Suara.com - Maraknya kasus pencurian data pribadi di Indonesia dinilai menjadi bukti masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam menyimpan data-data pribadi mereka.
Pencurian data pribadi sebagian besar terjadi pada ranah digital.
Dosen Ilmu Komunikasi IAI Dalwa Pasuruan Muhajir Sulthonul Aziz mengatakan semakin tinggi pemanfaatan teknologi digital, maka literasi digital dimasyarakat, khususnya mengenai keamanan digital, sepatutnya juga semakin ditingkatkan.
Oleh karena itu, ia mengingatkan pengguna digital agar tidak sembarangan membuka situs. Pasalnya, dari sekian banyak situs yang beredar di dunia maya, ada yang merupakan situs resmi dan situs yang berpotensi menjadi pintu masuk kejahatan siber.
“Cukup sederhana untuk mengenali keaslian sebuah situs. Misalnya, cek nama domain dan evaluasi URL situs web, perhatikan penggunaan bahasa atau kalimat pada situs tersebut, gunakan pemindaian antivirus, atau periksa apakah ada kontak yang bisa dihubungi atau tidak,” kata dia dalam sebuah diskusi virtual bertajuk Lindungi Privasimu! Waspadai akan Rekam Jejak Digital" ditulis, Minggu (25/9/2022).
Muhajir juga mengingatkan beragam jenis malware yang mengancam selama berselancar diunia digital. Antara lain, virus, worm, trojan house, ransomware, atau spyware. Ancaman lainnya adalah phishing dan scam.
"Ancaman phishing adalah upaya untuk mendapatkan informasi penting dengan teknik pengelabuan sebuah situ," katanya.
Sementara scam adalah bentuk penipuan melalui SMS, telepon, e-mail, dan berbagai cara lainnya yang bertujuan untuk mendapatkan uang dari korban.
Terkait keamanan digital, pendiri Yayasan Komunitas Open Source, Arief Rama Syarif mendefinisikan sebagai sebuah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring, agar dapat dilakukan secara aman. Tidak hanya mengamankan data yang dimiliki, namun sekaligus data pribadi yang bersifat rahasia.
Data pribadi tersebut meliputi tanggal lahir, riwayat kesehatan, nomor induk kependudukan (NIK), rekening bank, nomor telepon, maupun rekaman biometrik sidik jari.
“Tidak ada yang 100 persen aman di dunia digital. Yang bisa kita lakukan adalah mengurangi resikonya sedapat mungkin. Tidak asal meng-klik tautan yang ada, serta rajin mengganti password secara berkala. Yang terakhir, gunakan akun berbeda untuk kepentingan finansial atau media sosial,” katanya.
Sementara itu Ketua Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia Sulawesi Selatan, Syamsu Rizal mengingatkan pentingnya menjaga privasi di ranah digital.
Ada beberapa alasan penting kenapa privasi harus dijaga di dunia digital, yaitu mencegah terjadinya intimidasi atau kekerasan seksual secara daring lewat data pribadi jenis kelamin, mencegah penyalahgunaan data pribadi, serta menghindari potensi pencemaran nama baik. Selain itu, menjaga jejak digital juga patut diperhatikan.
“Pasalnya, setiap aktivitas kita di ruang internet selalu menyisakan jejak digital dan semua orang bisa merekam atau melihatnya. Maka dari itu, hal-hal yang sifatnya privasi, penting, atau rahasia sebaiknya tidak diunggah ke internet," katanya.
Berita Terkait
-
Data Pribadi di Ujung Jari Asing: Panduan Praktis Memahami Risiko dan Menjaga Privasi di Era Digital
-
Di Balik Janji Manis Ekonomi Digital: Ancaman Nyata di Balik Transfer Data Pribadi ke Luar Negeri
-
Bahaya di Balik Tren Live Jasa Buka Pengumuman SNBP: Waspada Pencurian Identitas!
-
Menkominfo Budi Arie Bongkar Biang Kerok Pencuri Data Pribadi Kartu SIM, Operator Indosat?
-
Polisi Periksa Direksi Indosat Buntut Kasus Pencurian Data Pribadi di Bogor
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Puji Kepemimpinan Gubernur Ahmad Luthfi, BGN Puji Jateng Paling Siap Jalankan Program Gizi Nasional
-
Jokowi 'Dikepung' Politik? Rocky Gerung Bongkar Alasan di Balik Manuver Prabowo-Gibran 2029
-
'Mereka Ada Sebelum Negara Ini Ada,' Pembelaan Antropolg untuk 11 Warga Maba Sangaji di Persidangan
-
Terungkap! 'Orang Baik' yang Selamatkan PPP dari Perpecahan: Ini Peran Pentingnya
-
Dana Transfer Dipangkas Rp 15 Triliun, APBD DKI 2026 Anjlok dan Gubernur Perintahkan Efisiensi Total
-
Kelurahan Kapuk Dipecah Jadi 3: Lurah Klaim Warga Menanti Sejak Lama, Semua RW dan RT Setuju
-
Antonius Kosasih Divonis 10 Tahun Bui di Kasus Korupsi PT Taspen, Hukuman Uang Pengganti Fantastis!
-
Kapuk Over Populasi, Lurah Sebut Petugas Sampai Kerja di Akhir Pekan Urus Kependudukan
-
Ada dari Bekasi dan Semarang, Tim DVI Identifikasi 7 Jasad Korban Ponpes Al Khoziny, Ini Daftarnya
-
Jokowi Absen di HUT TNI karena Tak Boleh Kena Panas, Kondisi Kesehatannya Jadi Gunjingan