Suara.com - Ketua Komisi Pemilihan Umum Hasyim Asy'ari kini tengah diterpa laporan terkait dugaan tindak kekerasan seksual yang dilayangkan oleh Ketua Umum Partai Republik Satu, Hasnaeni Moein alias Wanita Emas.
Hasnaeni membuat laporan tersebut melalui kuasa hukum, Farhat Abbas dan telah diterima oleh pihak Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) pada Kamis (22/12/2022).
DKPP kini sedang mendalami laporan tersebut yang kini tercatat dengan nomor 01-22/SET-02/XII/2022.
Menanggapi laporan tersebut, Hasyim tak ambil pusing dan menunggu hasil penyelidikan DKPP.
"Kami mengikuti perkembangan pengaduan ke DKPP tersebut," ungkap Hasyim kepada awak media, pada Kamis (22/12/2022).
Anggota DKPP J Kristiadi di kesempatan lain juga memaparkan pihaknya hanya berwenang menerima laporan, sebagaimana yang ia sampaikan ke wartawan di kantor DKPP, Jakarta Pusat.
Berkat laporan tersebut, mata publik tertuju pada Hasyim Asy'ari. Publik kini tengah menggali informasi tentang sosok ketua KPU itu, termasuk profil dan kariernya.
Berikut profil Hasyim Asy'ari yang telah dihimpun oleh tim Suara.com
Akademisi kelahiran Pati
Baca Juga: Pelecehan di Halte Bis, Pria Baju Merah Rekam Pantat Seorang Wanita
Hasyim Asy'ari sebelum menjabat jadi ketua KPU adalah seorang akademisi atau dosen. Ia dilahirkan di Pati, Jawa Tengah pada 3 Maret 1973.
Hasyim menikah dengan Siti Mutmainah dan dikaruniai tiga orang anak. Hasyim sempat mengajar sebagai dosen Hukum Tata Negara (HTN), Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro.
Hasyim juga kemudian mengajar Program Studi Doktor Ilmu Sosial, Konsentrasi Kajian Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) di perguruan tinggi yang sama.
Ia juga sempat mengajar Program Doktor Ilmu Kepolisian, Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK), Lembaga Pendidikan dan Latihan Kepolisian Republik Indonesia (Lemdiklatpolri), Jakarta
Perjalanan pendidikan
Hasyim Asy'ari merupakan seorang tamatan Jurusan Hukum Tata Negara (HTN), spesialisasi Kajian Hukum dan Politik, Fakultas Hukum, Universitas Jenderal Soedirman.
Berita Terkait
-
Pelecehan di Halte Bis, Pria Baju Merah Rekam Pantat Seorang Wanita
-
Iming-iming Loloskan Partai, 4 Fakta Ketua KPU Dilaporkan Wanita Emas Soal Dugaan Pelecehan Seksual
-
Warning! Jokowi Ingatkan Para Pemimpin Partai Politik agar Jangan Kambing Hitamkan Istana
-
Menguak Kebenaran Pengakuan Putri Candrawathi Dilecehkan dan Dibanting Yosua
-
Ma'ruf Amin soal Parpol Tak Lolos Pemilu 2024: Sudah Garis Tangannya Begitu
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
Pesan Pengacara PT WKM untuk Presiden Prabowo: Datanglah ke Tambang Kami, Ada 1,2 Km Illegal Mining
-
Misteri Penculikan Bilqis: Pengacara Duga Suku Anak Dalam Hanya 'Kambing Hitam' Sindikat Besar
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Buka Penyidikan Periode 2008-2015, Puluhan Saksi Diperiksa
-
Aliansi Laki-Laki Baru: Lelaki Korban Kekerasan Seksual Harus Berani Bicara
-
Ahli BRIN Ungkap Operasi Tersembunyi di Balik Jalan Tambang PT Position di Halmahera Timur
-
Jeritan Sunyi di Balik Tembok Maskulinitas: Mengapa Lelaki Korban Kekerasan Seksual Bungkam?
-
Mendagri Tito Dapat Gelar Kehormatan "Petua Panglima Hukom" dari Lembaga Wali Nanggroe Aceh
-
'Mereka Mengaku Polisi', Bagaimana Pekerja di Tebet Dikeroyok dan Diancam Tembak?
-
Efek Domino OTT Bupati Ponorogo: KPK Lanjut Bidik Dugaan Korupsi Monumen Reog
-
Bukan Kekenyangan, Tiga Alasan Ini Bikin Siswa Ogah Habiskan Makan Bergizi Gratis