Suara.com - Tampilan nilai tukar rupiah di Google yang sempat menunjukkan Rp8.170,65 per dolar AS menjadi sorotan publik.
Pengamat politik Rocky Gerung menilai situasi tersebut mencerminkan kerentanan ekonomi Indonesia, yang diperparah oleh kebijakan fiskal yang rapuh meski ada upaya pemangkasan anggaran proyek besar seperti Ibu Kota Nusantara (IKN).
Meskipun informasi nilai tukar tersebut keliru, hal ini menimbulkan kekhawatiran terkait stabilitas ekonomi Indonesia.
Rocky Gerung melihat kejadian tersebut menjadi sinyal bahwa fundamental ekonomi Indonesia saat ini tengah rapuh.
Ia menjelaskan bahwa pemangkasan anggaran proyek besar seperti IKN oleh Presiden Prabowo Subianto memang diperlukan untuk investasi sumber daya manusia.
Namun, kebijakan fiskal yang tidak diimbangi dengan penguatan ekonomi fundamental dapat menimbulkan ketidakpercayaan pasar terhadap rupiah.
"Kesulitan kita hari ini adalah menjaga harga rupiah yang makin lama makin merosot. Tetapi kita juga mau lihat bagaimana kebijakan untuk menjaga rupiah itu sebetulnya dihasilkan untuk menekan jangan sampai rupiah naik ke Rp16.000," ujarnya yang dikutip dari Youtube Rocky Gerung Official.
Rocky juga menjelaskan bahwa penguatan nilai tukar bukan karena perbaikan ekonomi yang mendasar, melainkan karena intervensi Bank Indonesia melalui penerbitan surat utang.
“Kalau rupiah menguat sedikit, itu artinya Bank Indonesia minta utang dolar. Tetapi penguatan itu bukan penguatan yang sifatnya fundamental, melainkan karena dinfus oleh surat utang Bank Indonesia, dan itu selalu berbahaya," tegasnya.
Baca Juga: Google Perbaiki Kesalahan Informasi Nilai Tukar Rupiah
Selain itu, Rocky menyoroti bahwa selama dua tahun terakhir Indonesia mengalami defisit transaksi berjalan, yang mengindikasikan lemahnya daya saing ekonomi.
Menurutnya, situasi ini berpotensi memicu "gempa bumi ekonomi" yang dapat merembet menjadi krisis politik jika tidak segera diantisipasi.
"Kalau masih begini, pasti akan ada gempa bumi ekonomi yang bisa mengakibatkan gempa bumi politik," tutup Rocky.
Reporter : Kayla Nathaniel Bilbina
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Usai Dicopot Prabowo, Benarkah Sri Mulyani Adalah Menteri Keuangan Terlama?
-
Inikah Ucapan yang Bikin Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari Senayan?
-
Suciwati: Penangkapan Delpedro Bagian dari Pengalihan Isu dan Bukti Rezim Takut Kritik
-
Viral Pagar Beton di Cilincing Halangi Nelayan, Pemprov DKI: Itu Izin Pemerintah Pusat
-
Temuan Baru: Brimob Dalam Rantis Sengaja Lindas Affan Kurniawan
-
PAN Tolak PAM Jaya Jadi Perseroda: Khawatir IPO dan Komersialisasi Air Bersih
-
CEK FAKTA: Isu Pemerkosaan Mahasiswi Beralmamater Biru di Kwitang
-
Blusukan Gibran Picu Instruksi Tito, Jhon: Kenapa Malah Warga yang Diminta Jaga Keamanan?
-
DPR Sambut Baik Kementerian Haji dan Umrah, Sebut Lompatan Besar Reformasi Haji
-
CEK FAKTA: Viral Klaim Proyek Mall di Leuwiliang, Benarkah?