Suara.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus melakukan sejumlah upaya untuk penanganan banjir rob yang terjadi di wilayah pesisir. Sejumlah pihak pun mulai merasakan dampak positif dari berbagaj kebijakan yang telah dilaksanakan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum mengungkapkan, pesisir utara Jakarta menjadi kawasan yang sering terdampak banjir rob karena memiliki topografi cenderung rendah di bawah permukaan laut.
Banjir rob di Jakarta terjadi akibat kenaikan muka air laut (sea level rise) yang disebabkan oleh perubahan iklim dan penurunan muka tanah (land subsidence) di Utara Jakarta. "Land subsidence sebagai faktor dominan penyebab banjir rob dipengaruhi oleh eksploitasi air tanah," ujar Ika dalam keterangannya, Selasa (10/10/2023).
Pemprov DKI Jakarta telah melakukan berbagai upaya untuk menangani banjir rob, seperti pembangunan infrastruktur pengendali banjir. Misalnya, pembangunan tanggul pengaman pantai yang termasuk dalam proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) Fase A, pembangunan pompa, serta pintu air di muara sungai.
"Lalu membangun sistem monitoring dan early warning system banjir rob dan land subsidence serta melakukan pembatasan penggunaan atau eksploitasi air tanah," kata Ika.
Dalam upaya pengurangan penggunaan air tanah, Ika menjelaskan, Pemprov secara rutin melakukan kontrol dan pengawasan terhadap sumur berizin dan tidak berizin, menerapkan regulasi pajak air tanah, serta mengawasi pembangunan sumur air tanah.
Selanjutnya, mendorong masyarakat agar beralih dari penggunaan air tanah menjadi air bersih perpipaan saat jaringannya sudah tersedia serta menerapkan secara ketat regulasi-regulasi yang berhubungan dengan penggunaan dan konservasi air tanah.
Sementara, pembangunan tanggul pengaman pantai NCICD Fase A, Pemprov DKI bekerja sama dengan pemerintah pusat. Ika mengatakan, dari total trase kritis sepanjang sekitar 37 kilometer, tanggul NCICD yang dibangun sudah mencapai 17 kilometer hingga 2022.
"Sisa 20 kilometer akan ditargetkan selesai seluruhnya pada 2027. Pembagiannya, 9 kilometer kewenangan Pemerintah Pusat ditargetkan selesai tahun 2024 dan 11 kilometer kewenangan Pemprov DKI ditargetkan selesai tahun 2027," jelas Ika.
Baca Juga: Maju Mundur Tilang Uji Emisi di DKI Jakarta, Bikin Aturan Kok Plin Plan Pak?
Dengan tembok pengaman pantai ini, wilayah rawan menjadi terlindungi dari ancaman banjir rob. Selain itu, wilayah yang sebelumya tampak kumuh menjadi tertata dan rapi, karena berpotensi untuk pengembangan wilayah pesisir.
Pengamat kebijakan publik, Trubus Rahadiansyah, mengapresiasi segala upaya Pemprov DKI dalam mengatasi banjir rob. "Saya lihat upaya Pemprov memang lebih baik. Kesadaran masyarakat juga saya lihat sudah mulai membaik terhadap rob itu sendiri Sehingga, kalau ada rob, korbannya tidak banyak lagi," ucap Trubus.
Apalagi, berdasarkan data Pemprov DKI, jumlah titik tanah yang mengalami penuruan lebih dari 10 sentimeter kini sudah berkurang, dari 13 menjadi lima titik dalam kurun waktu beberapa tahun ini. Trubus menilai, pengendalian penurunan muka tanah merupakan kunci pencegahan Jakarta tenggelam 2030 seperti yang diprediksi sejumlah pihak.
"Saya melihat ada perubahan yang membaik ya, karena titik-titik rawan penurunan muka tanah sudah berkurang," ungkap Trubus.
Lebih lanjut, Trubus pun turut mendorong agar proyek NCICD fase A segera dikebut. Ia menilai, pembuatan tanggul sepanjang bibir pantai Jakarta ini sudah mendesak untuk diselesaikan.
"Itu mendesak dari dulu, karena itu menjadi barrier atau penghalang ya dari pasang air laut dan itu relatif melindungi warga. Jadi kalau banjir rob muncul, itu ada penghalangnya. Jadi masyarakat bisa antisipasi atau evakuasi kalau ada banjir rob," urainya.
Berita Terkait
-
Jakarta Melangkah Menuju Kota Cerdas Melalui Transformasi Digital
-
Dari Pembinaan hingga Pangan Murah, Pemprov DKI Tekan Angka Stunting Jakarta
-
DKI Dapat Suntikan Dana Rp13,36 Miliar Dari Pemerintah Pusat di Penghujung Tahun, untuk Program Apa?
-
Pemprov DKI Maksimalkan Potensi Ekonomi Kreatif Jakarta Lewat Industri MICE
-
Maju Mundur Tilang Uji Emisi di DKI Jakarta, Bikin Aturan Kok Plin Plan Pak?
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Perkuat Ekosistem Bisnis, BNI dan Anak Usaha Dorong Daya Saing UMKM di wondr JRF Expo
-
Dosen Merapat! Kemenag-LPDP Guyur Dana Riset Rp 2 Miliar, Ini Caranya
-
Lewat Bank Sampah, Warga Kini Terbiasa Daur Ulang Sampah di Sungai Cisadane
-
Tragis! Lexus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Pondok Indah, Pengemudi Tewas
-
Atap Arena Padel di Meruya Roboh Saat Final Kompetisi, Yura Yunita Pulang Lebih Awal
-
Hadiri Konferensi Damai di Vatikan, Menag Soroti Warisan Kemanusiaan Paus Fransiskus
-
Nyaris Jadi Korban! Nenek 66 Tahun Ceritakan Kengerian Saat Atap Arena Padel Ambruk di Depan Mata
-
PLN Hadirkan Terang di Klaten, Wujudkan Harapan Baru Warga di HLN ke-80
-
Geger KTT ASEAN: Prabowo Dipanggil Jokowi, TV Pemerintah Malaysia Langsung Minta Maaf
-
88 Tas Mewah Sandra Dewi Cuma Akal-akalan Harvey Moeis, Bukan Endorsement?