Suara.com - Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru di Sumatera Utara menjadi ancaman terbesar bagi habitat orangutan yang sudah berada di kawasan tersebut sejak lama.
Associate Professor Ekologi dan Konservasi Hutan Tropis Universitas Sumatera Utara (USU) Onrizal memaparkan berdasarkan hasil riset yang dilakukan menunjukan proyek PLTA tersebut telah menggeser habitat orangutan Tapanuli.
Proyek PLTA tersebut, menurutnya, akan berdampak pada kian terfragmentasinya kawasan ekosistem orangutan di Batang Toru. Onrizal melanjutkan, dengan adanya proyek PLTA, habitat orangutan akan terbelah arus sungai yang berpotensi makin melebar.
Kondisi tersebut menurutnya dikhawatirkan bakal menekan pasokan makanan, serta mendorong perkawinan sedarah (inbreeding) akan membuat orangutan rentan terhadap penyakit menular. Padahal saat ini, populasi orangutan rawan dan sudah menurun.
"Kita harus duduk bersama mencari solusi dari permasalahan ini untuk menjamin kelangsungan Orangutan Tapanuli dan ekosistem Batang Toru yang menjadi habitatnya," ujarnya dalam diskusi publik bertajuk 'Masa Depan Orangutan Tapanuli dan Ekosistem Batang Toru' di salah satu kafe di bilangan Tebet, Jakarta Selatan pada Kamis (9/3/2023).
Sementara itu, Jurnalis Jaring.id, yang menjadi bagian tim Liputan Kolaborasi SIEJ, Abdus Somad mengatakan, warga di sekitar lokasi proyek juga mulai terganggu dengan pembangunan PLTA ini.
Ia mengungkapkan, saat menelusuri lokasi tapak proyek, Somad menemui sejumlah warga yang sudah hampir setahun mendengar ledakan bom yang memekakkan telinga.
"Selain ancaman terhadap kawasan dan habitat orangutan dan mengganggu warga, PLTA juga dibangun di atas kawasan yang dinilai merupakan sesar bencana. Sudah banyak kejadian bencana longsor menewaskan korban jiwa manusia, termasuk para pekerja di kawasan tersebut," ujarnya.
Selain itu, ia mengungkapkan, proyek PLTA yang diklaim untuk menghadirkan energi bersih ini juga menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Proyek dinilai berpotensi menimbulkan keuangan negara.
Baca Juga: Forina Mengutuk Keras Pembubaran Paksa Diskusi PLTA Batang Toru: Menghambat Kebebasan Bicara!
Sementara itu, Manajer Kampanye Hutan Walhi Indonesia, Uli Arta Siagian mempertanyakan kepentingan dibalik pembangunan PLTA Batang Toru.
"Jadi ini untuk kebutuhan rakyat atau siapa?" tuturnya.
Ia menduga, jika pembangunan PLTA di Batang Toru bertujuan untuk menopang industri-industri yang ada di lokasi hutan lindung tersebut.
"Jadi sebenarnya politik energinya itu bukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tapi justru menopang industri yang kemudian dia akan semakin masif dan terus merusak kehidupan hutan di Batangtoru."
Dalam diskusi tersebut, hadir sebagai pembicara, yakni Peneliti Kehutanan Fakultas Kehutanan USU Onrizal; Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan, Executive Vice President Konstruksi Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi PT PLN (Persero) Weddy Bernadi Sudirman, Manajer Kampanye Hutan Walhi Uli Arta Siagian, dan Direktur Eksekutif Satya Bumi serta Abdus Somad, Jurnalis Jaring.id yang menjadi bagian tim Liputan Kolaborasi SIEJ.
Klaim Ramah Lingkungan
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
-
6 Rekomendasi HP Murah Baterai Jumbo 6.000 mAh, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
7 Fakta Bakengrind, Roti 'Bebas Gluten' yang Diduga Penipuan dan Membahayakan
-
3 Titik Lemah yang Bikin Timnas Indonesia Takluk dari Arab Saudi
Terkini
-
Wali Kota Semarang Tinjau Rusunawa Karangroto, Respon Langsung Keluhan Penghuni
-
Percepat Pembangunan Papua, Prabowo Dorong Kolaborasi Pemerintah Daerah dan Komite Eksekutif
-
Akhmad Wiyagus jadi Wamendagri, Tito Karnavian Senang Punya 3 Wamen: Tugas Saya jadi Lebih Ringan
-
Sempat Bikin Panik, Polisi Pastikan Ledakan PT Nucleus Farma Bukan Bom: Kami Masih Selidiki
-
Transisi Energi: Mungkinkah Jadi Jalan Hijau Menuju Pertumbuhan Indonesia 8 Persen?
-
KPPPA Minta Orang Tua dan Siswa Tak Takut Santap MBG: Manfaatnya Jauh Lebih Besar!
-
Ngaku Hati-hati, Penetapan Tersangka Kasus Haji Tunggu Hasil BPK?
-
2 Petinggi Google Indonesia Diperiksa Kejagung Terkait Kasus Chromebook yang Menyeret Nadiem Makarim
-
Kuli Bangunan Tewas Ditusuk Rekan Sendiri, Polisi Selidiki Motif Pembunuhan Sadis
-
Kebakaran Hutan Dunia Meningkat Tajam, Dampak Ekonomi dan Risiko Kemanusiaan Kian Parah