Suara.com - SMA Negeri 2 Cibitung, Kabupaten Bekasi, diduga lakukan pungutan liar atau pungli kepada para siswanya.
Sekolah itu disebut meminta iuran sebanyak Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta per siswa dengan alasan untuk pembangunan pagar. Hal tersebut diungkap oleh Politisi PSI Ronald Sinaga melalui akun X pribadinya.
Ronald mengunggah tangkapan layar isi pesan dirinya dengan seorang siswa SMAN 2 Cibitung tersebut.
Siswa yang disembunyikan identitasnya itu mengatakan kepada Ronald kalau dia bahkan membuat laporan ke layanan Lapor Mas Wapres melalui WhatsApp. Namun, menurutnya, nomor tersebut sudah tidak aktif.
"Saya sempat lapor ke wa mas Gibran tapi no nya gak aktif," ujar siswa tersebut, dilihat dari isi pesannya kepada Ronald. Siswa tersebut akhirnya meminta bantuan kepada Ronald mengenai aksi pungli tersebut.
Siswa itu kemudian mengirimkan ulang pesan yang semula dia kirim ke layanan Lapor Mas Wapres. Dari pesan tersebut terungkap kronologi pungli yang diduga dilakukan SMAN 2 Cibitung.
Dia menyebutkan kalau pungli itu diberlakukan untuk 600 siswa lainnya. Setiap orang tua siswa diwajibkan membayar biaya sebesar Rp 1,5 juta- Rp 2 juta.
Pungli di SMAN 2 Cibitung tersebut dikatakan sudah terjadi berulang. Karena sebelumnya, sekolah juga meminta uang dari orang tua siswa dengan alasan pembangunan pagar. Namun, sampai sekarang pagar sekolah tidak kunjung ada.
Kemudian, pada tahun ajaran 2024/2025 sekolah kembali meminta biaya tambahan dengan alasan untuk urug tanah. Siswa itu merasa, tak seharusnya sekolah negeri meminta biaya tambahan kepada siswanya untuk pembangunan gedung.
Baca Juga: Aduan Lapor Mas Wapres Ditindaklanjuti, Gibran Pesan ke Warga: Ini Semua Atas Bantuan Pak Prabowo
Kepada Ronald, sang siswa juga mengungkapkan konsekuensi yang akan dihadapi para murid bila tidak membayar yang diminta sekolah.
"Msalahnya kalo gak bayar ga dikasih kertas ulangan bang, gmna mau maju Indonesia emas," ujarnya.
Sementara itu, hingga berita ini ditulis belum ada konfirmasi dari pihak sekolah.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Kasus Korupsi Kuota Haji, KPK Bongkar Lobi-lobi Asosiasi Travel ke Kemenag
-
Keterlibatan Ustaz Khalid Basalamah di Kasus Kuota Haji Mulai Terlihat, Kini Ngaku Sebagai Korban
-
Alat Perekam Getaran Gempa di Gunung Kelud Rp1,5 Miliar Dicuri, Malingnya Gak Ngotak!
-
Nasib Bripda Abi Usai Lempar Helm ke Pelajar Hingga Kritis, Dihukum Demosi 5 Tahun!
-
Anggota Komisi I DPR Desak TNI Jelaskan Terkait Ferry Irwandi yang Dinilai Ancam Pertahanan Siber
-
Tak Sudi Disanksi Kasus Rantis Lindas Ojol, Kompol Cosmas dan Bripka Rohmad Kompak Banding
-
Tragis! Detik-detik Menkeu Nepal Ditelanjangi, Dipukuli, Dikejar Pendemo Sampai Masuk Sungai
-
Klaim Transjabodetabek Berhasil Urai Macet, Pramono: Kecuali di TB Simatupang
-
Prabowo Dinilai Kian Objektif Pilih Menteri, Efek Kritik Publik dan Gejolak Demo
-
Maling Nekat Gondol Alat Pemantau Gunung Kelud Senilai Rp1,5 Miliar, Papan Peringatan Tak Mempan