Suara.com - Presiden Amerika Serikat ke-47, Donald Trump, memberikan teguran tajam kepada miliarder Elon Musk terkait perannya dalam pemerintahan federal. Musk, yang kini menjabat sebagai pegawai pemerintah khusus, ditunjuk untuk memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), sebuah badan penasihat luar yang bertugas menemukan pemangkasan anggaran besar dalam sistem keuangan federal.
Sebagai salah satu orang terkaya di dunia, Musk langsung bekerja dalam perannya, dengan timnya yang diberikan akses ke beberapa basis data keuangan sensitif pemerintah. Melalui platform media sosialnya, X (dulu dikenal sebagai Twitter), Musk menyuarakan pentingnya misi DOGE. Namun, Trump menegaskan bahwa keputusan akhir tetap berada di tangan Gedung Putih.
Dalam pernyataan resminya saat menandatangani perintah eksekutif terbaru, Trump menegaskan bahwa Musk tidak bisa bertindak tanpa persetujuan dari pemerintahannya.
"Elon tidak bisa dan tidak akan melakukan apa pun tanpa persetujuan kami. Dan kami akan memberinya persetujuan jika sesuai. Jika tidak sesuai, maka tidak akan kami izinkan," tegas Trump dalam konferensi persnya.
Meskipun mendapat teguran, hingga kini DOGE telah memperoleh akses ke sistem pembayaran federal yang mengelola triliunan dolar setiap tahunnya.
Pekan lalu, Menteri Keuangan Scott Bessent memberikan izin kepada organisasi yang dipimpin Musk untuk mengakses sistem internal federal, meskipun keputusan tersebut menuai kecaman dari banyak pegawai pemerintahan yang kemudian memilih mengundurkan diri.
Akses ini memungkinkan DOGE untuk menangani sistem pembayaran Jaminan Sosial, tunjangan Medicare, dan bahkan pembayaran kontrak kepada perusahaan swasta. Selain itu, Musk dan sekutunya dilaporkan tengah mengusulkan agar posisi penting dalam sistem pembayaran Departemen Keuangan diisi oleh orang-orang yang ditunjuk langsung oleh Trump.
Para pengkritik menyoroti ancaman dari langkah ini, menganggapnya sebagai upaya Trump dan sekutunya untuk membatasi pendanaan bagi pihak-pihak yang berseberangan secara ideologi.
Nathan Tankus, Direktur Riset di Modern Money Network, memperingatkan bahwa tujuan utama dari kebijakan ini bukanlah efisiensi sistem keuangan, melainkan pemotongan sepihak terhadap pendanaan yang mereka anggap menguntungkan lawan politik mereka.
Baca Juga: Donald Trump: Tidak Ada Jaminan Perdamaian di Gaza
"Ini bukan sikap dari orang-orang yang hanya ingin meningkatkan efisiensi sistem pembayaran. Mereka memiliki agenda yang sangat jelas dan spesifik, yang mencakup pemotongan anggaran sepihak, terutama untuk pendanaan yang mereka anggap mendukung lawan ideologi mereka," ujar Tankus dalam wawancaranya dengan Rolling Stone.
Berita Terkait
-
Donald Trump: Tidak Ada Jaminan Perdamaian di Gaza
-
Satu Toilet untuk 205 Orang! Kisah Pilu Warga Negara India Ilegal Dideportasi dari AS
-
Awali Selasa Loyo, Rupiah Terperosok ke Rp16.480/Dolar AS
-
Elon Musk Jadi "Pegawai Pemerintah Khusus" Trump, Picu Kontroversi
-
Iran Kecam Usulan Trump untuk Relokasi Warga Palestina, Sebut Sebagai Upaya Pembersihan Etnis
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
Terkini
-
Penanganan 7 Ruas Jalan Nasional Terdampak Pasca Bencana di Aceh Tamiang Berangsur Pulih
-
Rute Transjakarta 24 Jam dan Daftar Kantong Parkir Jakarta saat Malam Tahun Baru
-
Promo TransJakarta, MRT dan LRT Diperpanjang saat Tahun Baru 2026
-
Pemprov DKI Kirim Mobil Tangki Air untuk Warga Terdampak Banjir Sumatra
-
Perkara Suap Dilimpahkan ke Jaksa, Eks Sekretaris MA Hasbi Hasan Segera Disidang
-
Menag Tinjau Pembangunan Tahap II Terowongan Silaturahmi, Tekankan Pesan Toleransi
-
Pelaku Pembakaran Kios Kalibata Ditangkap, Polisi Kini Buru Aktor Lain!
-
Ribuan Liter Air Bersih Terus Didistribusikan untuk Warga Terdampak Banjir Aceh Tamiang
-
Terobos Palang Pintu KA, Taksi Xanh SM Ringsek Dihantam Kereta di Perlintasan Kampung Bandan
-
Lapor Polisi Usai Diteror Bangkai Ayam hingga Molotov, DJ Donny: Saya Bukan Takut, Tapi...