KIP).
Ternyata, petisi ini mendapat dukungan penuh dari publik. Sudah ada 12.757 orang yang menandatangani petisi dukungan agar Luhut Binsar membuka big data hingga Rabu (6/4/2022) sore.
Diketahui, wacana penundaan pemilu masih menjadi pembahasan panas di masyarakat, terutama media sosial. Wacana ini semakin memanas ketika Luhut Binsar membuat pernyataan kontroversial.
Luhut pernah mengklaim ada 110 juta orang di media sosial yang setuju bahwa Pemilu 2024 ditunda. Ratusan juta orang yang disebut sebagai "big data" ini diklaim menginginkan Presiden Joko Widodo memperpanjang masa jabatannya.
Klaim ini bukan sekadar mendapat tentangan dari masyarakat umum. Para elit politik pun turut menyoroti klaim Luhut Binsar. Salah satunya Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto yang meminta Luhut Binsar mengklarifikasi pernyataan tersebut.
Lembaga survei Saiful Mujani Research & Consultan (SMRC) kemudian merilis data bantahan terkait klaim Luhut Binsar. Dari data SMRC yang dipaparkan Deni Irvani secara daring, para pemilih PDIP mayoritas justru menolak penundaan pemilu dengan berbagai alasan.
Terbaru, Presiden Jokowi tampaknya mulai gerah dengan wacana ini. Bahkan dengan tegas Presiden Jokowi meminta seluruh menteri Kabinet Indonesia Maju untuk tidak lagi berbicara mengenai isu penundaan Pemilu 2024.
Bukan hanya Pemilu 2024, Presiden Jokowi juga meminta seluruh menteri untuk tak berbicara soal perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode.
Namun begitu, meski RI 1 sudah meminta para menteri tak menggulirkan bola panas, perbincangan di media sosial masih panas. Terbukti dengan munculnya petisi desakan terhadap Luhut untuk membuka klaim big data rakyat dukung pemilu.
Orang-orang yang menandatangani petisi kemudian turut berkomentar di kolom petisi tentang Luhut Binsar. Mayoritas sudah tak membahas penundaan Pemilu 2024, namun lebih ke desakan tentang klaim Luhut.
"Saya tidak akan mempermasalahkan diundur atau tidaknya Pemilu, yang jadi masalah adalah benarkah Rakyat yang meminta," tulis akun bernama Mu****ad R**a.
"Buka datanya, pak! Kalau benar valid, ga ada yang perlu ditutupi," tulis D***g No***a.
"Tidak yakin dengan yang dikatakan Luhut," tulis Y***t Sup****nto.
"Ngomong ke publik ya data harus diungkap, kalau diumpetin berarti hoaks," tulis I***e H**i.
Kontributor : Lukman Hakim
Tag
Berita Terkait
-
Presiden Larang Menteri Koar-koar Tunda Pemilu Cerminkan Jokowi Patuh Konstitusi, Tidak Bolehkan Jabat Tiga Periode
-
Bertemu Jokowi di Istana, Puan Maharani: Topik Pemulihan Ekonomi Rakyat Lebih Penting Ketimbang Wacana Tunda Pemilu
-
BEM Malang Raya Bikin Petisi Tolak Kenaikan Harga BBM, Sudah 2 Ribu Lebih Tanda Tangan
-
Kritik Partai Nonkoalisi ke Presiden: Terlambat Larang Menteri Ngomong Tunda Pemilu, Giliran Suara Jokowi yang Ditunggu
-
Larang Menteri Koar-koar, PKB: Semoga Perintah Jokowi jadi Batu Nisan yang Kubur Wacana Tunda Pemilu dan Isu 3 Periode
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Ganggu Masyarakat, Kakorlantas Bekukan Penggunaan Sirene "Tot-tot Wuk-wuk"
-
Angin Segar APBN 2026, Apkasi Lega TKD Bertambah Meski Belum Ideal
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru