Suara.com - Perseteruan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan pemerintahan Amerika Serikat pimpinan Presiden Joe Biden dilaporkan semakin meningkat.
Berdasarkan laporan media Axios, peningkatan perseteruan itu dapat mengalihkan perhatian dari pekerjaan diplomatik untuk menghindari perang dengan Hizbullah di perbatasan Lebanon-Israel.
Pemerintahan Biden cemas bahwa hubungan tidak stabil yang terlihat antara Amerika Serikat dan Israel dapat merusak kekuatan otoritas Zionis itu di wilayah tersebut.
Kondisi itu juga berpotensi akan membuat pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan Iran semakin berani.
Pihak Gedung Putih berang atas sikap Netanyahu yang merilis video awal pekan ini yang menuduh Amerika Serikat menahan bantuan keamanan ke negara tersebut.
Namun, Amerika Serikat menyatakan hanya menahan bom seberat 2.000 pon (907 kg) yang diyakini dapat digunakan oleh Israel di wilayah padat penduduk di Gaza.
Gedung Putih menanggapi tuduhan Netanyahu tersebut dengan memutuskan untuk membatalkan pertemuan tingkat tinggi AS-Israel pada Kamis ini yang seharusnya membahas ancaman dari Iran dan Lebanon, kata laporan itu.
Penasihat Gedung Putih Amos Hochstein, yang selama berbulan-bulan terlibat dalam pekerjaan diplomatik di Lebanon, bertemu dengan Netanyahu pada Selasa (18/6) untuk memberi pengarahan kepadanya tentang pembicaraan dengan para pejabat Lebanon, serta membahas cara-cara guna menghindari perang.
Namun, para pejabat AS mengatakan kepada Axios bahwa pertemuan itu "buruk" karena Hochstein dan Duta Besar AS untuk Israel Jack Lew menghabiskan sebagian besar pertemuan tersebut dengan memarahi Netanyahu atas kesalahannya dalam menangani krisis dan klaim mendadak tentang AS yang menahan senjata dari Israel.
Para pejabat AS, ungkap laporan itu, yakin pertikaian antara Netanyahu dan Washington dapat berkontribusi terhadap ketidakstabilan lebih lanjut di AS dan mengganggu upaya untuk menghindari terjadinya perang regional. (Sputnik/Antara)
Berita Terkait
-
500 Wartawan dan Presenter di Amerika Kena PHK, Ini Penyebabnya
-
PM Israel Sebut Invasi Gaza 'Misi Suci': Warga Yaman Murka, Siap Lawan!
-
Kontroversi Transfer Data WNI ke AS: Jaminan HAM Pigai Cuma Redakan Krisis Kepercayaan Publik?
-
CEK FAKTA: Benjamin Netanyahu Tewas Diserang Rudal Iran, Benarkah?
-
Pastikan Ekspor Tembaga ke AS Hasil Hilirisasi, Bahlil: Sesuai Aturan Negara Kita
Terpopuler
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- 5 Fakta Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Publik Penasaran!
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
Pilihan
-
Perang Tahta Sneakers Putih: Duel Abadi Adidas Superstar vs Stan Smith. Siapa Rajanya?
-
Viral Taiwan Resmi Larang Indomie Soto Banjar Usai Temukan Kandungan Berbahaya
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
Terkini
-
Gubernur Bobby Nasution Beri Pesan ke Pendawa Indonesia: "Nek Wani Ojo Wedi-wedi" Berantas Narkoba
-
Skandal Korupsi Haji Rp1 Triliun, Kapan KPK Umumkan Tersangka Agar Tak Rusak Reputasi NU?
-
Menteri dan Anggota DPR Malaysia Terima Surat Ancaman, Pelaku Minta Tebusan 100.000 Dolar AS
-
Gus Yaqut Terima Aliran Dana Korupsi Haji Rp1 Triliun Lewat Perantara?
-
Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
-
Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
-
Pemda NTB Diminta Segera Pulihkan Kondisi dan Aktifkan Siskamling oleh Wamendagri
-
Roy Suryo Bawa 'Jokowis White Paper' ke DPR, Ijazah SMA Gibran Disebut 'Dagelan Srimulat'
-
Laskar Cinta Jokowi Sebut Pergantian Kapolri Listyo Bisa Jadi Bumerang, Said Didu: Makin Jelas
-
TNI Nyatakan Terbuka Bekerja Sama dengan Tim Investigasi Kerusuhan Agustus