Suara.com - Pemimpin oposisi Korea Selatan, Lee Jae-myung, pada Jumat (13/12) menyatakan bahwa cara tercepat untuk memulihkan stabilitas negara adalah dengan memakzulkan Presiden Yoon Suk Yeol. Pernyataan ini muncul sehari sebelum pemungutan suara parlemen terkait tindakan kontroversial Yoon yang sempat memberlakukan darurat militer secara singkat.
Kebijakan darurat militer yang diterapkan pada 3 Desember lalu hanya bertahan kurang dari enam jam sebelum akhirnya dicabut. Namun, langkah itu sudah cukup untuk memicu krisis konstitusional besar dan seruan publik yang meluas agar Yoon mundur dari jabatannya karena dinilai melanggar hukum.
Dalam pidatonya, Lee Jae-myung, pemimpin Partai Demokrat, menyebut pernyataan terbaru Yoon sebagai “deklarasi perang terhadap rakyat.” Menurut Lee, langkah pemakzulan adalah solusi paling cepat dan efektif untuk mengakhiri kekacauan politik yang tengah melanda negara.
“Impeachment akan menjadi cara tercepat untuk mengakhiri kebingungan ini dan memulihkan ketertiban nasional,” ujar Lee tegas.
Presiden Yoon menolak mundur dan menegaskan akan berjuang sampai akhir. Ia menuding partai oposisi sebagai biang keladi yang membuat pemerintahan lumpuh.
Yoon juga mengklaim adanya peretasan dari Korea Utara terhadap komisi pemilu, yang menurutnya telah merusak integritas pemilihan parlemen pada April lalu. Pemilu itu berakhir dengan kekalahan telak bagi Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang dipimpin Yoon.
Upaya pertama untuk memakzulkan Yoon pada Sabtu lalu gagal setelah sebagian besar anggota partai berkuasa, PPP, memboikot pemungutan suara. Namun, situasi kini mulai berubah. Beberapa anggota PPP secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap rencana pemakzulan.
Parlemen Korea Selatan, yang dikuasai oleh partai-partai oposisi, telah mengajukan rancangan undang-undang pemakzulan baru dan dijadwalkan untuk menggelar pemungutan suara pada Sabtu (22/6). Untuk meloloskan pemakzulan, oposisi membutuhkan dukungan dari setidaknya delapan anggota PPP agar mencapai mayoritas dua per tiga yang disyaratkan.
Langkah Presiden Yoon untuk memberlakukan darurat militer telah memicu protes keras dari berbagai lapisan masyarakat. Kritik meluas karena kebijakan tersebut dinilai sebagai upaya berlebihan dan tidak demokratis dalam menangani situasi politik yang tengah panas.
Baca Juga: Presiden Yoon Suk Yeol Terancam, Unjuk Rasa Besar-besaran Bakal Terjadi di Korsel
Berita Terkait
-
Presiden Yoon Suk Yeol Terancam, Unjuk Rasa Besar-besaran Bakal Terjadi di Korsel
-
Korsel Siapkan Skenario Ini untuk Selamatkan Kondisi Ekonomi
-
Partai Kekuatan Rakyat di Korsel Dukung Pemakzulan Presiden Korsel
-
Buntut Darurat Militer, Presiden Korsel Disebut Lakukan Kejahatan Makar
-
Bantah Lakukan Pemberontakan, Presiden Korsel Yoon Suk Yeol Menolak Mundur
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Kronologi SKSG-SIL UI Digabung, Panen Protes dari Mahasiswa dan Akademisi
-
BBW Jakarta 2025: Lautan Buku Baru, Pesta Literasi Tanpa Batas
-
Program MBG Dikritik Keras Pakar: Ribuan Keracunan Cuma Angka Statistik
-
Konvensyen DMDI ke-23 di Jakarta, Sultan Najamudin Tekankan Persatuan dan Kebesaran Rumpun Melayu
-
Polemik Ijazah Jokowi Masih Bergulir, Pakar Hukum Ungkap Fakta Soal Intervensi Politik
-
Geger Ijazah Gibran! Pakar Ini Pertanyakan Dasar Tudingan dan Singgung Sistem Penyetaraan Dikti
-
Dana Pemda Rp 234 T Mengendap di Bank, Anggota DPR Soroti Kinerja Pemda dan Pengawasan Kemendagri
-
Diteror Lewat WhatsApp, Gus Yazid Lapor Polisi Hingga Minta Perlindungan ke Presiden Prabowo
-
Survei Gibran 'Jomplang', Rocky Gerung Curiga Ada 'Operasi Besar' Menuju 2029
-
Menteri Imigrasi di FLOII Expo 2025: Saatnya Tanaman Hias Indonesia Tembus Dunia!