Suara.com - Eks Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hadar Nafis Gumay memberikan sejumah catatan untuk KPU Jakarta jelang pelaksanaan debat Pilgub 2024.
Direktur Eksekutif Network for Democracy and Electoral Integrity (Netgrit) itu menilai debat yang diadakan KPU RI pada Pilpres 2024 lalu terlalu formal dan mengakibatkan isu-isu utamanya tidak tersampaikan ke publik.
“Terlalu banyak upacaranya prosedurnya, mengenalkan tim panel, mencabut pertanyaan, itu ribet banget gitu loh,” kata Hadar di Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (5/10/2024)
Dengan begitu, dia menyebut waktu yang disediakan saat debat terbuang untuk hal-hal yang dinilai tidak substantif untuk ditayangkan.
Untuk itu, dia menyebut KPU DKI Jakarta seharusnya memperbaiki hal tersebut dengan fokus mengalokasikan waktu ke sesi tanya jawab pasangan calon saat debat.
“Sehingga di antara para pasangan calon itu lebih banyak ruang waktu untuk dia bisa menunjukkan. ‘Saya ini beda loh sama yang sebelah sana’, dan yang sana juga ‘saya nggak setuju karena kamu punya ide lain’. Ruang untuk bisa terjadi perdebatan harus lebih banyak, jadi kita sebagai pemilih bisa melihat,” ujar Hadar.
Lebih lanjut, dia juga menyebut KPU DKI Jakarta harus memastikan ada banyak ruang bagi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur menunjukkan potensi dan program kepada publik.
“Nah menurut saya itu kurang diformat, dicarikan tempat, disediakan gitu, supaya itu bisa tergali. Terlalu banyak detail upacara yang saya nggak terlalu perlu. Ngambil pertanyaan satu-satu, ‘masih tersegel ya’, menurut saya itu bisa diatur di belakang time dari tayangnya itu,” tandas Hadar.
Sekadar informasi, Debat Pilgub Jakarta nanti berlangsung pada Minggu 6 Oktober 2024 pukul 19.00 hingga 21.30 WIB di JIExpo Kemayoran. Debat ini dimoderatori Aryo Ardi dan Anisha Dasuki.
Baca Juga: Protes Suaranya Tak Didengar, Massa Rakyat Miskin Serukan Coblos Tiga Paslon di KPU Jakarta
Adapun tema debat perdana yakni penguatan sumber daya manusia dan transformasi Jakarta menjadi kota global.
Nanti, para paslon akan diminta untuk memaparkan visi misi mengenai penguatan ketahanan budaya; pembangunan SDM; hingga program untuk perempuan, anak, kaum marjinal, dan disabilitas.
Debat dibagi dalam 6 segmen. Segmen pertama adalah pemaparan visi misi, segmen kedua dan ketiga menjawab pertanyaan dari panelis, segmen keempat dan kelima tanya jawab antarpaslon, dan segmen keenam pernyataan penutup.
Materi pertanyaan dalam debat perdana disusun oleh tujuh panelis. Di antaranya Pakar Komunikasi Politik UIN Jakarta Gun Gun Heryanto, Ketua Umum Lembaga Kebudayaan Betawi Beki Mardani, Peneliti BRIN Siti Zuhro, Direktur Politeknik STIA LAN Jakarta Nurliah Nurdin, Pakar Hukum Unusia Jakarta Ahsanul Minan, Rektor UBK Didik Suhariyanto, dan Ekonom Lingkungan Andhyta Firselly Utami.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Ragunan Buka Lebih Pagi Selama Nataru, Tiket Cuma Rp4 Ribu dan Ada Atraksi Spesial
-
Kaleidoskop 2025: Jejak Tiga Kali Reshuffle Kabinet di Pemerintahan Prabowo
-
Pengamat Soroti Peran Sentral Mendagri Dalam Percepatan Penanganan Bencana Sumatra
-
Antrean Mengular, Polisi Siapkan Buka-Tutup Rest Area KM 57 Tol Jakarta - Cikampek
-
Gus Yahya Bertemu Rais Aam PBNU di Lirboyo Hari Ini, Ada Upaya Islah?
-
Antisipasi Lonjakan Wisatawan, Ragunan Siaga Pohon Tumbang demi Keamanan Pengunjung
-
Pemilik Akun Doktif Jadi Tersangka Dugaan Pencemaran Nama Baik, Tapi Tidak Ditahan
-
Libur Natal dan Tahun Baru, Ragunan Buka Lebih Awal dan Siap Layani Lonjakan Pengunjung
-
Pesan Natal PDIP: Dari Solidaritas Sosial hingga Komitmen Merawat Pertiwi
-
Bukan Pemerintah, Bantuan Gereja untuk Bencana Sumatra Disalurkan Lewat KWI dan Keuskupan