Suara.com - Presiden Prabowo Subianto memastikan Indonesia tetap tenang dalam menghadapi goncangan perang dagang dan perseteruan negara-negara besar.
Prabowo memahami perang dagang yang kini terjadi di berbagai belahan dunia sudah sampai ke telinga masyarakat luas. Ia memastikan Indonesia tetap tenang, kendati turut terkena dampak.
"Mungkin saudara-saudara mendengar, seluruh dunia digoncang oleh banyak masalah di mana-mana. Perseteruan antara negara-negara besar. Yang terakhir perang dagang kita juga kena, tapi kita tenang," kata Prabowo di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Senin (7/4/2025).
Tidak hanya tenang dengan bersikap diam, Prabowo memastikan pemerintah akan turut andil dalam perundingan dengan negara-negara besar, tidak terkecuali dengan Amerika Setikat. Perundingan dilakukan mengingat Indonesia memiliki kekuatan.
"Kita punya kekuatan juga nanti akan berunding. Kita akan berunding dengan semua negara. Kita akan juga buka perundingan sama Amerika," kata Prabowo.
Melalui perundingan, Prabowo ingin Indonesia tetap menjaga hubungan baik dengan banyak negara. Prabowo ingin negara-negara saling menghormati.
"Kita akan menyampaikan, kita ingin hubungan yang baik. Kita ingin hubungan yang adil. Kita ingin hubungan yang setara. Jadi kita tidak ada masalah. Resiprokal, jadi apa yang mereka minta, kalau masuk akal, wajib juga kita hormati," kata Prabowo.
Prabowo menganggap wajar setiap negara memiliki kebijakan masing-masing demi kepentingan rakyatnya, begitu pula dengan Indonesia. Ia meminta masyarakat tidak perlu khawatir dan percaya diri dengan kekuatan yang dimiliki Indonesia.
"Pemimpin-pemimpin Amerika memikirkan kepentingan rakyat Amerika. Kita memikirkan kepentingan rakyat kita. Tidak perlu ada rasa kecewa, tidak perlu ada rasa khawatir. Kita percaya dengan kekuatan kita sendiri," kata Prabowo.
Baca Juga: Asistennya Tertinggal, Aksi Tak Terduga Prabowo di Bengkulu Bikin Heboh
"Kalaupun ada tantangan, ya kita hadapi dengan gagah, dengan tegar, mungkin ada beberapa saat, tapi kita yakin bahwa kita akan bangkit dengan tingkat yang baik," sambungnya.
Permintaan Prabowo
Sebelumnya Presiden Prabowo Subianto menekankan jajaran menahan diri untuk tidak berkomentar menanggapi kebijakan Amerika Serikat soal pembaharuan tarif, menyusul pengumuman yang disampaikan Presiden AS Donald Trump.
Permintaan tersebut disampaikan kepala negara melalui Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi. Arahan pertama, Prabowo mengingatkan jajaran untuk tetap cermat dalam mengambil keputusan demi menjaga situasi dalam negeri tetap kondusif.
"Sebagai bagian dari komunitas internasional, Indonesia, meski tidak langsung, pasti terkena dampak dari situasi tersebut. Kewajiban kita sebagai pemimpin harus cermat dalam menyikapinya, guna menjaga situasi dalam negeri agar tetap kondusif," kata Prasetyo kepada wartawan, Minggu (6/4/2025).
Prasetyo melanjutkan, arahan berikutnya dari Prabowo adalah menekankan jajaran untuk tidak memberikan komentar atas penerapan tarif baru dari AS.
"Bapak presiden menekankan agar kita semua, menahan diri untuk tidak memberikan komentar ataupun pendapat atas penerapan kebijakan tarif yang dilakukan oleh Amerika Serikat tersebut," kata Prasetyo.
Nantinya komentar dan tanggapan resmi dari pemerintah akan disamlaikam melalui tiga menteri, yakni Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Sugiono, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Diketahui, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump baru saja mengeluarkan kebijakan tarif perdagangan impor barang dari Indonesia ke negara tersebut sebesar 32 persen.
Besaran tarif yang dikenakan untuk Indonesia disebut akibat defisit perdagangan AS ke RI yang mencapai belasan miliar dolar.
Terkait itu, Pakar Hubungan Internasional (HI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Ratih Herningtyas, pun memberikan tanggapannya terkait kebijakan Trump tersebut.
Ratih menyebutkan, tarif impor 32 persen dikhawatirkan akan membuat Indonesia mengalami kontraksi ekonomi.
"Kebijakan tariff Amerika tersebut tentu akan mengakibatkan Indonesia mengalami kontraksi ekonomi. Apalagi Amerika merupakan mitra dagang terbesar kedua Indonesia setelah China," papar Ratih dikutip Minggu (6/4/2025).
Menurut Dosen HI tersebut, penurunan permintaan komoditas dari AS akan menjadi momok setelah penetapan tarif tersebut diperlakukan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Usai Dicopot Prabowo, Benarkah Sri Mulyani Adalah Menteri Keuangan Terlama?
-
Inikah Ucapan yang Bikin Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari Senayan?
-
Suciwati: Penangkapan Delpedro Bagian dari Pengalihan Isu dan Bukti Rezim Takut Kritik
-
Viral Pagar Beton di Cilincing Halangi Nelayan, Pemprov DKI: Itu Izin Pemerintah Pusat
-
Temuan Baru: Brimob Dalam Rantis Sengaja Lindas Affan Kurniawan
-
PAN Tolak PAM Jaya Jadi Perseroda: Khawatir IPO dan Komersialisasi Air Bersih
-
CEK FAKTA: Isu Pemerkosaan Mahasiswi Beralmamater Biru di Kwitang
-
Blusukan Gibran Picu Instruksi Tito, Jhon: Kenapa Malah Warga yang Diminta Jaga Keamanan?
-
DPR Sambut Baik Kementerian Haji dan Umrah, Sebut Lompatan Besar Reformasi Haji
-
CEK FAKTA: Viral Klaim Proyek Mall di Leuwiliang, Benarkah?