Suara.com - Mendoan merupakan makanan khas Banyumas yang disukai banyak orang. Tahukah kamu bahwa sejak tahun lalu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan tempe mendoan sebagai warisan budaya tak benda (WBTb) Indonesia.
Berdasarkan sidang Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Tahun 2021 di Jakarta, makanan khas Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah ini masuk dalam kategori Keterampilan dan Kemahiran Kerajinan Tradisional.
Keberadaan olahan tempe mendoan dalam khazanah kuliner Nusantara sangat populer dan apat dinikmati oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Lalu bagaimana sejarah tempe mendoan Banyumas? Untuk mengetahuinya, simak ulasan di bawah ini.
Tempe mendoan adalah olahan tempe yang dibalur adonan tepung yang telah diberi bumbu dan potongan daun bawang. Sekilas, inu terdengar mirip dengan olahan gorengan tempe pada umumnya. Namun, tempe mendoan sangatlah berbeda. Baik dari segi tekstur, rasa hingga cara penyajian.
Mulanya tempe diiris tipis dan lebih lebar bila dibandingkan gorengan tempe pada umumnya. Setelah dibaluri adonan tepung tempe lalu digoreng dengan minyak panas sekitar empat menit. Tempe mendoan hanya dimasak sebentar tanpa menunggu adonan berubah warna hingga keemasan.
Olahan tempe ini sangat populer di Indonesia, namun menurut berbagai sumber menyebutkan bahwa jenis gorengan satu ini berasal dari daerah Banyumas.Keberadaanya pun kini sudah tersebar diberbagai daerah di Indonesia.
Diketahui, penamaan tempe mendoan disinyalir diambil dari kata mendo yang dalam bahasa Jawa Banyumas yang berarti setengah matang. Dapat dikatakan bahwa nama tempe mendoan diambil dari teknik memasaknya.
Ada alasan di balik penggunaan teknik memasak setengah matang. Mulanya mendoan adalah olahan tempe cepat saji. Oleh karena itu, untuk mempersingkat waktu memasak penjual tempe mendoan enggan menggoreng tempe hingga kering.
Baca Juga: Tempe Mendoan, Makanan Khas Purwokerto yang Jadi Google Doodle Hari Ini
Perkembangan Tempe Mendoan
Perjalanan camilan yang lebih nikmat jika dinikmati saat hangat ini kian populer setelah bahan baku kedelai yang tumbuh di China dan Indochina menyebar ke Indonesia. Menurut berbagai sumber, tempe mendoan telah menjadi komoditas dan dikelola secara komersil di Banyumas sejak tahun 1960-an.
Sejak saat itu, tempe mendoan bukan sekadar camilan. Bagi masyarakat Banyumas, tempe mendoan sarat makna dan telah menjadi identitas warga Banyumas. Warga Banyumas kerap disamakan dengan tempe mendoan yang fleksibel dan mudah menyesuaikan diri.
Nah demikian ulasan perihal sejarah tempe mendoan Banyumas yang mungkin belum banyak diketahui orang-orang. Apakah kamu juga salah satu orang yang suka mendoan?
Kontributor : Ulil Azmi
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
-
Sepanjang Semester I 2025, Perusahaan BUMN Lakukan Pemborosan Berjamaah Senilai Rp63,75 Triliun
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
Terkini
-
Pemulihan Psikososial di Sumatra, Lebih Dari 50 Persen Siswa Masih Alami Sedih dan Cemas
-
Pramono Anung Pastikan Perawatan Korban Mobil Terabas Pagar SD di Cilincing Ditanggung Pemprov
-
Pramono Anung: 21 Orang Jadi Korban Imbas Mobil Terabas Pagar SD di Cilincing
-
KPK Tetapkan Tersangka Usai OTT Bupati Lampung Tengah, Amankan Uang dan Emas
-
Barisan Siswa SDN Kalibaru 01 Diseruduk Mobil, 20 Korban Terluka
-
Komnas HAM: Solidaritas Publik Menguat, Tapi Negara Tetap Wajib Pulihkan Sumatra
-
Dari Pameran Megah ke Balik Jeruji, Mengapa Puluhan Calon Pengantin Bisa Tertipu WO Ayu Puspita?
-
Dedi Mulyadi Datang ke KPK: Ada Apa dengan Sungai dan Hutan Jabar?
-
Tak Cukup Andalkan Infrastruktur, Pelatihan Evakuasi Penentu Keselamatan di Gedung Bertingkat
-
Respons Dasco Soal Wacana Pilkada Dipilih DPRD: Pikirkan Saudara Kita di Sumatera Pulih Dulu