Suara.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Nasdem diharapkan tetap konsisten menjadi oposisi dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Pakar sosiologi politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Arie Sujito menyampaikan bahwa oposisi dalam parlemen diperlukan untuk mencapai keseimbangan demokrasi bagi negara.
"Saya setuju kalau PDI Perjuangan misalnya sama Nasdem memilih oposisi. Itu tuh harus siap ya sebagai sebuah kepentingan kalau mau membuat keseimbangan itu," kata Arie saat acara seminar Pra-Munas XIV Kagama bertajuk Prospek Demokrasi Indonesia di masa pemerintahan Prabowo Subianto di Ashley Wahid Hasyim Jakarta, Selasa (12/11/2024).
Dia mengingatkan bahwa sebagai oposisi partai terkait harus berani menegur pemerintah atas kebijakan yang tidak memihak kepada rakyat.
Wakil Rektor UGM itu menyebutkan bahwa salah satu indikator dari negara demokrasi salah satunya ukurannya ialah harus ada oposisi.
"Oposisi ini adalah bagian dari cara kita untuk menyeimbang yang memungkinkan demokrasi bekerja. Itu di level parlamentarisme," ujar Arie.
Akan tetapi, meskipun PDIP memastikan diri masih menjadi oposisi, namun perwakilan partai tersebut di DPR nampak pesimis bisa layangkan kritik kepada pemerintah. Hal tersebut diakui oleh Wakil Ketua Komisi II DPR fraksi PDIP Aria Bima.
Dia menyatakan bahwa DPR nampak tidak bisa lakukan fungsinya sebagai pengawas terhadap pemerintah dan lembaga eksekutif di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Kondisi itu terjadi akibat mayoritas partai politik di DPR saat ini termasuk partai pendukung pemerintah.
"Saya melihat bahwa DPR ini saat ini bisa dikatakan hampir tidak akan melakukan fungsi check and balance dalam kelembagaan. Karena hampir 80 persen itu adalah bagian dari lingkaran kekuasaan," kata Aria dalam diskusi yang sama.
Baca Juga: Cek Fakta: Prabowo Subianto Akan Hentikan Dana Desa, Benarkah?
Berita Terkait
-
Beri Dukungan Saat Hari Libur, KSP Pastikan Prabowo Tak Langgar Aturan Apa pun Saat Endors Luthfi-Taj Yasin
-
Prabowo Bertemu USINDO, Dorong Pengusaha AS Perluas Investasi di Indonesia
-
Prabowo Naikkan Pangkat Mantan Wakapolri Agus Andiranto jadi Jenderal Kehormatan
-
Cek Fakta: Prabowo Subianto Akan Hentikan Dana Desa, Benarkah?
-
Aria Bima PDIP Kritik Prabowo: Kekuasaan Presiden Terlalu Besar, Sampai Bisa Endorse Cagub
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Kekayaan Rahayu Saraswati, Keponakan Prabowo yang Mundur dari DPR RI hingga Minta Maaf!
-
Dasco: Pengunduran Diri Rahayu Saraswati Akan Diproses Via Mahkamah Partai
-
Kasus Pembunuhan Kepala Cabang Bank: Tersangka Ajukan Diri Jadi JC, Siap Ungkap Keterlibatan TNI?
-
Kekecewaan Sri Mulyani Pasca-Penjarahan Rumah, Mahfud MD: 'Dia Nangis Disamakan dengan Sahroni'
-
Eks Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar Divonis 7 Tahun Kasus Uang Palsu
-
Profil Annas Mustaqim, Calon Hakim Agung yang Kecam KPK Karena Ungkap Tersangka Korupsi
-
Diduga Pengeroyok Driver Ojol yang Tewas di Makassar Ditangkap
-
Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
-
Menteri PPPA Jenguk 13 Anak Demonstran di Cirebon, Tegaskan Keadilan Restoratif Wajib Diterapkan
-
Sebut Alasan Hukum Jadikan Nadiem Tersangka Terpenuhi, Mahfud: Dia Tak Mengerti Prosedur Birokrasi