Suara.com - Pakar Hukum Tata Negara, Bivitri Susanti menyatakan bahwa gerakan politik alternatif sangat dibutuhkan.
Gerakan politik ini bertujuan untuk menyediakan ruang pendidikan politik dan membuka ruang partisipasi rakyat untuk terlibat dalam pengambilan keputusan.
Hal tersebut disampaikan dalam diskusi publik pada moment peringatan 20 tahun hari jadi Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) dengan tema 'Peluang dan Tantangan Gerakan Rakyat untuk Mewujudkan Kekuatan Partai Politik Progresif'.
Menurut Bivitri, politik alternatif merupakan salah satu langkah yang sangat baik untuk selalu diperjuangkan oleh organisasi rakyat lainnya bukan hanya KASBI saja.
"Memang kita butuh gerakan politik alternatif, bahkan kita agak terlambat. Jadi kalau, teman-teman (KASBI) masih mencanangkan, masih semangat betul dan bergerak terus seperti ini, ini adalah suatu langkah yang baik," kata Bivitri di Gedung YLBHI/LBH Jakarta, Jakarta Pusat, Rabu (5/2/2025).
Bivitri menjelaskan, gerakan politik alternatif harus terus didorong terus karena terdapat dugaan pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa orang yang berkuasa dari golongan atau kelompok tertentu.
"Karena kita menghadapi oligarki yang luar biasa dan oligarki itu engga bisa kita hadapi dengan sekedar gerakan moral tapi juga harus dengan gerakan politik," jelasnya.
Bivitri mengatakan, masyarakat harus bisa masuk dalam politik dengan mempelajari sedikit tentang ilmu politik untuk melawan keberadaan oligarki yang sangat kuat.
"Kita harus punya landasan moral, tetapi gerakannya politik, kita harus masuk ke aneka politik karena oligarki yang semakin menguat," ucapnya.
Bivitri juga menyebut keberadaan kartel politik yang diduga telah masuk di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
"Kartel politik yang ada di DPR, kartel politik adalah jaringan dari pimpinan-pimpinan partai politik besar yang ada di DPR," jelasnya.
Untuk itu, dalam mendorong gerakan politik alternatif menjadi kekuatan untuk melawan oligarki maka diperlukan kerjasama dari organisasi rakyat atau kelompok masyarakat.
Sementara itu, organisasi rakyat atau kelompok harus membantu membuka ruang belajar bersama, bersatu, dan bergotong-royong dalam membangun kekuatan politik tersebut.
Reporter : Moh Reynaldi Risahondua
Berita Terkait
-
Pasang Badan Demi Ungkap Dalang Kasus Pagar Laut, Titiek Soeharto: Kementerian Jangan Takut Lawan Oligarki!
-
Pengacara Ini Ungkap 8 Poin Perbuatan Melawan Hukum Pagar Laut: Untuk Sterilkan Nelayan dan Untungkan Oligarki
-
Mewaspadai Siasat Politik Oligarki di Balik Putusan MK Hapus Presidential Threshold
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Akal Bulus Pasutri Polisi Gadungan: Pura-pura Istri Pendarahan, Mobil Sopir Online Lenyap
-
Geger Siswa SMPN 19 Tangsel Tewas Diduga Dibully, Mendikdasmen: Saya Akan Dalami Kasus Ini!
-
Operasi Langit di Cilacap: BNPB 'Halau' Hujan Demi Percepat Evakuasi Korban Longsor
-
Perjalanan Cinta Rugaiya Usman dan Wiranto
-
RUU KUHAP Dikebut Tanpa Suara Publik, Anggota Komisi III DPR Terancam Dilaporkan ke MKD
-
Viral Hewan Ragunan Kurus Diduga Dana Jatah Makan Ditilep, Publik Tuntut Audit
-
Kabar Duka! Istri Wiranto, Rugaiya Usman Meninggal Dunia di Bandung
-
Geger Bayi di Cipayung: Dibuang di Jurang, Ditemukan Hidup dalam Goodie Bag Saat Kerja Bakti
-
Tegas! Pramono Anung Larang Jajarannya Persulit Izin Pembangunan Rumah Ibadah di Jakarta
-
Pramono Bantah Isu Tarif LRT Rp160 Ribu: Jadi Saja Belum