Suara.com - Kapten dari kapal penyelamat migran baru-baru ini menolak perintah otoritas Italia untuk meninggalkan sebuah pelabuhan di Sisilia pada Minggu (6/11), setelah pemerintahan sayap kanan yang baru dibentuk mengambil langkah yang lebih keras dalam penanganan migran.
Sebelumnya, pihak berwenang setempat melarang 35 penumpang untuk menuruni kapal tersebut, dan kapten kapal memutuskan untuk menolak perintah meninggalkan pelabuhan.
Pemerintahan Perdana Menteri Giorgia Meloni, yang baru berusia dua minggu, telah melarang bersandarnya empat kapal yang beroperasi di Laut Tengah. Kapal-kapal itu telah menyelamatkan para migran yang terombang-ambing di laut hingga berhari-hari. Pemerintah Italia hanya mengizinkan penumpang yang dianggap rentan untuk turun dari kapal.
Pada Minggu, Italia memerintahkan kapal Humanity 1 untuk meninggalkan Pelabuhan Catania setelah menurunkan 144 migran yang diselamatkan, termasuk anak-anak dan orang-orang dengan darurat medis.
Namun, kapten kapal tersebut menolak pergi "sebelum semua penyintas yang diselamatkan di laut diturunkan dari kapal," kata SOS Humanity, yayasan amal Jerman yang mengoperasikan kapal itu. Kapal tersebut masih ditambatkan di pelabuhan dengan 35 migran di dalamnya.
Di hari yang sama, kapal amal kedua tiba di Catania, dan proses seleksi yang sama diulangi lagi dengan 572 migran di atas kapal Geo Barents yang dioperasikan oleh Doctors Without Borders. Seleksi selesai pada malam hari dengan 357 orang diperbolehkan turun, tetapi 215 lainnya dilarang.
Kelompok-kelompok kemanusiaan, para aktivis HAM, dan dua anggota parlemen Italia yang melakukan perjalanan ke Sisilia, memprotes proses seleksi itu dan menyebutnya ilegal dan tidak manusiawi.
Menteri Dalam Negeri baru Italia, Matteo Piantedosi, menarget organisasi-organisasi non-pemerintah, yang sejak dulu dituduh pemerintah mendorong penyelundupan manusia di Laut Tengah. Grup-grup itu telah menolak klaim tersebut. [VOA]
Berita Terkait
-
16 Tahun Tak Pernah Pulang, Pekerja Migran asal Indramayu Hilang Kontak saat Bekerja di Arab Saudi
-
Pria Lempar Bom Molotov ke Pusat Penampungan Migran di Dover
-
Ajak Pekerja Migran Indonesia Naik Kelas, Bank Mandiri Gaungkan Program Mandiri Sahabatku
-
Memilukan, Hasil Investigasi Menyebut 5.600 Migran Tewas Di Rute Eropa Sejak 2021
-
Sempat Ditampung di Bekasi, Ratusan Perempuan Gagal Jadi Buruh Migran Ilegal di Arab Saudi
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
Terkini
-
KAI Antisipasi Ledakan 942 Ribu Penumpang di HUT TNI Besok: Ambulans dan Medis Kami Siapkan
-
Kembalikan 36 Buku Tersangka Kasus Demo Agustus, Rocky Gerung Berharap Polisi Baca Isinya, Mengapa?
-
Kasus Siswa Keracunan MBG di Jakarta Capai 60 Anak, Bakteri jadi Biang Kerok!
-
Polisi Masih Dalami Sosok 'Bjorka' yang Ditangkap di Minahasa, Hacker Asli atau Peniru?
-
Rano Karno Sebut Penting Sedot Tinja 3 Tahun Sekali: Kalau Tidak bisa Meledak!
-
Korban Tewas Ponpes Al Khoziny Ambruk Jadi 14 Orang, Tim DVI Terus Identifikasi Santri Belasan Tahun
-
Diragukan Bjorka Asli, Dalih Polisi Ciduk WFH Pemuda Tak Lulus SMK yang Diklaim Bobol Data Bank
-
Viral Korban Kecelakaan Diduga Ditolak Puskesmas, Dibiarkan Tergeletak di Teras
-
Ombudsman RI Saran RUU Perampasan Aset Harus Perjelas Kerugian Akibat Korupsi dan Langgar HAM
-
Detik-detik Artis Keturunan Indonesia Ardell Aryana Disandera Tentara Israel saat Live TikTok