Suara.com - Dua kubu dari internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (21/6/2024). Mereka adalah kubu pro dan kontra terhadap Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono.
Kubu pertama yang datang mengatasnamakan Front Kader Penjaga Partai (FKPP) merupakan pihak pro dengan Mardiono. Mereka terlihat menggelar aksi di depan pintu masuk DPP PPP.
Tak lama berselang, kubu kontra Mardiono bernama Forum Kader Ka'bah Bersatu (FKKB) juga datang. Sama dengan FKPP, mereka mengenakan atribut partai lambang kakbah.
Kedatangan FKKB ini langsung disambut riuh massa aksi dari FKKP. Mereka langsung menyambut FKKB dengan pengeras suara.
"Selamat datang saudaraku. Ingat kita semua satu. Kita semua kader, tak ada kubu-kubuan," kata salah seorang massa dari FKKP dari atas mobil komando.
Aksi keduanya dipisahkan oleh pembatas yang dibuat kepolisian di antara dua kubu itu. Sejumlah personil kepolisian turut menjaga aksi ini.
Gotong Keranda Mayat hingga Gelar Tahlilan
Selain membawa atribut, mereka juga menggotong keranda mayit dengan tulisan PPP. Mereka pun duduk dan berkumpul lalu menggelar tahlilan dalam aksinya tersebut.
Kordinator FKKB, Mubarik menyampaikan, jika aksi ini digelar pihaknya sebagai bentuk kekecewaan terhadap kepemimpinan Plt Ketua Umum PPP M. Mardiono yang gagal membawa partai kembali ke Senayan. Massa menuntut Mardiono segera mundur dari jabatan Plt Ketua Umum PPP.
Baca Juga: Demo Lengserkan Mardiono, Massa FKKB Bawa Keranda Mayat hingga Gelar Tahlilan: PPP Sudah Mati
Ia lantas menyoroti peryataan Mardiono yang menyebut kegagalan PPP lolos ke Parlemen Senayan disebabkan ulah kader. Padahal ia mengaku seluruh kader telah berjuang.
“Dan yang lebih yang disayangkan, saya sayangkan sekali, itu tidak mau diakui oleh ketua umum. Bahkan menyalahkan kami selaku caleg. Caleg kan yang disalahkan, saya salah apa? Saya tidak nyaleg kok, saya tidak nyalon kok. Itu bukan tipe seorang pemimpin buat saya," kata Mubarik.
"Pemimpin buat Partai Islam adalah mengakui kesalahan. Kalau mengakui kesalahan, kami juga akan terima dengan lapang dada, memang kita salah. Tapi dia tidak mengakui kesalahan, malah menjustis kesalahan adanya di bawah para caleg,” sambungnya.
Sebut PPP Sudah Mati
Lebih lanjut, ia lantas menjelaskan, mengapa pihaknya membawa keranda mayit dalam aksinya hari ini. Menurutnya, saat ini PPP sudah mati, karena tak lolos ke Gedung Parlemen Senayan.
"Ini adalah simbol. Keranda mayat adalah simbol matinya PPP. Karena besok PPP sudah tidak ada lagi di parlemen, karena sudah tidak lolos dalam parliamentary threshold. Ini saya anggap PPP sudah mati,” tuturnya.
Mubarik pun turut menuntut adanya regenerasi kepemimpinan di tubuh partai berlambang Ka’bah tersebut.
“Makanya harus ada kader-kader baru. Kepemimpinan Mardiono saya anggap sudah selesai, karena kita tidak lolos parliamentary threshold,” jelasnya.
Desekan Lengserkan Mardiono
Desakan itu dimunculkannya, kata dia, karena khawatir PPP akan mengalami kegagalan kembali saat konstelasi Pilkada serentak pada November 2024, mendatang.
“Sudah pasti. Dia caleg bergerak saja, PPP tidak bisa mengangkat. Karena memang sistem yang dibuat tidak jelas. Saya, kami ini tidak ingin kegagalan di Pileg berimbas nanti kepada kegagalan di Pilkada. Makanya harus segera di reposisi pergantian ketua,” pungkasnya.
Sementara, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Jakarta Pusat, Sanusi Flamboyan meminta agar semua pihak di internal tidak saling menyalahkan atas kegagalan di Pileg 2024.
"Tidak ada lagi ruang untuk konflik di dalam tubuh PPP. Tidak ada lagi ruang untuk saling menyalahkan di dalam
tubuh PPP. Tidak ada lagi ruang untuk menengok ke belakang di dalam tubuh PPP jika itu hanya akan melemahkan kesatuan dan keutuhan partai," ujar Sanusi.
Sanusi mengatakan, 34 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP seluruh daerah sudah sepakat menuntaskan kepemimpinan Mardiono sampai Muktamar 2025.
"PPP hanya perlu melihat ke depan dan menyongsong masa depan yang lebih baik dengan semangat dan spirit persatuan kesatuan di atas prinsip soliditas kader," tuturnya.
Tag
Berita Terkait
-
Demo Lengserkan Mardiono, Massa FKKB Bawa Keranda Mayat hingga Gelar Tahlilan: PPP Sudah Mati
-
Kubu Pro Mardiono Gelar Aksi di Depan Kantor PPP, Kader Diminta Tak Saling Menyalahkan
-
Ketua Majelis Pakar DPP PPP Setujui Muktamar 2025: Sesuai Hasil Rapimnas IX
-
Soal Demo Lengserkan Mardiono dari PPP, Sandiaga: Ini Demokrasi Ya, tapi...
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Usai Dicopot Prabowo, Benarkah Sri Mulyani Adalah Menteri Keuangan Terlama?
-
Inikah Ucapan yang Bikin Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari Senayan?
-
Suciwati: Penangkapan Delpedro Bagian dari Pengalihan Isu dan Bukti Rezim Takut Kritik
-
Viral Pagar Beton di Cilincing Halangi Nelayan, Pemprov DKI: Itu Izin Pemerintah Pusat
-
Temuan Baru: Brimob Dalam Rantis Sengaja Lindas Affan Kurniawan
-
PAN Tolak PAM Jaya Jadi Perseroda: Khawatir IPO dan Komersialisasi Air Bersih
-
CEK FAKTA: Isu Pemerkosaan Mahasiswi Beralmamater Biru di Kwitang
-
Blusukan Gibran Picu Instruksi Tito, Jhon: Kenapa Malah Warga yang Diminta Jaga Keamanan?
-
DPR Sambut Baik Kementerian Haji dan Umrah, Sebut Lompatan Besar Reformasi Haji
-
CEK FAKTA: Viral Klaim Proyek Mall di Leuwiliang, Benarkah?