Suara.com - Provinsi Aceh telah masuk ke musim hujan ekuatorial. Masyarakat setempat diminta tetap meningkatkan kewaspadaan potensi banjir.
Koordinator Data dan Informasi BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Zakaria Ahmad di Aceh Besar mengatakan pada musim ini, hujan terjadi ketika matahari berada di garis ekuator, dan Aceh akan terdampak karena provinsi ini di kelilingi Samudera Hindia dan Selat Malaka.
"Dari segi musim, kita ini sudah memasuki musim hujan ekuatorial. Dimana hujannya ketika matahari berada di garis khatulistiwa," kata Zakaria, Jumat (8/4/2022).
Zakaria menuturkan, saat berada di garis ekuator, matahari memanaskan permukaan laut baik di Samudera Hindia maupun Selat Malaka. Kemudian membuat penambahan uap air hingga akhirnya membentuk awan-awan hujan di wilayah Aceh.
Pada musim ini, kata dia, hujan tidak se-ekstrem pada November atau Desember. Biasanya curah hujan musim ini terjadi antara sore hingga malam hari. Juga, tidak semua kabupaten/kota terdampak terhadap musim hujan ekuatorial.
"Kita perkirakan musim hujan ini sampai dengan awal Mei atau akhir April 2022. Walaupun tidak se-ekstrem di musim hujan pada musim hujan November-Desember, namun untuk potensi banjir juga masih ada," kata Zakaria.
Zakaria menambahkan daerah yang berpengaruh terhadap hujan ekuatorial atau pengaruh matahari yang berada di garis khatulistiwa itu seperti wilayah pegunungan Aceh Besar, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Bener Meriah dan Gayo Lues.
Sedangkan wilayah barat selatan Aceh seperti Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Singkil dan Subulussalam, merupakan daerah yang tidak mengenal musim atau non-zoom, maka setiap hari ada potensi hujan.
"Di musim hujan ekuatorial ini potensi banjir masih tetap ada, harus diwaspadai, terutama daerah Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, ini perlu diwaspadai," katanya. (Antara)
Baca Juga: Sepekan Terakhir, Sumbar Diguncang 36 Kali Gempa Bumi
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Pesan Menteri Brian ke Kampus: Jangan Hitungan Bantu Anak Tak Mampu, Tak akan Bangkrut!
-
Revisi UU Pemerintahan Aceh: DPR Desak Dana Otsus Permanen, Apa Respons Pemerintah?
-
DPR, Pemkot, dan DPRD Surabaya Satu Suara! Perjuangkan Hak Warga Atas Tanah Eigendom ke Jakarta
-
Pramono: Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Masih Berhak Terima KJP Plus
-
KPK Bentuk Kedeputian Intelijen, Jadi Mata dan Telinga Baru Tangkap Koruptor
-
Minta Pemerintah Pikirkan Nasib Bisnis Thrifting, Adian: Rakyat Butuh Makan, Jangan Ditindak Dulu
-
Peneliti IPB Ungkap Kondisi Perairan Pulau Obi
-
Ngaku Dikeroyok Duluan, Penusuk 2 Pemuda di Condet: Saya Menyesal, Cuma Melawan Bela Diri
-
Kepala BGN: Minyak Jelantah Bekas MBG Diekspor Jadi Avtur Singapore Airlines, Harganya Dobel
-
Tegas Tolak Mediasi dengan Jokowi, Roy Suryo Cs Lebih Pilih Dipenjara?