Suara.com - Cegah Stunting Demi Produktivitas: Pentingnya Nutrisi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan
Angka stunting di Indonesia masih tergolong tinggi menurut WHO, meskipun datanya mengalami penurunan pada 2023. Pencegahan stunting sejak dini menjadi prioritas penting karena dapat memengaruhi produktivitas bangsa.
Koor Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Meta Hanindita, SpA(K), menyoroti pentingnya pemenuhan gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sebagai langkah strategis mencegah stunting dan dampak jangka panjangnya.
dr. Meta menjelaskan, bahwa 1.000 HPK, pada rentang waktu saat masih janin hingga usia dua tahun, adalah periode emas yang menentukan masa depan anak.
“Dalam fase ini, pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara pesat. Nutrisi yang tepat memengaruhi perkembangan otak, daya tahan tubuh, hingga fungsi metabolik,” katanya dalam seminar media, Selasa (21/1/2025).
Untuk meningkatkan tumbuh kembang pada 1000 HPK, dr. Meta menegaskan untuk mengoptimalkan pemberian nutrisi dan stimulasi pada anak.
“Penting memberikan nutrisi dan stimulasi yang optimal. Nutrisi itu sangat mempengaruhi perkembangan otak dalam jangka panjang, massa otot, daya tahan tubuh dan metabolik,” jelasnya.
Jika kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi pada 1000 HPK, maka sangat berisiko bagi anak untuk terkena stunting.
Selain memengaruhi kesehatan dan daya tahan tubuh, menurut dr. Meta stunting juga berisiko menurunkan pendapatan per kapita negara.
Hal ini dikarenakan salah satu dampak kognitif dari stunting adalah penurunan IQ, sehingga memengaruhi performa pendidikan yang kurang optimal.
Salah satu upaya utama untuk mencegah implikasi stunting, yaitu dengan pemberian ASI eksklusif sejak bayi lahir hingga usianya dua tahun, kemudian dilanjut dengan Makanan Pendamping ASI (MPASI) saat bayi berusia enam bulan.
Dokter Meta menekankan bahwa pemberian MPASI dengan gizi seimbang harus disesuaikan dengan usia anak.
“Berikan makanan dengan gizi seimbang. Kalau masih MPASI ya buahnya dikit, lemaknya tinggi, dan ada karbohidrat. Berbeda lagi untuk anak yang lebih besar, jadi harus sesuai usia,” ujarnya.
Pencegahan stunting perlu menjadi prioritas pemerintah, mengingat dampak jangka panjangnya mempengaruhi produktivitas bangsa secara keseluruhan.
Dengan menekan angka stunting, Indonesia dapat mencegah penurunan pendapatan per kapita akibat generasi yang tidak mampu mencapai potensi maksimalnya.
Berita Terkait
-
Polemik di Balik Ambisi Program Makan Bergizi Gratis: Anggaran Jumbo, Tapi Berpotensi Tak Tepat Sasaran
-
Cegah Stunting dari Akar: Wujudkan Indonesia Emas dengan Edukasi Gizi & Celengan Tablet Tambah Darah untuk Remaja Putri
-
Dampak Ekonomi Malnutrisi di Indonesia: Stunting, BBLR, dan Anemia Sebagai Ancaman Nasional
-
Temukan Anak Stunting saat Bagikan Makan Bergizi Gratis di Ciracas Jaktim, Begini Kata Wamen BKKBN
-
Masa Kecil Serba Terbatas, Menko PMK Pratikno Akui Dirinya Stunting
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
H-6 Kick Off: Ini Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2025
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
Terkini
-
Bill Gates: Dunia Salah Arah Hadapi Krisis Iklim, Kenapa Demikian?
-
Pelaku Pengeroyokan dan Penembakan Pengacara WA di Tanah Abang Diciduk
-
Tarif Transjakarta Bakal Naik? Pemprov DKI Ungkap Fakta di Balik Murahnya Ongkos
-
Kemenag Tegaskan MBG Harus Halalan Toyyiban: Bersih, Suci, dan Menyehatkan
-
IESR Nilai SNDC Indonesia Tak Selaras dengan Ambisi Energi Terbarukan Prabowo, Kenapa?
-
Rusun Marunda Dirobohkan, Pemprov DKI Siap Bangun Ulang Hunian Modern untuk Warga Lama
-
Pembakaran Mahkota Cenderawasih Picu Kemarahan, Desak Aturan Khusus Meski Menhut Sudah Minta Maaf
-
Heboh Polisi Berpeci Catcalling Cewek Sepulang Pilates, Begini Pengakuan Korban!
-
Tarif Transjakarta Naik Jadi Rp5.000? Ini Kata Dishub DKI!
-
Babak Baru Korupsi Timah: Harvey Moeis Segera Dieksekusi, Sandra Dewi Cabut Gugatan Aset