Suara.com - Mantan Presiden AS Donald Trump kembali memicu kontroversi dengan mengkritik dua petinju wanita peraih medali emas Olimpiade, dan menyebut mereka sebagai pria selama kampanye di Pennsylvania.
Pernyataan Trump, yang dibuat dalam konteks janjinya untuk menjauhkan laki-laki dari olahraga yang diperuntukkan bagi perempuan, telah menghidupkan kembali perdebatan mengenai gender dan olahraga.
Merujuk pada para atlet di Olimpiade Paris yang baru saja berakhir, Trump menyatakan, "Mereka adalah laki-laki. Mereka beralih ke perempuan, dan mereka berkecimpung di dunia tinju," seraya menambahkan bahwa hal itu "sangat merendahkan perempuan."
Komentar Trump mengikuti pola kampanyenya di mana ia sering menargetkan atlet transgender.
Dua atlet peraih medali emas Olimpiade yang dimaksud, Lin Yu-ting dari Taiwan dan Imane Khelif dari Aljazair telah menjadi pusat sorotan global karena kesalahpahaman tentang gender mereka.
Kedua atlet tersebut didiskualifikasi dari Kejuaraan Dunia Wanita tahun lalu oleh Asosiasi Tinju Internasional (IBA) yang sekarang dilarang karena dugaan kegagalan dalam tes kelayakan gender, meskipun keduanya dilahirkan dan dibesarkan sebagai perempuan.
Khelif dan Lin, yang diizinkan berkompetisi dalam tinju putri di Olimpiade Paris 2024, telah didiskualifikasi dari Kejuaraan Dunia Wanita di India karena peningkatan kadar testosteron, menurut IBA.
Keputusan IBA, yang mencabut medali kedua petinju dan melarang mereka mengikuti kompetisi putri, dikritik secara luas karena kurangnya transparansi dan keadilan.
Komite Olimpiade Internasional (IOC), yang mengawasi pertandingan tinju di Paris, mengizinkan Lin dan Khelif untuk berkompetisi di Olimpiade, mendasarkan kelayakan mereka pada jenis kelamin paspor atlet.
Baca Juga: Sentil Pemerintah di Banten, Rizki Juliansyah Blak-blakan Sebut Mereka Cari Muka
IOC mengutuk pelecehan yang dialami Khelif, yang menjadi sasaran pelecehan dan ancaman online setelah keputusan IBA. Khelif menentang penindasan tersebut, dan memperingatkan potensinya menghancurkan kehidupan.
Kritik Trump yang berulang kali terhadap Khelif, termasuk menyebutnya sebagai seorang laki-laki, telah menuai kecaman luas dari berbagai pihak. Pernyataannya muncul di tengah perdebatan yang sedang berlangsung mengenai masuknya atlet transgender ke dalam olahraga, sebuah isu yang menimbulkan polarisasi pendapat di seluruh dunia.
Situasi ini menyoroti tantangan lebih luas yang dihadapi oleh atlet seperti Khelif dan Lin, yang terjebak dalam perdebatan mengenai gender, keadilan, dan persinggungan antara olahraga dan identitas.
Berita Terkait
-
Terkena Cacar Air, Gregoria Mariska Tunjung Gagal Tampil di Japan Open 2024
-
Dibandingkan dengan Olimpiade Paris, Pembukaan Asian Games 2018 Kembali Ramai Dibahas
-
Sempat Ditembak Saat Kampanye, Capres AS Donald Trump Bakal Dilindungi Kaca Anti Peluru
-
Rendah Hati, Marc Marquez Akui Pecco Bagnaia Layak Jadi Juara Dunia 2024
-
Sentil Pemerintah di Banten, Rizki Juliansyah Blak-blakan Sebut Mereka Cari Muka
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Fraksi Partai Nasdem Dukung Pilkada Lewat DPRD: Sesuai Konstitusi dan Pancasila
-
DPR Desak KPK Jelaskan Penghentian Penyelidikan Kasus Aswad Sulaiman Secara Transparan
-
Hadapi Tantangan Geografis, Pendidikan dan Kesejahteraan Anak di Maluku Utara Jadi Fokus
-
AMAN Catat Konflik 202 Ribu Hektare Wilayah Adat Bengkulu Sepanjang 2025
-
Harapan Publik Tinggi, KPK Tegaskan Penghentian Kasus Aswad Sulaiman Berbasis Alat Bukti
-
Rentetan Kecelakaan Kerja di Galangan PT ASL Shipyard Kembali Terjadi, Polisi Turun Tangan
-
Viral Sekelompok Orang Diduga Berzikir di Candi Prambanan, Pengelola Buka Suara
-
Bahlil Lahadalia Jamu Cak Imin dan Zulhas Hingga Dasco di Kediamannya, Bahas Apa?
-
Tak Bisa Beli Roti Gegara Cuma Punya Uang Tunai: Kenapa Toko Lebih Suka Cashless?
-
Mendagri: Pemerintah Siapkan Bantuan Renovasi dan Hunian bagi Warga Terdampak Bencana Sumatra