Suara.com - Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) memperbolehkan publik mencetak Buku Gerakan Literasi Nasional. Dengan syarat buku itu tidak diperjualbelikan.
Karena GLN tujuannya untuk membantu meningkatkan minat baca siswa.
Sementara sumbernya ada yang berasal dari hasil sayembara penulisan buku, terjemahan dari salah satu penerbit.
Akan tetapi pihaknya juga sudah bertemu langsung dengan pimpinan penerbitnya dan boleh dicetak maupun diperbanyak, asal bukan untuk komersial.
"Silakan jika nantinya ada pihak-pihak yang berkeinginan mencetak buku GLN tersebut menjadi lebih banyak untuk dibagikan kepada siswa. Ingat ya, tidak boleh diperjualbelikan," kata Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra Kemendikbudristek M. Abdul Khak di sela-sela pendistribusian buku GLN di halaman PT Pura Kudus, Selasa.
Buku GLN yang terdiri dari berbagai macam judul itu, ada yang diperuntukkan untuk siswa sekolah dasar (SD) dan siswa tingkat TK/PAUD. Sedangkan hak ciptanya milik Kementerian Pendidikan.
Kalaupun ada pihak sekolah atau pihak lain yang ingin memperbanyak, dipersilakan untuk memberitahukan kepada Kemendikbudristek dengan berkirim surat.
"Nantinya akan kami beri file aslinya, bukan lagi dalam bentuk PDF yang saat ini tersedia di https://budi.kemendikbud.go.id. Dengan perjanjian tidak akan diperjualbelikan. Dalam rangka memudahkan daerah yang belum mendapatkan distribusi buku GLN tersebut, memang disediakan file PDF agar pihak sekolah atau siswa bisa mengunduhnya di website tersebut," ujarnya.
Diharapkan adanya dukungan semua pihak untuk meningkatkan minat baca siswa, terutama dari tingkat TK/PAUD dan SD karena berdasarkan hasil indeks pembangunan kebudayaan (IPK) tahun 2018, pada bagian dimensi budaya literasi ternyata penduduk Indonesia usia 10 tahun ke atas yang membaca selain kitab suci, baik cetak maupun elektronik hanya 45,72 persen dari target 70 persen.
Baca Juga: Apa itu Kurikulum Merdeka Belajar? Ketahui Penjelasan Keunggulan dan Karakteristik Utamanya
Hal itu, menunjukkan bahwa minat baca anak-anak Indonesia masih rendah. Sedangkan penyebab rendahnya minat baca berdasarkan indeks aktivitas literasi membaca (Alibaca) Kemendikbud tahun 2019 diketahui, karena kurangnya akses untuk membaca.
Di antaranya, karena minimnya ketersediaan buku bacaan yang berkualitas dan fasilitas perpustakaan, terutama di daerah-daerah terpencil.
PT Pura Kudus diketahui dipercaya Kemendikbudristek mencetak buku GLN sebanyak 3,2 juta buku untuk didistribusikan ke 3.109 sekolah, meliputi 1.893 SD dan 1.216 TK/PAUD di 14 kabupaten yang tersebar di lima provinsi. Di antaranya Provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur.
Alokasi buku yang akan diterima untuk Provinsi Sulawesi Utara mendapatkan sebanyak 280.450 eksemplar, Kalimantan Barat sebanyak 1.683.900 eksemplar, Kalimantan Utara sebanyak 211.210 eksemplar, Sulawesi Tengah 846.424 eksemplar, dan Kalimantan Timur sebanyak 178.790 eksemplar. (Antara)
Berita Terkait
-
Viral, Film Merah Putih One for All Kena Ulti Badan Bahasa Kemendikbud
-
Kasus Korupsi Pengadaan Chromebook, Kejagung Periksa Fiona Handayani Eks Staf Khusus Nadiem
-
Apa Itu Chromebook, Laptop yang Buat Negara Rugi? Ini Spesifikasinya
-
Dua Mata Pelajaran yang Harusnya Masuk Kurikulum Indonesia
-
Kejagung Periksa SBY Terkait Dugaan Korupsi Pengadaan Laptop di Lingkungan Kemendikbud Ristek
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Otak Pembobol Rekening Dormant Rp204 M Ternyata Orang Dalam, Berkas Tersangka Sudah di Meja Kejagung
-
Janji Kapolri Sigit Serap Suara Sipil Soal Kerusuhan, Siap Jaga Ruang Demokrasi
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Terpuruk Pasca-Muktamar, Mampukah PPP Buktikan Janji Politiknya? Pengamat Beberkan Strateginya
-
Hapus BPHTB dan PBG, Jurus Jitu Prabowo Wujudkan Target 3 Juta Rumah
-
Buntut Bobby Nasution Razia Truk Aceh, Senator Haji Uma Surati Mendagri: Ini Melanggar Aturan!
-
Bongkar 7 Cacat Fatal: Ini Alasan Kubu Nadiem Makarim Yakin Menang Praperadilan
-
MK Hindari 'Sudden Death', Tapera Dibatalkan tapi Diberi Waktu Transisi Dua Tahun
-
Romo Magnis Ajak Berpikir Ulang: Jika Soekarno Turuti Soeharto, Apakah Tragedi '65 Bisa Dicegah?
-
Bye-bye Kehujanan di Dukuh Atas! MRT Jadi Otak Integrasi 4 Moda Transportasi Jakarta