Suara.com - Calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, melancarkan kritik keras terhadap Kamala Harris, calon presiden dari Partai Demokrat, hanya beberapa jam setelah Trump menjadi sasaran upaya pembunuhan kedua.
Insiden tersebut terjadi di lapangan golf Trump di Florida pada Senin pagi, ketika agen Secret Service menangkap seorang tersangka, Ryan Routh, yang ditemukan membawa senapan AK-47 di semak-semak. Meskipun tersangka belum melepaskan tembakan, ia didakwa dengan kepemilikan senjata api ilegal.
Trump menuduh Harris sebagai penyebab meningkatnya ketegangan politik di Amerika Serikat, mengaitkan retorika "Kiri Komunis" yang ia klaim disebarkan Harris dengan eskalasi kekerasan di negara tersebut.
"Retorika kebohongan, seperti yang ditunjukkan oleh Kamerad Kamala Harris selama debat ABC yang sangat partisan, telah mendorong politik Amerika ke tingkat kebencian dan pelecehan baru," kata Trump.
Ia juga menyebutkan bahwa tuntutan hukum yang diarahkan kepadanya adalah upaya untuk merugikan dirinya secara politik.
Harris, dalam pernyataannya, mengungkapkan rasa syukurnya bahwa Trump selamat dari upaya pembunuhan tersebut, menekankan bahwa kekerasan tidak memiliki tempat di Amerika.
"Saya telah diberi tahu tentang laporan tembakan yang dilepaskan di dekat mantan Presiden Trump dan propertinya di Florida, dan saya senang dia aman," kata Harris.
"Kekerasan tidak memiliki tempat di Amerika," lanjutnya.
Sementara itu, calon wakil presiden Trump, JD Vance, turut mengkritik Harris dengan menuduh sekutu-sekutunya telah beberapa kali menyerukan agar Trump disingkirkan.
"Kamala Harris telah mengatakan bahwa "Demokrasi dipertaruhkan" dalam perlombaannya melawan Presiden Trump. Penembak itu setuju, dan menggunakan frasa yang sama persis. Dia menempelkan stiker bemper Kamala Harris di truknya... dia menyumbang 19 kali untuk tujuan Demokrat dan nol untuk tujuan Republik," kata Vance di X.
Vance juga mengecam media AS karena dianggap menerapkan standar ganda dalam meliput insiden tersebut.
"Standar ganda itu sungguh mencengangkan. Donald Trump dan saya, menurut mereka, secara langsung bertanggung jawab atas ancaman bom dari negara asing. Mengapa? Karena kami berani mengulang apa yang diceritakan warga tentang masalah di kota mereka. Sementara itu, sekutu Harris menyerukan agar Trump disingkirkan sementara media menerbitkan argumen bahwa ia pantas ditembak," kata Vance.
Berita Terkait
-
Bukan Kamala Harris dan Donald Trump, Ini Kandidat yang jadi Pilihan Warga Muslim di Negara Bagian pada Pemilu AS
-
VIDEO EKSKLUSIF: Penyergapan Dramatis Pria Bersenjata yang Bidik Trump di Florida!
-
5 Poin Penting Upaya Pembunuhan Trump yang Kedua Kalinya, dari Tersangka hingga Secreet Service
-
Elon Musk Tuding Partai Demokrat Dorong Orang untuk Membunuh Donald Trump
-
Penggemar Taylor Swift Galang Dana Rp613 Juta untuk Kampanye Kamala Harris
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Antisipasi Cuaca Ekstrem Saat Perayaan Malam Tahun Baru 2026, Pemprov DKI Lakukan Ini
-
KPK Ungkap Alasan Hentikan Penyidikan Kasus Tambang Nikel Konawe Utara
-
Lebih 'Merdeka' di Balai Kota, Pramono Anung Blak-blakan: Jujur, Enak Jadi Gubernur
-
Fraksi Partai Nasdem Dukung Pilkada Lewat DPRD: Sesuai Konstitusi dan Pancasila
-
DPR Desak KPK Jelaskan Penghentian Penyelidikan Kasus Aswad Sulaiman Secara Transparan
-
Hadapi Tantangan Geografis, Pendidikan dan Kesejahteraan Anak di Maluku Utara Jadi Fokus
-
AMAN Catat Konflik 202 Ribu Hektare Wilayah Adat Bengkulu Sepanjang 2025
-
Harapan Publik Tinggi, KPK Tegaskan Penghentian Kasus Aswad Sulaiman Berbasis Alat Bukti
-
Rentetan Kecelakaan Kerja di Galangan PT ASL Shipyard Kembali Terjadi, Polisi Turun Tangan
-
Viral Sekelompok Orang Diduga Berzikir di Candi Prambanan, Pengelola Buka Suara