Suara.com - Perombakan sistem penerimaan siswa didik baru kembali dilakukan. Tidak hanya mengubah nama PPDB atau Penerimaan Peserta Didik Baru menjadi SPMB atau Sistem Penerimaan Murid Baru, ternyata ada sederet perbedaan yang diterapkan. Sekilas mengenai apa beda PPDB dan SPMB dapat Anda cermati di bawah ini.
Jika mengacu pada berbagai bahasan yang telah dilakukan di artikel-artikel terkait, setidaknya terdapat tiga perbedaan utama yang dapat dicermati dari kedua sistem tersebut.
1. Jalur Penerimaan PPDB dan SPMB
Jalur penerimaan PPDB diatur dalam Permendikbud Nomor 1 Tahun 2021, yakni jalur zonasi, afirmasi, perpindahan tugas orang tua/wali, dan jalur prestasi. Jalur ini kemudian diubah pada SPMB, mnejadi jalur domisili, jalur afirmasi, jalur prestasi, dan jalur mutasi.
Ketentuan ini diberlakukan untuk penerimaan tingkat SMP. Sementara itu di tingkat SMA akan diberlakukan SPMB lintas kabupaten/kota sesuai dengan regulasi. Untuk tingkat SD, penggunaan ketentuan serupa dengan PPDB masih dipertahankan.
2. Perubahan Jalur Zonasi menjadi Domisili
Kementerian terkait juga melakukan penggantian pada sistem zonasi yang awalnya diberlakukan dalam upaya pemerataan pendidikan, menjadi sistem domisili. Sistem yang baru akan menerapkan sejumlah penyesuaian sehingga dapat berbeda tergantung dengan tempat tinggal murid yang akan melakukan pendaftaran.
3. Kuota Penerimaan Siswa untuk Masing-Masing Jalur
Secara umum, kuota penerimaan siswa untuk model SPMB mengalami penyesuaian yang cukup signifikan.
Baca Juga: Panduan Lengkap SPMB 2025: Syarat Usia Masuk SD, SMP, dan SMA Sekarang Bagaimana?
- Untuk tingkat SD, kuota jalur domisili minimal 70%, kemudian jalur afirmasi pada 15%, jalur mutasi maksimal 5%, dan jalur prestasi diberlakukan tanpa adanya perubahan.
- Untuk tingkat SMP, kuota yang diberlakukan juga turut mengalami perubahan. Jalur domisili akan mengalami perubahan dengan usulan minimal 40%, kemudian jalur afirmasi diusulkan minimal 20%, jalur prestasi minimal 25%, dan jalur mutasi maksimal diusulkan sebanyak 5%.
- Untuk tingkat SMA, kuota yang diberlakukan untuk jalur domisili diusulkan minimal 30%, jalur afirmasi minimal 30%, jalur prestasi minimal 30%, dan jalur mutasi maksimal 5%.
Kajian Terus Dilakukan
Fokus pada perubahan ini dilakukan dalam rangka menciptakan sistem terbaik untuk pendidikan dasar dan menengah siswa di Indonesia. Kajian yang relevan juga terus dilakukan sehingga diperoleh formulasi terbaik agar setiap siswa dapat melanjutkan pendidikan wajibnya, hingga mencapai target yang dimiliki pemerintah.
Itu tadi sekilas penjelasan tentang apa beda PPDB dan SPMB yang kini digunakan pada sistem penerimaan siswa baru di Indonesia. Semoga menjadi artikel yang berguna untuk Anda, dan selamat melanjutkan kegiatan Anda berikutnya!
Kontributor : I Made Rendika Ardian
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Usai Dicopot Prabowo, Benarkah Sri Mulyani Adalah Menteri Keuangan Terlama?
-
Inikah Ucapan yang Bikin Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari Senayan?
-
Suciwati: Penangkapan Delpedro Bagian dari Pengalihan Isu dan Bukti Rezim Takut Kritik
-
Viral Pagar Beton di Cilincing Halangi Nelayan, Pemprov DKI: Itu Izin Pemerintah Pusat
-
Temuan Baru: Brimob Dalam Rantis Sengaja Lindas Affan Kurniawan
-
PAN Tolak PAM Jaya Jadi Perseroda: Khawatir IPO dan Komersialisasi Air Bersih
-
CEK FAKTA: Isu Pemerkosaan Mahasiswi Beralmamater Biru di Kwitang
-
Blusukan Gibran Picu Instruksi Tito, Jhon: Kenapa Malah Warga yang Diminta Jaga Keamanan?
-
DPR Sambut Baik Kementerian Haji dan Umrah, Sebut Lompatan Besar Reformasi Haji
-
CEK FAKTA: Viral Klaim Proyek Mall di Leuwiliang, Benarkah?