Suara.com - Meski Pilkada Jakarta telah berlalu, kekalahan Ridwan Kamil (RK) dalam pemilihan kepala daerah yang digelar serentak menjadi sorotan. Dari perspektif komunikasi politik, kekalahan RK disebut karena kesalahan yang mendasar.
Konsultan Komunikasi politik, Irfan Wahid atau Gus Ipang Wahid mengungkapkan penyebab kekalahan RK terletak pada kesalahan strategi komunikasi.
“Pilkada ini kan banyak anomali. Jadi ini trennya incumbent kalah semua. Di Jakarta ini kan nggak ada incumbent,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa kontestasi Pilkada Jakarta lebih banyak bermain di ranah emosional dibandingkan rasional.
Meskipun kedua kandidat, RK dan Pramono Anung, dinilai pintar dan memahami isu-isu publik, Ipang menilai RK tidak berhasil mengemas strategi emosional yang efektif.
“Kalau sudah kontestasi itu sudah bukan masalah rasional, tapi emosional. Rasional dua-duanya sudah pintar, sudah paham, dianggap publik paham masalah."
"Nah sekarang tinggal emosional, siapa yang bisa mengemas emosional?” katanya dalam siniar di akun Youtube The Authority seperti dilihat Suara, Kamis (2/1/2025).
Ipang juga mengkritisi program-program RK yang dinilai kurang relevan dengan kebutuhan masyarakat Jakarta.
“Banyak programnya Kang Emil itu tidak relevan. Bikin gym-lah di halte, mobil curhat. Itu tidak mewakili. Sementara permasalahan Jakarta itu cuma ada tiga ujung-ujungnya; lapangan pekerjaan, transportasi dan kemacetan, serta banjir. Dari ketiganya itu tidak ada,” jelasnya.
Baca Juga: Rekor! MK Putus 158 Pengujian UU Sepanjang 2024, UU Pilkada Terbanyak Diuji
Sebaliknya, Ipang menilai lawan RK, Pramono Anung, lebih berhasil dalam menyampaikan solusi yang mudah diingat oleh masyarakat.
“Sementara Mas Pram solusi transportasinya masalah macet itu menggratiskan (transportasi umum) supaya orang (naik) transportasi publik,” tuturnya.
Selain itu, blunder yang dilakukan RK selama masa kampanye juga dianggap memperburuk citranya di mata publik.
“Dan yang tidak bisa dilupakan adalah blunder, ini penting. Kemarin kan (blunder ngomongin) janda. Pak Suswono terus Kang RK ngomong hal yang sama lagi. Jadi hal-hal yang seperti itu yang memicu,” tegasnya.
Ipang menegaskan, pentingnya fokus dan relevansi dalam strategi komunikasi politik, terutama dalam kontestasi sebesar Pilkada Jakarta.
“Jadi kalau kemarin sedikit aja terfokus gitu ya. Ini pelajaran buat semua sih, terfokus aja, jadi lebih enak,” katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Prabowo Disebut Reshuffle Kabinet Sore Ini! Ganti 4 Menteri, Menhan Rangkap Menkopolhukam
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Jhon Sitorus Sindir Purbaya: Sipaling Tahu Keuangan Negara
-
Bahlil Kumpulkan Fraksi Golkar di DPR, Beri Arahan Khusus: Harus Peka Kondisi Masyarakat
-
Perusuh Memasuki Kediaman Presiden Nepal
-
Kenapa Publik Kini Bersimpati pada Sri Mulyani: Dianggap Karyawan Terbaik Didepak Bos?
-
DPR Soroti Efektivitas Dana Desa, Pertanyakan Jumlah Kades Dipenjara dan Biaya Politik Miliaran
-
Mendadak Viral, Anak Menkeu Klaim Modal Nabung Jadi Miliarder di Usia 18 Tahun
-
Dito Ariotedjo Dicopot dari Jabatan Menpora karena Kasus Korupsi Mertua?
-
Taufik Hidayat Disebut Jadi Menpora, Amali: Ya Dilanjutkan..
-
Budi Arie Kembali Follow Instagram Prabowo Subianto, Labil atau Panik Aksinya Viral?
-
Gokil! Viral Aksi Nekat Gen Z Nepal Lempar Balik Gas Air Mata ke Polisi