Suara.com - Pemerintah Iran pada Senin (5/2) mengecam keras usulan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menyarankan relokasi warga Palestina dari Jalur Gaza.
Iran memperingatkan bahwa langkah tersebut dapat dianggap sebagai bentuk pembersihan etnis.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baqaei, menegaskan bahwa komunitas internasional seharusnya membantu rakyat Palestina dalam memperoleh hak menentukan nasib sendiri, bukan malah mendorong ide-ide yang berpotensi menghilangkan identitas mereka.
"Membersihkan Gaza... adalah bagian dari penghapusan kolonial Jalur Gaza dan seluruh Palestina," ujar Baqaei, seraya menambahkan bahwa tidak ada pihak ketiga yang berhak menentukan masa depan wilayah tersebut.
Pernyataan ini muncul setelah Trump berulang kali menyebutkan gagasan untuk memindahkan warga Gaza ke Mesir dan Yordania sebagai bagian dari solusi konflik Israel-Palestina.
Iran, yang tidak mengakui eksistensi Israel, sejak lama menjadikan dukungan terhadap perjuangan Palestina sebagai bagian fundamental dari kebijakan luar negerinya, terutama sejak kemenangan Revolusi Islam pada 1979.
Ketegangan antara Iran dan Israel semakin meningkat, terutama setelah keduanya mengalami pertukaran serangan langsung pertama dalam sejarah selama perang di Gaza.
Iran, yang dikenal memberikan dukungan finansial dan militer kepada Hamas, menegaskan bahwa kelompok tersebut bertindak secara independen.
Sementara itu, Wakil Presiden Iran, Mohammad Javad Zarif, menyatakan bahwa serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 telah berdampak terhadap negosiasi nuklir antara Iran dan Amerika Serikat.
Baca Juga: Trump Ragukan Gencatan Senjata Gaza Bertahan Lama, Hamas Siap Negosiasi Tahap Kedua
Konflik Israel-Palestina terus berlanjut tanpa adanya solusi konkret, dengan Iran tetap menjadi salah satu pendukung utama perjuangan rakyat Palestina di kancah internasional.
Berita Terkait
-
Trump Ragukan Gencatan Senjata Gaza Bertahan Lama, Hamas Siap Negosiasi Tahap Kedua
-
Trump Tunda Ancaman Tarif Dagang pada Kanada
-
Hamas Siap Memulai Perundingan Tahap Kedua Gencatan Senjata di Gaza
-
Heboh! Masjid di Swedia Dituduh Jadi Sarang Mata-mata Iran
-
Negara-negara Arab Kirim Surat Protes Keras ke AS, Tolak Pemindahan Warga Palestina
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- Biodata dan Pendidikan Gus Elham Yahya yang Viral Cium Anak Kecil
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Tak Mau Renovasi! Ahmad Sahroni Pilih Robohkan Rumah Usai Dijarah Massa, Kenapa?
-
Borobudur Marathon 2025 Diikuti Peserta dari 38 Negara, Perputaran Ekonomi Diprediksi Di Atas Rp73 M
-
Langsung Ditangkap Polisi! Ini Tampang Pelaku yang Diduga Siksa dan Jadikan Pacar Komplotan Kriminal
-
Transfer Pusat Dipangkas, Pemkab Jember Andalkan PAD Untuk Kemandirian Fiskal
-
Pelaku Bom SMAN 72 Jakarta Dipindah Kamar, Polisi Segera Periksa Begitu Kondisi Pulih
-
Robohkan Rumah yang Dijarah hingga Rata Dengan Tanah, Ahmad Sahroni Sempat Ungkap Alasannya
-
Jelang Musda, Rizki Faisal Didukung Kader Hingga Ormas Pimpin Golkar Kepri
-
Hakim PN Palembang Raden Zaenal Arief Meninggal di Indekos, Kenapa?
-
Guru Besar UEU Kupas Tuntas Putusan MK 114/2025: Tidak Ada Larangan Polisi Menjabat di Luar Polri
-
MUI Tegaskan Domino Halal Selama Tanpa Unsur Perjudian