Suara.com - Tingkah Lukas Enembe, gubernur non aktif Papua yang kini ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menjadi sorotan. Diketahui Enembe ditahan atas kasus dugaan suap dan gratifikasi.
Proses penahanan Enembe juga melewati tahapan sulit karena KPK harus melakukan penjemputan paksa dari Papua. Ketika berada dalam sel KPK, dia juga banyak tingkah. Simak babak baru drama Lukas Enembe di sel KPK berikut ini.
Klaim Diberi Makan Ubi Busuk
Kuasa hukum Enembe, Otto Cornelis Kaligis atau kerap disapa OC Kaligis menyebut kliennya sering diberi menu makan ubi busuk oleh KPK. Namun KPK langsung membantah memberikan menu makanan tidak layak bagi Enembe atau tahanan lain.
KPK membenarkan telah menyediakan menu makanan bagi tahanan, termasuk Enembe dengan nasi. Namun Enembe meminta nasi itu diganti dengan ubi.
Makanan untuk tahanan KPK disediakan oleh pihak ketiga yakni perusahaan catering lewat skema tender. Walau begitu, KPK memastikan makanan yang disediakan untuk tahanan adalah berkualitas. Sementara itu perubahan menu makan Enembe itu mengacu pada standar biaya dan kualitas makanan yang berlaku.
Walau kualitas makanan untuk penghuni rutan dijamin, menu makan para tahanan itu tidak mewah. Para tahanan KPK tidak mendapatkan perlakuan berbeda dengan tahanan di rutan maupun lembaga pemasyarakatan lainnya.
Ali Fikri selaku Juru Bicara Penindakan dan Kelembagaan KPK mengungkap makanan yang disediakan untuk Enembe dalam konferensi pers pada Selasa (21/3/2023). Dia juga membagikan foto menu makanan Enembe yang terdiri dari ikan bawal goreng sebagai lauk dan diletakkan dalam wadah tertutup.
Selain itu ada juga ubi yang sudah direbus dan dipotong-potong dalam wadah bening untuk makanan Enembe. Dalam menu makanan Enembe juga ada sayur yang disimpan dalam wadah berbentuk gelas.
Baca Juga: Salat Tarawih Di Rutan KPK, Imam Dan Jemaah Sesama Tersangka Korupsi
Mogok Minum Obat
Bukan hanya pengakuan diberi makan ubi busuk, Enembe juga menolak minum obat yang diberikan oleh dokter dari KPK seperti diungkap oleh kuasa hukumnya, Petrus Bala Pattyona. Ketika menjenguk Enembe pada Selasa (21/3/2023), dia menerima surat pernyataan Enembe yang menolak minum obat dari KPK. Enembe menyatakan tidak mau lagi minum obat dari KPK sejak 19 Maret 2023.
Dalam surat itu, Enembe menyampaikan dua alasan menolak obat. Alasan pertama Enembe adalah penyakit yang dideritanya tidak mengalami perubahan sejak dia minum obat dari KPK. Hal itu dibuktikan dengan kedua kakinya yang hingga saat ini masih bengkak.
Sedangkan alasan kedua adalah Enembe minta menjalani perawatan di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura. Dia menilai dokter Singapura sangat paham dan mengerti tentang sakit yang dideritanya.
Enembe juga protes karena ditempatkan di rutan KPK. Menurutnya sebagai orang yang sakit, dia harusnya mendapatkan perawatan di rumah sakit bukan ditahan.
Nurul Ghufron selaku Wakil Ketua KPK mengatakan akan berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terkait keluhan Enembe itu. Dia menegaskan KPK adalah lembaga penegak hukum yang menjalankan tugas secara profesional, bukan penjamin kesehatan warga negara termasuk Lukas Enembe. Oleh karenanya, penanganan kesehatan Lukas yang mendekam di rutan KPK akan dikoordinasikan dengan IDI.
Berita Terkait
-
Salat Tarawih Di Rutan KPK, Imam Dan Jemaah Sesama Tersangka Korupsi
-
Teka-teki Siapa Sosok Pejabat yang Identitasnya Dirahasiakan KPK Usai Klarifikasi LHKPN
-
Jejak 'Drama' Lukas Enembe dengan KPK, Terbaru Ngaku Dikasih Ubi Busuk
-
Wow, Segini Harta Firli Bahuri yang Gelar Rakor KPK di Hotel Mewah Demi Bantu Rakyat
-
Geger Lukas Enembe Ngaku Diberi Makan Ubi Busuk, KPK Sat Set Bilang Begini
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
Terkini
-
Menkes Sesalkan Kematian Ibu Hamil di Papua, Janji Perbaikan Layanan Kesehatan Agar Tak Terulang
-
Danau Maninjau Sumbar Diserbu Longsor dan Banjir Bandang: Akses Jalan Amblas, Banyak Rumah Tersapu!
-
Terungkap! Rangkaian Kekejaman Alex, Bocah Alvaro Kiano Dibekap Handuk, Dicekik, Jasad Dibuang
-
Kronologi Brutal Legislator DPRD Bekasi Diduga Keroyok Warga di Kafe hingga Retina Korban Rusak
-
Perempuan Jadi Pilar Utama Ketahanan Keluarga ASN, Pesan Penting dari Akhmad Wiyagus
-
TelkomGroup Fokus Lakukan Pemulihan Layanan Infrastruktur Terdampak Bencana di Sumatra Utara - Aceh
-
Provinsi Maluku Mampu Jaga Angka Inflasi Tetap Terkendali, Mendagri Berikan Apresiasi
-
KPK Beberkan 12 Dosa Ira Puspadewi di Kasus ASDP, Meski Dapat Rehabilitasi Prabowo
-
86 Korban Ledakan SMAN 72 Dapat Perlindungan LPSK, Namun Restitusi Tak Berlaku bagi Pelaku Anak
-
Siapa Vara Dwikhandini? Wanita yang Disebut 24 Kali Check In dengan Arya Daru Sebelum Tewas