Suara.com - Presiden Ferdinand “Bongbong” R. Marcos Jr. mengatakan pada hari Senin bahwa dia akan melawan ancaman pembunuhan yang dilakukan oleh Wakil Presiden Sara Duterte terhadap dia dan keluarganya.
Marcos mengatakan hal ini sebagai tanggapan terhadap Duterte, yang pada hari Sabtu mengklaim bahwa dia telah menyewa seseorang untuk membunuhnya, istrinya Liza, dan sepupu Ketua Martin Romualdez jika dia sendiri yang dibunuh.
Marcos mengatakan pernyataan Wakil Presiden baru-baru ini “mengkhawatirkan.”
“Jika merencanakan pembunuhan terhadap seorang Presiden semudah itu, apalagi bagi warga negara biasa? Upaya kriminal seperti itu tidak boleh diabaikan,” kata Marcos.
“'Ke sanalah tujuan saya,” tambahnya.
Marcos mengatakan keseluruhan “drama” tidak akan meningkat sampai saat ini jika Duterte menghadapi Dewan Perwakilan Rakyat, yang saat ini sedang menyelidiki dugaan penyalahgunaan dana rahasia di Kantor Wakil Presiden dan Departemen Pendidikan.
“Kebenaran tidak boleh dieksekusi. Persoalan ini akan selesai jika saja sumpah setia menjadi pegawai negeri terpenuhi, jujur dan tidak menghalangi,” kata Marcos.
“Alih-alih jawaban langsung, justru dialihkan ke narasi palsu,” tambahnya.
Marcos kemudian menyatakan bahwa supremasi hukum harus ditegakkan di negara demokratis.
Baca Juga: Filipina Memanas, Wapres Duterte Berencana Bunuh Presiden Jika Ia Dibunuh
“Hukum harus berlaku dalam situasi apa pun, tidak peduli siapa yang terkena dampaknya. Itulah sebabnya saya tidak akan membiarkan keinginan orang lain menyeret seluruh negara ke dalam kekacauan politik,” kata Marcos.
Pada hari Sabtu Duterte dalam konferensi pers mengklaim bahwa dia telah menginstruksikan seseorang untuk membunuh Presiden, ibu negara dan ketua Dewan Perwakilan Rakyat.
“Saya sudah berbicara dengan seseorang. Saya memberi tahu orang tersebut, 'Jika mereka membunuh saya, bunuh Bongbong Marcos, Liza Araneta, dan Martin Romualdez.' Bukan lelucon, bukan lelucon. Saya sudah meninggalkan instruksi,” kata Duterte.
Malacañang kemudian segera menandai pernyataan Duterte sebagai “ancaman aktif.”
Namun Duterte kemudian menarik kembali pernyataannya dan menyatakan bahwa ancaman tersebut hanyalah sebuah peringatan yang mencerminkan “balas dendam dari kubur,” dan menegaskan kembali bahwa hal itu hanya akan terjadi jika dia mati di tengah ancaman terhadap hidupnya.
Ia bahkan menyamakannya dengan ucapannya sebelumnya yang mengancam akan menggali kembali jenazah mantan presiden Ferdinand E. Marcos Sr. dan membuangnya ke Laut Filipina Barat jika serangan politik terhadapnya terus berlanjut.
Berita Terkait
-
Sara Duterte Ditekan usai Ancam Bunuh Presiden Marcos Jr, Klarifikasi Hanya Guyonan?
-
Marcos Titipkan Negara ke 3 Pejabat Selama Kunjungan ke UEA, Abaikan Wapres Duterte di Tengah Ketegangan
-
Jelang Kepulangan Mary Jane Veloso, Saudarinya yang Kerja di Arab Saudi Juga Mengaku Ingin Kembali
-
Wapres Filipina Terlibat Kontroversi, Ancaman Maut ke Presiden Marcos Jr. Picu Investigasi
-
Filipina Memanas, Wapres Duterte Berencana Bunuh Presiden Jika Ia Dibunuh
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
- Besok Bakal Hoki! Ini 6 Shio yang Dapat Keberuntungan pada 13 November 2025
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
Mensos Ungkap Alasan Rencana Digitalisasi Bansos: Kurangi Interaksi Manusia Agar Bantuan Tak Disunat
-
Terbongkar! Prostitusi Online WNA Uzbekistan di Jakbar, Pasang Tarif Fantastis Rp15 Juta
-
Rp500 T Subsidi Bansos Meleset, Gus Ipul Akui Hampir Separuh Penerima Bantuan Salah Sasaran
-
Dua Sahabat Satu Mobil Menuju Istana, Hormat Prabowo Bikin Senyum Raja Abdullah II
-
Wamendagri Ribka Haluk Sebutkan TPID Bali Miliki Peran Strategis Dalam Mendukung Program Nasional
-
Dipolisikan ARAH, Ribka Tjiptaning Berani Adu Data: Banyak Korban Kejahatan Soeharto Siap Bersaksi
-
Konsolidasi PPP: Mardiono dan Din Syamsuddin Bahas Kebangkitan Politik Islam untuk Persiapan 2029