Suara.com - Warga Palestina di Gaza mulai kembali ke rumah mereka yang hancur akibat perang setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamas memasuki hari ketiga. Dengan berjalan kaki atau menaiki becak, mereka menyaksikan kehancuran total yang membuat sebagian besar lingkungan mereka tidak lagi dapat dikenali.
Gencatan senjata ini diberlakukan pada hari Minggu setelah konflik selama 15 bulan yang diawali dengan serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Sebagai bagian dari perjanjian ini, tiga sandera yang ditahan Hamas telah dibebaskan, sementara Israel membebaskan 90 warga Palestina dari penjara mereka.
Kini, perhatian dunia mulai beralih ke proses pembangunan kembali Gaza, yang sebagian besar hancur akibat serangan militer Israel. Banyak warga yang kembali ke rumah mereka terkejut dengan kondisi lingkungan yang rata dengan tanah. Beberapa memutuskan untuk tetap tinggal di tenda-tenda pengungsian, sementara yang lain berusaha membersihkan puing-puing dan mencari barang-barang yang masih tersisa.
Kehancuran yang Tak Terbayangkan
Walaa el-Err, seorang warga Gaza dari kamp pengungsi Nuseirat, mengungkapkan kesedihannya saat kembali ke rumahnya yang telah dibom.
"Kami sedang membersihkan rumah dan menyingkirkan puing-puing agar bisa kembali. Tidak ada yang tersisa, hanya selimut dan bantal," katanya.
Di Kota Gaza bagian utara, seorang ibu bernama Abla menunggu selama beberapa jam sebelum memastikan gencatan senjata benar-benar berlaku. Ia kemudian menuju ke rumahnya di Tel Al-Hawa, hanya untuk menemukan gedung tujuh lantai tempat tinggalnya telah rata dengan tanah.
"Pemandangan itu mengerikan. Bangunan itu hancur seperti sepotong biskuit," ujarnya.
Sebagian warga mendirikan tenda di sekitar reruntuhan rumah mereka, sementara yang lain bertanya-tanya kapan rekonstruksi akan dimulai. Menurut laporan PBB, lebih dari 50 juta ton puing masih perlu dibersihkan, yang diperkirakan akan memakan waktu hingga 21 tahun dengan biaya mencapai $1,2 miliar.
Pencarian Korban di Tengah Gencatan Senjata
Petugas penyelamat Palestina terus mencari jenazah warga yang terkubur di bawah reruntuhan. Hingga kini, mereka telah menemukan lebih dari 150 jenazah sejak gencatan senjata diberlakukan. Layanan darurat sipil Gaza memperkirakan sekitar 10.000 mayat masih terkubur, dan mereka membutuhkan alat berat untuk membantu evakuasi.
Baca Juga: 21 Warga Palestina Terluka akibat Trump Cabut Sanksi Pemukim Israel?
Di pemakaman Shejaia, yang telah diratakan oleh tank-tank Israel, warga menggali tanah mencari makam kerabat mereka. Atef Jundiya, seorang warga Gaza, mengungkapkan kesulitannya menemukan makam ayah dan saudaranya yang hilang akibat serangan Israel.
"Kami sudah terbebas dari gencatan senjata, tetapi kami masih mencari para martir kami dan bahkan makam kami sendiri," ujarnya.
Konflik ini telah menewaskan sedikitnya 47.000 orang di Gaza, menurut otoritas kesehatan setempat. Sementara gencatan senjata membawa sedikit kelegaan, tantangan besar masih menanti warga Gaza dalam membangun kembali kehidupan mereka yang hancur akibat perang.
Berita Terkait
-
21 Warga Palestina Terluka akibat Trump Cabut Sanksi Pemukim Israel?
-
137 Jenazah Ditemukan Pasca Gencatan Senjata Gaza, 10.000 Diperkirakan Masih Tertimbun
-
Jenin Kembali Bergejolak, 1 Warga Palestina Tewas dalam Serangan Israel
-
Hamas Berikan Tas Hadiah kepada Sandera Israel, Apa Saja Isinya?
-
64 Warga Palestina Ditangkap Pasca Gencatan Senjata, Termasuk Bocah 7 Tahun
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
Terkini
-
Organisasi Kesehatan Kritik Rencana Menkeu Tidak Naikkan Cukai Rokok 2026: Pembunuhan Rakyat!
-
Hariati Sinaga Kritik Sistem Kapitalis yang Menghalangi Kesetaraan
-
Ramai Aspirasi Pemekaran, NasDem Desak Pemerintah Segera Terbitkan PP DOB
-
Prabowo Pimpin Upacara Hari Kesaktian Pancasila, Lanjut Tinjau Monumen Pancasila Sakti
-
Pemprov DKI Bangun Dua Kantor Kelurahan Hasil Pemekaran Kapuk, Kejari Jakbar Ikut Kawal Anggaran
-
Tren Penindakan Korupsi 2024 Anjlok, Kerugian Negara Justru Meroket
-
DPR Desak Pemerintah Gerak Cepat Tangani Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo
-
Perempuan Masih Jadi Objek Politik? Kritik Pedas Mahasiswi untuk Demokrasi Indonesia
-
Cuaca Hari Ini: Hujan Merata di Kota-kota Besar Jawa dan Sumatera
-
Pengacar Arya Daru Pangayunan Minta Polisi Dalami Sosok Vara dan Dion, Siapa Dia?